Senin, 11 Agustus 2025

Gerindra Copot Jabatan Ketua DPC Semarang yang Diduga Pukul Kader PDIP, Kasus Diserahkan ke Polisi

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso, dicopot dari jabatannya, buntut lakukan pemukulan terhadap kader PDI-Perjuangan

Tribunnews.com
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso, dicopot dari jabatannya, buntut pemukulan terhadap kader PDI-Perjuangan, 

"Perintah Pak Sekjen pagi ini, kami diminta meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang tidak terjadi pertikaian yang keras antara partai kami dan Gerindra."

"Pak Sekjen juga telah menyampaikan untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum," ujar Hendrar.

Adapun duduk perkara pemukulan ini, kata Hendrar diduga lantaran kadernya memasang bendera PDIP di sekitar rumah Ketua DPC Gerindra Semarang.

"Alasannya karena kader kami memasang bendera di sekitar perkampungan yang di situ tinggal Ketua Gerindra namanya Mas JS," jelas Hendrar.

Pertikaian yang berujung pemukulan ini ternyata direkam dan tersebar ke publik.

Dalam video tersebut, Joko Santoso terlihat sedang menunjukkan gestur marah kepada seorang warga. 

Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya dan sekarang masih dirawat di UGD Panti Wiloso, Citarum, Kota Semarang.

Baca juga: Majelis Kehormatan Gelar Sidang Etik, Ketua DPC Gerindra Semarang Hadir Secara Daring

Pengakuan Joko Santoso

Mengutip TribunJateng.com, dijelaskan Joko Santoso, kemarahannya terhadap Suparjiyanto dipicu masalah bendera.

Awalnya, ia tak mempermasalahkan pemasangan bendera PDI Perjuangan di wilayah kampungnya RW IV Bandarharjo, Kota Semarang

Bahkan sejak lima bulan yang lalu sudah dilakukan pemasangan bendera itu.

Namun baru-baru ini, kata Joko, pemasangan bendera dilakukan kembali oleh tim dari Suparjiyanto di RT tempat rumah Joko Santoso berada.

Bukan lagi di pasang di wilayah RW melainkan di tingkat RT.

Itulah yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang terpasang di semua lingkungan RW. 

Menurut Joko Santoso, hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan