Rabu, 20 Agustus 2025

Koalisi Partai Politik

PKB Sebut NasDem Berpeluang Bubar Dengan PKS dan Demokrat, Pilih Gabung Koalisi Gerindra-PKB

PKB mengungkap partai NasDem disebut berpeluang bubar dengan koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
dok. DPR RI
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda memberikan tanggapan soal kedatangan elite Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (26/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengungkap partai NasDem disebut berpeluang bubar dengan koalisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat.

Partai besutan Surya Paloh itu berpeluang bergabung koalisi yang dibangunnya PKB bersama partai Gerindra.

Hal itu menyusul elite NasDem melakukan manuver politik dengan menyambangi sekretariat bersama (Sekber) Gerindra-PKB di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).

Awalnya, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda mengatakan peta politik nasional masih bergerak dinamis.

Termasuk, pergerakan politik dari Partai NasDem.

Baca juga: NasDem Bermanuver Sambangi Sekber Gerindra-PKB, Demokrat Pilih Fokus Wujudkan Koalisi Perubahan

"Saya garis bawahi apa yang disampaikan Pak Ali bahwa politik kita dinamis. Kalau yang saya tangkap itu tadi dari Pak Ali. Politik kita dinamis, walaupun kita sedang bareng-bareng sama Demokrat dan PKS. Tadi disampaikan begitu. Saya garis bawahi politik dinamis," kata Syaiful di sekber Partai Gerindra dan PKB di Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (26/1/2023).

Syaiful menjelaskan NasDem sampai saat ini belum membentuk koalisi perubahan bersama PKS dan Demokrat.

Karena itu, bisa saja NasDem bergabung dengan koalisi PKB-Gerindra.

Baca juga: NasDem Berharap Bisa Segera Bentuk Sekber Bersama Demokrat dan PKS

"Kita tahu sampai hari ini NasDem belum membikin koalisi. Kalau belum bangun koalisi, bisa saja dia koalisi dengan partai yang sudah bangun koalisi termasuk PKB-Gerindra," jelas Syaiful.

Karena itu, Syaiful menyatakan potensi koalisi perubahan untuk bubar atau berpisah dinilai sangat besar.

"Politik kita dinamis dan peluang untuk bergabung dan berpisah atau bubar dari konsolidasi yang sekarang ada itu sangat memungkinkan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Petinggi Partai NasDem menyambangi sekretariat bersama Partai Gerindra dan PKB Jalan Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Elite PKB-Gerindra-NasDem Bergandengan Tangan di Sekber Menteng, Sinyal Bakal Koalisi?

Kedatangan mereka disambut langsung oleh petinggi Gerindra-PKB.

Pantauan Tribunnews di lokasi, sejumlah elite partai NasDem diwakili oleh Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali dan Ketua DPP NasDem Willy Aditya.

Mereka turun dari rombongan mobil berwarna hitam.

Kadatangan keduanya pun langsung disambut oleh Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Waketum Gerindra Budisatrio Djiwandono, dan Waketum Gerindra Sugiono. Selain itu, elite PKB yang turut menyambut yakni Wasekjen Syaiful Huda.

Sembari menyapa awak media, Ahmad Ali menyebutkan kadatangannya yang disambut oleh elite PKB-Gerindra seolah barang langka.

"Seperti barang langka aja ini," kata Ali sembari menjabat tangan petinggi Gerindra dan PKB.

Partai Demokrat pun angkat bicara mengenai manuver NasDem.

Kepala Badan Komunikasi Strategis atau Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menilai kedatangan sejumlah petinggi NasDem ke Sekber Gerindra-PKB adalah hal biasa dalam politik.

"Demokrat mengapresiasi upaya setiap parpol membangun komunikasi dan silaturahmi. Berbeda koalisi di Pilpres 2024 bukan berarti menutup komunikasi. Apalagi, Nasdem, Gerindra, dan PKB kan sama-sama masih bagian dari pendukung pemerintah saat ini," kata Herzaky kepada Tribunnews.com, Kamis (26/1/2023).

Sebelumnya Demokrat bersama Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diketahui sedang berusaha membangun koalisi bersama menghadapi Pilpres 2024.

Koalisi tiga partai yang direncanakan diberi nama Koalisi Perubahan itu sudah hampir sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

Namun pembicaraan dalam koalisi itu terkendala ketika membahas calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Anies.

NasDem menyerahkan kepada Anies Baswedan untuk memilih cawapresnya.

Di sisi lain Partai Demokrat mengusulkan Ketua Umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Anies Baswedan.

Sementara PKS malah menawarkan kader mereka, yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher untuk menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan