Sekeluarga Tewas di Jakarta Barat
Petugas Koperasi Rahasiakan saat Keluarga Kalideres Tewas, Bisa Dijerat Pidana?
Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih mendalami dengan memeriksa saksi-saksi dalam kasus tersebut.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Malvyandie Haryadi
Hengki mengaku menyesalkan keputusan yang diambil oleh saksi dengan tidak melaporkan soal jasad di dalam rumah tersebut. Alhasil, kematian satu keluarga itu baru diketahui berbulan-bulan kemudian.
"Ini yang kami sesalkan seharusnya kita semua sebagai masyarakat tidak boleh permisif," ujarnya.
Sang Anak Tak Akui Ibunya Sudah Tewas
Dian, salah satu korban tewas di Kalideres, Jakarta Barat masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Hal tersebut sesuai keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.
Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambl disisir dan rambutnya rontok semua," kata Hengki.
Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.
"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.