Rabu, 20 Agustus 2025

Rakernas PDI Perjuangan

Kala Megawati Sebut Dirinya dan Jokowi Sama-sama Petugas Partai, Sudah Diatur dalam AD/ART PDIP

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku dilabeli sombong setelah menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai petugas partai.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Suci BangunDS
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Megawati mengaku dicap sombong setelah sebut Jokowi sebagai petugas partai. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, menjawab polemik soal narasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai petugas partai.

Tak hanya Jokowi, Megawati turut melabeli diri sebagai petugas partai dalam acara penutupan Rakernas IV PDIP, di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/10/2023).

Menurut Megawati, sebutan petugas partai telah diatur dala Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PDIP.

"Saya itu sampai bingung, saya bilang Pak Jokowi petugas partai, kader, saya diomongkan terlalu sombong," ucap Megawati, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (2/10/2023).

"Itu adalah AD/ART di Partai kita, saya pun petugas partai loh."

Baca juga: Usai Rakernas IV PDIP, Megawati ke Kuala Lumpur untuk Terima Gelar HC Ke-10 di Malaysia

Megawati menerangkan, sebutan tersebut ditujukan untuk kader partai yang diberi tanggungjawab oleh PDIP.

Karena itu, sebagai ketum PDIP, Megawati turut melabeli dirinya sebagai petugas partai.

"Ditugasi oleh kongres partai untuk menjadi, dipilih oleh kalian untuk bertanggungjawab sebagai ketua umum," ujar Megawati.

"Saya pun kader, enggak mungkin orang lain tiba-tiba menjadi ketua umum, karena terus siapa yang mau milih kalau orang luar yang dipilih? Itu melanggar AD/ART."

Lebih lanjut, Megawati pun menjelaskan peran partai di balik terpilihnya Jokowi sebagai presiden.

Ia mengatakan, seorang presiden tidak akan terpilih jika tak didukung partai politik. 

Baca juga: Megawati Ungkap Perasaannya ketika Isu Ganjar Cawapres Prabowo Mencuat, Yakin Ganjar Presiden 2024

"Kok kita enggak diberi kesempatan untuk menerangkan hal ini, jadi sering kontradiktif," ucap Megawati.

"Ada yang mengatakan presiden dipilih rakyat, iya betul tapi kalau enggak ada organisasi politik yang memberikan nama, mekanismenya memang begitu untuk dipilih."

"Sekarang calon (presiden) ada tiga, itu kan diberi nama partai lain-lain. Jadi harus ditata pikiran kita bahwa itu bukan sebuah hal yang benar," tandasnya.

Respons Megawati soal Isu Prabowo-Ganjar

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023). (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

Baca juga: Menakar Peluang Jokowi Jadi Ketua Umum PDIP Gantikan Megawati Soekarnoputri

Dalam kesempatan itu, Megawati juga buka suara soal isu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo akan bersatu di Pilpres 2024. 

Megawati mengatakan, dirinya sebagai Ketua Umum PDIP bahkan sama sekali tidak pernah memberikan pernyataan soal Ganjar cawapres Prabowo.

Megawati kemudian mengibaratkan sebuah hubungan antara perempuan dan laki-laki yang sama-sama sudah memiliki pacar, namun dijodohkan.

"Kamu mau enggak kalau ada cewek cakep, ada laki ganteng, tapi enggak sama-sama tune ini, terus mau digatuk-gatukan gitu. Padahal yang perempuan dah punya pacar, yang laki dah punya pacar, hayo mau apa enggak?" ucap Megawati.

Megawati menjelaskan dirinya telah diberikan amanat melalui kongres dan memiliki hak prerogatif untuk menentukan cawapres Ganjar.

"Saya diberi mandat kongres partai sebagai petugas ketua umum untuk mendapatkan hak prerogatif, jadi ngapain saya ngomong sama orang. Itu kan berarti enggak punya hak prerogatif lagi," tuturnya.

Megawati juga mengatakan kepada kader PDIP, bahwa dirinya akan memilih cawapres yang benar untuk pendamping Ganjar.

"Kenapa diberikan kepada saya karena orang yang memberikan hak prerogatif itu sangat tahu bahwa ibu pasti akan memilih yang benar," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Dewi Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan