Kamis, 4 September 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Tim TGIPF Temukan Bukti Penting Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan

TGIPF Tragedi Kanjuruhan telah mendapatkan berbagai alat bukti penting yang mendukung pengusutan Tragedi Kanjuruhan.

Editor: Johnson Simanjuntak
SURYA/PURWANTO
Sejumlah umat Hindu melakukan ritual doa bersama dan meruwat Stadion Kanjuruhan dalam acara "Pangruwating Bumi Kanjuruhan", di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (7/10/2022). Kegiatan tersebut untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan yang menelan korban jiwa hingga 131 orang. SURYA/PURWANTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah mendapatkan berbagai alat bukti penting yang mendukung pengusutan Tragedi Kanjuruhan.

Misalnya CCTV di dalam stadion yang bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa kerusuhan pada Sabtu (1/10/2022) malam itu.

Video-video yang menggambarkan sejumlah kejadian di berbagai titik juga telah dikumpulkan oleh tim.

“Berbagai alat bukti penting yang kota dapatkan ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kita sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kita ungkap secara menyeluruh dan independen” ungkap Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad yang juga adalah mantan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung, dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022).

"Keterangan tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban," imbuhnya.

Doni Monardo, mantan Ketua BNPB yang menjadi anggota TGIPF Kanjuruhan mengatakan, pihaknya akan menginvestigasi setiap tahapan tragedi Kanjuruhan

Mulai dari perencanaan pertandingan hingga terjadinya kerusuhan dan penanganan para korban.

"Sehingga kita bisa menemukan siapa yang bertanggungjawab di setiap tahapan itu,” kata dia.

Diketahui, polisi telah memperbarui data jumlah korban Tragedi Kanjuruhan dari 125 orang tewas menjadi 131.

Baca juga: Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Penasihat Ahli Kapolri Duga Ada yang Merancang

Mengutip data Kementerian PPPA, 33 di antara para korban yang sejauh ini teridentifikasi merupakan anak-anak usia 4-17 tahun.

Di sisi lain, Aremania mencatat bahwa hingga Selasa (4/10/2022) malam, 4 orang anak belum ditemukan.
 

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan