Sabtu, 6 September 2025

Polisi Tembak Polisi

Bharada E Dengar Putri Sebut CCTV dan Sarung Tangan Saat Sambo Susun Skenario Pembunuhan Brigadir J

Bharada E menyebut Putri Candrawathi mendengar saat Ferdy Sambo membuat skenario pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

WARTA KOTA/YULIANTO
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sedang berkomunikasi dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (6/12/2022). Sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J itu kembali digelar dengan agenda pemeriksaan 11 saksi yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum. Warta Kota/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E menyebut Putri Candrawathi mendengar saat Ferdy Sambo (FS) membuat skenario pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal ini diungkapkan Bharada E saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat Brigadir J atas terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Setelah mendengar cerita pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi (PC), Bharada E diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Baca juga: Bharada E Kaget Saat Diajak Putri Candrawathi Masuk ke Kamar Lantai 3, Ternyata Banyak Senjata Api

Saat itu Ferdy Sambo, menurut Bharada E nampak kesal atas perlakuan terhadap istrinya itu  sehingga menginginkan Brigadir J tewas.

"Nanti kau yang bunuh Yosua ya karena kalau kau yang bunuh saya yang akan jaga kamu,. Karena kalau saya yang bunuh nggak ada yang jaga kita," kata Bharada E menirukan pernyataan Ferdy Sambo.

Selanjutnya, Bharada E menyebut Ferdy Sambo menceritakan soal skenario yang sudah dibuat ketika Brigadir J sudah tewas tertembak.

"Saya cuma diam. Baru dia (Ferdy Sambo) bilang begini, jadi gini Cad lokasinya di 46 (rumah dinas Komplek Polri). Nanti di 46 itu ibu dilecehkan sama Yosua terus ibu teriak, kamu respon terus Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal'," lanjut Bharada E.

Mendengar cerita Ferdy Sambo, Bharada E mengaku kaget dan tidak bisa berkata apapun saat itu.

Lalu Hakim Ketua, Wahyu Iman Santoso bertanya kepada Bharada E apakah Putri Candrawathi mendengar saat suaminya menceritakan skenario pembunuhan.

"Itu dengan suara berbisik? Menurut saudara Putri dengar (skenario)?" tanya hakim.

"Pasti mendengar," ucap Bharada E.

Saat itu, Bharada E terus menerus menceritakan soal skenario penembakan itu.

Namun saat disela-sela bercerita, Bharada E melihat Putri Candrawathi berbisik kepada Ferdy Sambo perihal CCTV dan sarung tangan.

"Sudah dijelaskan tentang skenario, udah kamu nggak usah takut, karena posisinya kamu bela ibu, kamu bela diri, aman'. Sambil menceritakan skenario, ibu PC ngobrol dengan pak FS saya kurang dengar tapi sepintas soal CCTV, terus ngabahas sarung tangan," ungkap Bharada E.

Putri Candrawathi Marah ke Sambo karena Dilibatkan

Putri Candrawathi mengaku sempat marah kepada suaminya, Ferdy Sambo karena dilibatkan saat Sambo merekayasa kasus pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Hal ini diungkapkan Putri saat menjadi saksi dalam perkara pembunuhan berencana Brigadir Yosua atas terdakwa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022) kemarin.

Awalnya, Putri mengaku baru mengetahui jika Yosua tewas dalam aksi penembakan di rumah dinas di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan sehari setelah kejadian atau pada 9 Juli 2022.

"Kapaan saudara mengetahui Yosua meninggal?" tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso.

"Tanggal 9 juli (2022)," jawab Putri.

Saat itu, Putri menyebut tengah berada di kamar rumahnya bersama Ferdy Sambo. Dia menanyakan perihal kejadian yang terjadi di rumah dinas sehari sebelumnya.

"Waktu itu Pak Ferdy Sambo ada di kamar sama saya ada di kamar, saya menanyakan kemarin ada kejadian apa di 46 (rumah dinas), terus suami saya sampaikan bahwa Richard menembak Yosua hingga meninggal dunia," ucapnya.

Putri mengaku jika Ferdy Sambo menceritakan telah terjadi insiden tembak-menembak antara kedua anak buahnya itu yang disebabkan karena pelecehan seksual yang dialami Putri.

Cerita itu, kata Putri, juga sudah diinformasikan kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

"Suami saya sudah melaporkan ke Pak Kapolri bahwa peristiwa itu terjadi karena tembak menembak antara Yosua dan Richard disebabkan karena Yosua melecehkan saya," ucap Putri.

Mendengar cerita itu, Putri mengaku marah dengan suaminya karena dilibatkan dalam kasus yang menewaskan Yosua.

"Lalu saya kaget dan saya marah kepada Pak Sambo saat itu dan saya menangis, saya sampaikan kepada suami saya kenapa saya diikut-ikut dalam peristiwa tersebut, saya menangis, lalu suami saya pergi keluar dari kamar," ungkap Putri.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan