Sabtu, 30 Agustus 2025

Hari Raya Waisak

Tri Suci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Hari Raya Waisak bagi Umat Buddha

Tri Suci Waisak, 3 peristiwa penting dalam Hari Raya Waisak bagi umat Buddha. Tri Suci Waisak meliputi kelahiran, penerangan, dan pencapaian Buddha.

AFP/JUNI KRISWANTO
Biksu Buddha memimpin doa untuk merayakan hari Waisak di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah pada 16 Mei 2022. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) - Berikut ini pengertian Tri Suci Waisak yang memuat tiga peristiwa penting di Hari Raya Waisak. 

Ia kemudian mendapat gelar sebagai Buddha.

Kata Penerangan adalah terjemahan bahasa Indonesia dari Pali atau Bodhi (Sansekerta).

Penerangan menandakan kemahatahuan, pengetahuan tanpa batas, pencapaian tingkat kesadaran tertinggi dan kebebasan dari rintangan yang mendistorsi persepsi.

Dalam kotbah pertama dari kumpulan Majjhima Nikāya, Sang Buddha berkata Beliau telah mencapai kondisi kognitif ini dengan membebaskan dirinya dari semua keinginan.

Buddha tidak lagi menginginkan apapun atau terikat pada apapun, sehingga bebas untuk melihat dunia sebagaimana adanya.

Dengan kata lain, kita tidak dapat melihat dunia dengan jelas, jika persepsi kita diselimuti oleh keinginan.

3. Pencapaian Parinibbana

Biksu Buddha mengunjungi Candi Borobudur jelang hari raya Waisak di Magelang, Jawa Tengah, 1 Juni 2023. DEVI RAHMAN/AFP
Biksu Buddha mengunjungi Candi Borobudur jelang hari raya Waisak di Magelang, Jawa Tengah, 1 Juni 2023. DEVI RAHMAN/AFP (DEVI RAHMAN/AFP)

Baca juga: Rayakan Festival Lampion Waisak 2023 di Candi Borobudur, Simak 5 Tips ala Tokopedia Berikut

Siddharta Gautama wafat pada usia 80 tahun di Kusinara pada tahun 543 sebelum Masehi.

Kematiannya ini merupakan pencapaian Parinibbana.

Pengikut Siddharta Gautama melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Buddha.

Parinibbana berkaitan dengan hari-hari terakhir Sang Buddha dan instruksi terakhirnya kepada murid-muridnya.

Dalam Mahāparinibbāna Sutta, disebutkan Buddha bertanya kepada para bhikkhu yang berkumpul, apakah mereka memiliki pertanyaan terakhir tetapi tidak ada jawaban.

Buddha mengatakan, hal ini karena para Bhikkhu tidak memiliki keraguan atau ketidakpastian.

Sang Buddha lalu memberi tahu para bhikkhu, mereka harus 'hidup sebagai pulau' hanya dengan Dharma sebagai perlindungan mereka.

Para bhikkhu tidak memiliki pertanyaan lagi karena mereka telah belajar dari teladannya bagaimana menemukan tempat berlindung di dalam diri mereka sendiri, di mana mereka dapat bebas dari kebutuhan dan keinginan.

Tiga peristiwa penting itu kemudian menjadi poin utama dalam perayaan Hari Raya Waisak.

Hari Raya Waisak secara resmi diakui oleh World Fellowship of Buddhists sebagai perayaan internasional hari kelahiran Buddha pada tahun 1950. 

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Hari Raya Waisak

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan