Isi Pertemuan Tertutup Jokowi dan Surya Paloh, NasDem Sebut Tak Bahas soal Reshuffle Kabinet
NasDem tegaskan tak ada pembahasan soal reshuffle kabinet dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Surya Paloh.
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Partai NasDem buka suara soal pertemuan sang Ketua Umum (Ketum) Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui Surya Paloh dan Presiden Jokowi bertemu di Istana Negara, Jakarta Pusat,kemarin Senin (17/7/2023).
Disebutkan pertemuan tersebut berlangsung sekira 1 jam.
Pertemuan politis itu tepatnya terjadi setelah Jokowi melantik sejumlah menteri dan wakil menteri pada pagi harinya.
Pelaksana tugas Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, membeberkan soal isi pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi.
Di dalamnya tidak ada kaitan soal reshuffle kabinet.
Baca juga: Wasekjen PKB Jawab Kritikan Surya Paloh soal Revolusi Mental yang Belum Terwujud
Hermawi Taslim menegaskan bahwa soal reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
Hemawi juga menyebut pertemuan itu garis besarnya terkait silaturahmi politik.
"Ya pertemuan silaturahmi seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya."
"Mereka bicara tentang situasi kekinian tapi tidak ngomong soal reshuffle karena itu kan hak prerogatif presiden," katanya dikutip daru tayangan YouTube Kompas TV.
Surya Paloh dan Jokowi disebutkan membahas soal situasi politik terkini.
Hermawi Taslim mengatakan pertemuan itu bukanlah pertemuan mendadak namun sudah diagendakan beberapa waktu yang lalu.
"Sudah sejak beberapa waktu lalu hanya pas harinya sekarang," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pertemuan Surya Paloh dan Jokowi di Istana Digelar Tertutup
Sebelumnya, Surya Paloh memberikan kritik kepada Presiden Jokowi soal gagasan revolusi mental.
Pernyataan itu disampaikan Surya Paloh saat memberikan orasi politiknya di hadapan ribuan kader NasDem dalam acara Apel Siaga Perubahan, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta.
Dikatakannya gagasan revolusi mental yang digaungkan Presiden Jokowi belum berjalan secara optimal.
Di sisi lain dirinya menyebut gerakan perubahan yang terus digaungkan koalisi politiknya sebetulnya sejalan dengan gerakan yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Sehingga hal itu menjadi alasan Surya Paloh mendukung Presiden Jokowi kala itu.
"Nah ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara bahwasanya pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita," kata Surya Paloh, Minggu (16/7/2023).
Hanya saja, Paloh menilai bahwa hingga kini tujuan yang ditargetkan itu belum seutuhnya terlaksana.
"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani kita nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kita miliki," tukas Paloh.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/Igman Ibrahim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.