Rabu, 27 Agustus 2025

Luhut Pandjaitan Vs Haris Azhar

10 Fakta Sidang Haris Azhar-Fatia Vs Luhut Pandjaitan, Diwarnai Kericuhan hingga Tangis

Berikut fakta mengenai sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanty.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Nuryanti
Tribunnews/JEPRIMA
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kesaksian dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Kamis (8/6/2023). Berikut fakta mengenai sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Luhut Binsar Pandjaitan. 

"Dan saya juga meminta lawyer saya, saudara Juniver minta dia (Haris Azhar) untuk meminta maaf," imbuhnya.

Luhut mengatakan, kesempatan yang diberikan tersebut tidak digunakan oleh terdakwa.

6. Luhut Sakit Hati Disebut Lord dan Penjahat 

Dalam kesaksiannya, Luhut mengaku kesal akan tuduhan Haris dan Fatia yang dialamatkan kepadanya dalam video itu. 

"Saya disebut lord dan penjahat, itu menurut saya merupakan kata-kata yang sangat menyakitkan," kata Luhut, dikutip dari YouTube KompasTV. 

"Saya jengkel sekali karena saya dituduh sebagai punya bisnis di Papua yang saya tidak pernah melakukan itu," ucapnya.

Luhut juga mengatakan, tuduhan penjahat yang disampaikan terdakwa Haris Azhar dan Fatia membuat dirinya merugi secara moral.

Luhut menyebut tuduhan itu khawatir akan berpengaruh ke anak cucunya.

7. Dicecar Pengacara Haris-Fatia

Luhut Binsar Panjaitan, beberapa kali dicecar oleh tim kuasa hukum terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti

Satu diantaranya, Luhut dicecar soal dicecar soal video yang menjadi perkara dalam kasus dugaaan pencemaran nama baik yang dilaporkannya. 

Saat sesi pertanyaan oleh Penasihat Hukum, pengacara Haris-Fatia, Muhammad Isnur lantas menanyakan kapan diksi 'penjahat' muncul dalam video. 

"Saksi tadi menyebut bahwa saudara saksi disebut sebagai penjahat, benar?" tanya Isnur pada Luhut. 

Luhut kemudian menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepala saja. 

"Pada bagian menit berapa saksi disebut penjahat?" lanjutnya.

"Ya saya tidak ingat lah itu," jawab Luhut dengan senyum santai. 

"Apakah benar ada kalimat tuduhan itu? siapa yang menyebutkan," cecar Isnur. 

Luhut 78789
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi saksi dalam persidangan Haris-Fatia di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (8/6/2023).

"Ya saya nanti harus mengingat, nanti saya coba lagi lihat semuannya," jawab Luhut. 

Merasa tak puas dengan jawaban Luhut, Kuasa Hukum Hari-Fatia itu kembali menyecar Luhut. 

"Apakah ada kalimat langsung dari terdakwa yang menyebut saudara sebagai penjahat?” tanya Isnur lagi.

"Nanti kita lihat ramai-ramai,” ucap Luhut.

"Saksi ingat itu?," timpal Isnur.

"Nanti kita lihat ramai-ramai," tegas Luhut. 

8. Momen Luhut Bersalaman dengan Haris-Fatia

Majelis Hakim sempat meminta Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti untuk bersalaman dengan Luhut di akhir sidang.

"Kalau saudara merasa mungkin khilaf, bagaimana? Saudara mau menyalami Pak Luhut?" tanya Hakim Ketua, Cokorda Gede Arthana kepada Haris Azhar. 

Haris Azhar pun mengungkapkan bahwa dirinya akan bersalaman dengan Luhut, tetapi di luar persidangan. 

Namun Hakim meminta agar salaman itu dilakukan di persidangan. 

Mendengar permintaan tersebut, Haris Azhar pun bergegas bangkit dari kursinya menuju kursi Luhut, diikuti oleh Fatia. 

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur sempat meminta Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti untuk bersalaman dengan Menk Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (8/6/2023).
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur sempat meminta Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti untuk bersalaman dengan Menk Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (8/6/2023). (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Saat bersalaman, Haris Azhar tampak mengucapkan sesuatu kepada Luhut. Luhut pun terlihat membalas ucapan Haris Azhar

Setelah bersalaman dengan Luhut, Haris dan Fatia lanjut berjabat tangan dengan Majelis Hakim. 

Saat ditemui awak media usai persidangan, Luhut mengungkapkan percakapannya dengan Haris Azhar ketika bersalaman. 

"Dia tadi minta maaf ke saya. Saya juga minta maaf. Dia bilang saya salah. Tapi saya sampaikan: kamu keterlaluan, menyampaikan tidak pada data," ujar Luhut usai persidangan.

9. Iringan Mobil Luhut Sempat Diadang Pendukung Haris-Fatia 

Luhut pun meninggalkan area pengadilan usai dirinya selesai memberikan pernyataannya kepada awak media.

Mobil Lexus berwarna hitam milik Luhut dan iring-iringan mobil eks Kepala Staf Kepresidenan itu sempat diadang ratusan pendukung Haris dan Fatia.

Mobil yang ditumpangi Luhut pun sempat terhenti sejenak di depan pos security Pengadilan Negeri Jakarta Timur lantaran massa memenuhi area tersebut.

Puluhan aparat gabungan dari unsur TNI-Polri pun bergerak menghalau ratusan orang yang berada di depan gerbang untuk membuka jalan agar iring-iringan bisa melintas.

Setelah aparat gabungan menghalau ratusan orang itu, akhirnya iring-iringan mobil Luhut yang berjumlah tiga mobil itu pun dapat melintas dan menjauh dari kepungan massa aksi.

10. Haris Azhar Menangis di Depan Luhut

Terdakwa Direktur Lokataru Haris Azhar saat akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Kamis (8/6/2023). Sidang tersebut beragendakan pemeriksaan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai saksi atas kasus dugaan pencemaran nama baik dirinya dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Tribunnews/Jeprima
Terdakwa Direktur Lokataru Haris Azhar saat akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Kamis (8/6/2023). Sidang tersebut beragendakan pemeriksaan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai saksi atas kasus dugaan pencemaran nama baik dirinya dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Ada momen Haris Azhar menangis di ruang sidang.

Tangis itu pecah saat Haris menceritakan kondisi masyarakat Papua yang memiliki kesulitan akses dalam persidangan yang menghadirkan saksi Luhut Binsar Pandjaitan..

Selain itu, hubungan dekatnya dengan Luhut Binsar Pandjaitan juga membuatnya menangis.

"Saya tahu bahwa hubungan saya sama bapak secara perkawanan, secara komunikatif rusak, tapi saya ambil risiko ini."

"Saya bukan cari musuh sama bapak. Ini saya sedih lihat orang Papua," ujarnya sembari menangis dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakata Timur, Kamis (8/6/2023).

Perasaan sedih itu timbul karena Haris melihat masyarakat Papua, khususnya di Intan Jaya tak terurus.

"Tidak ada yang mengurusi pengungsi-pengungsi itu dan ada Freeport di sana, ada tentara," katanya.

Karena itu, Haris mengngkapkan enggan meminta maaf atas apa yang diperbuatnya.

Bahkan dia mengaku siap dihukum jika memang terbukti bersalah.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Ashri Fadilla/Fahmi Ramadhan/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan