Kamis, 2 Oktober 2025

Gibran Turun Tangan, Mandor Masjid Sheikh Zayed Langsung Lunasi Utang ke Warung Senilai Rp 145 Juta

Kasus utang mandor Masjid Sheikh Zayed Rp 145 juta ke pemilik warung selesai setelah Gibran turun tangan.

Kolase Tribunnews
Heboh tiga orang mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo menunggak utang makan sebesar Rp145 juta pada seorang pedagang warung bernama Dian. - Kasus utang mandor Masjid Sheikh Zayed Rp 145 juta ke pemilik warung selesai setelah Gibran turun tangan. 

"Langsung cash. Langsung pelunasan bagaimana caranya pelunasan pada saat itu juga mereka datang," ungkapnya.

Warung makan Restu Bunda. Pemilik warung tersebut diutangi sampai ratusan juta oleh mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed
Warung makan Restu Bunda. Pemilik warung tersebut diutangi sampai ratusan juta oleh mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sebagai bukti persoalan itu selesai, ketiga mandor dan Dian menandatangani sebuah surat bermaterai.

"(Tanda tangan) di atas materai, itu sama enaknya, sama plongnya," tandasnya.

Utang Rp 145 Juta

Warung Restu Bunda milik Dian berlokasi tak jauh dari Masjid Sheikh Zayed yang berada di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Saat proses pembangunan masjid masih berlangsung, kata Dian, warung miliknya sering didatangi mandor untuk makan.

Dian mengatakan, utang dengan total Rp 145 juta itu berasal dari pekerja bangunan yang bekerja di bawah tiga mandor.

Ia pun merinci masing-masing utang yang ditinggalkan para mandor tersebut.

Mandor pertama berinisial N berutang senilai Rp 65 juta.

Kemudian mandor G berutang sebesar Rp 50 juta.

Selanjutnya, mandir yang juga berinisial G berutang sebanyak Rp 30 juta.

Baca juga: Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Punya Utang Makan Rp 145 Juta, Ini Tanggapan PT Waskita

Selama proyek pembungunan Masjid Sheikh Zayed berlangsung, Dian melayani makan untuk para pekerja proyek di bawah tiga mandor itu.

Awalnya, kata Dian, ia mengaku ditawari untuk melayani makan pekerja proyek dari enam mandor.

Namun, ia menolak tawaran itu karena tak sanggup.

"Sebenarnya enam (mandor), maaf, kalau saya harus nyukupin (enam) mandor, saya tidak bisa," bebernya.

Ia pun meminta agar tawaran tersebut dibagi dengan warung lainnya.

"Tolong dibagi warung, yang (dari) tiga (mandor) dibagi warung dekat bengkel," terangnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Linda Nur Dewi R, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Adi Surya Samodra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved