Selasa, 26 Agustus 2025

Pemilu 2024

SBY Ungkap Ada Tanda Kecurangan di Pemilu 2024, Pengamat Kaitkan dengan Wacana Dua Paslon PDIP

Pengamat politik Agung Baskoro berbicara soal pernyataan SBY yang menyebutkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur dan adil.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Wahyu Aji
Kolase Tribunnews
Sekjen PDIP dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat SBY. Hasto menjawab kekhawatiran Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang mengaku harus turun gunung karena mencium tanda-tanda Pemilu 2024 akan tidak adil dan tidak jujur. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Agung Baskoro berbicara soal pernyataan Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebutkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 tidak jujur dan adil.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis ini mengatakan ada banyak faktor yang dapat dipetik dari ungkapan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.

Namun salah satunya terkait dengan wacana dua pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024 mendatang yang diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu.

“Pernyataan Pak SBY ini tentu disampaikan dalam banyak variabel pendukung bukan hanya itu. Tapi yang mengemuka di publik pernyataan Hasto (Sekjen PDIP) soal 2 pasang,” kata Agung Baskoro saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (18/9/2022).

Menurutnya, wajar saja adanya dugaan terkait indikasi ketidakjujuran hingga ketidakadilan pada Pemilu 2024. Pasalnya, SBY pernah memimpin Indonesia dua periode.

Hal itulah, lanjut dia, yang membuat SBY dapat membaca dan memahami jalannya Pemilu baik sebelum, saat berlangsung hingga sesudahnya.

Dengan fakto-faktor itu, Agung menilai pernyataan SBY pun bisa saja benar adanya. 

“Pola-pola selangkah lebih maju ini hanya bisa dipraktikan oleh mereka yang pernah berkuasa atau memiliki jejaring solid di kekuasaan hingga sekarang,” ujarnya.

Agung menambahkan, pernyataan ini juga mewanti-wanti semua pihak baik otoritas pemerintahan maupun partai politik lainnya bahwa SBY masih bisa punya pengaruh.

“Pak SBY pengen bilang juga, jangan coba-coba. Saya masih bisa berbuat loh,” ujarnya.

“Apalagi pasca BBM naik, PDIP dapat banyak disinsentif. Jadi dapat momen,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: SBY: Saya Harus Turun Gunung, Ada Tanda-tanda Pemilu 2024 Tidak Jujur dan Adil

Kendati demikian, Agung menilai pernyataan SBY ini bisa saja berbalik kepadanya jika PDIP membalas ungkapan tersebut.

“Dan mungkin pernyataan itu bisa kembali ke dia juga bila dari PDIP ingin melakukan counter opinion. Saat ini PDIP yang berkuasa dan Demokrat oposan,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan ada tanda-tanda pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak jujur dan adil.

Hal itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

SBY mengatakan dirinya terpaksa turun gunung menghadapai pemilu 2024 dikarenakan adanya tanda-tanda pemilu tidak jujur.

"Para kader mengapa saya harus turun gunung menghadapai pemilu 2024 mendatang. Saya mendengar mengetahui bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam sebuah video yang beredar seperti dikutip Tribunnews.com, Jumat (16/9/2022).

Menurut SBY, ada yang menginginkan pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ujarnya.

SBY menuturkan dirinya mendapat informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.

"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" tanya SBY kepada ribuan kader Demokrat.

SBY menyebut mereka yang berencana melakukan upaya demikian dianggap memiliki pikiran batil.

Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah gak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," ungkap SBY.

Lebih lanjut, SBY menjelaskan selama 10 tahun Partai Demokrat berkuasa tak pernah melakukan kebatilan.

Baca juga: Pemilu 2024 Disebut Akan Ada Kecurangan, Sekjen PDIP Ungkit Masa Lalu di Era Pemerintahan SBY

"Ingat, selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," imbuhnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan