Kamis, 21 Agustus 2025

Munarman Bebas dari Lapas

Sosok Munarman, Eks Jubir FPI yang Bebas dari Penjara dalam Kasus Terorisme

Berikut ini profil Munarman, eks jubir FPI yang bebas dari penjaga terkait kasus terorisme

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Daryono
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Eks Juru Bicara (Jubir) Front Pembela Islam (FPI) Munarman resmi menghirup udara bebas, pada Senin (30/10/2023) - Berikut ini profil Munarman, eks jubir FPI yang bebas dari penjaga terkait kasus terorisme. 

TRIBUNNEWS.COM - Munarman resmi bebas dari penjara pada Senin, (30/10/2023).

Munarman merupakan mantan juru bicara (jubir) Front Pembela Islam (FPI), organisasi yang dibubarkan dan dilarang pemerintah. 

Diketahui, Munarman resmi menghirup udara bebas setelah mendekam di Lapas Kelas IIA Salemba usai menjalani hukuman 3 tahun penjara terkait kasus terorisme.

Lantas, siapa sosok Munarman?

Baca juga: Rekam Jejak Kasus Munarman yang Dinyatakan Bebas Hari Ini

Profil Munarman

Munarman lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 16 September 1968.

Anak ke-6 dari 11 bersaudara, Munarman merupakan seorang anak laki-laki dari pasangan H. Hamid dan Ny. Nurjanah.

Diketahui, Munarman telah menikah dengan Ana Noviana pada tahun 1996 dan menetap di kampung halamannya, Palembang.

Dari pernikahannya itu dikaruniai 3 anak.

Munarman dan sang istri hidup terpisah, namun tetap melakukan pertemuan teratur pada akhir pekan hingga kepindahannya ke Jakarta tahun 2000.

Dikutip dari Surya.co.id, anak ketiga dari Munarman ini lahir pada September 2008 yang mana saat itu dirinya mendekam di penjara.

Namun, Munarman diberi waktu selama 6 jam untuk menjenguk setelah kelahiran anak ketiganya itu.

Setelah keluar dari penjaga, sang istri pun ikut hidup di Jakarta bersama Munarman dan anak-anaknya saat masa sekolah TK.

Di sisi lain, orang tua Munarman pun hanya mengandalkan siaran televisi untuk mengetahui informasinya.

Karir Munarman

Karir Munarman diawali pada tahun 1995, saat itu dirinya bergabung ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Palembang sebagai sukarelawan.

Baca juga: Bebas dari Penjara, Munarman: Kezaliman yang Saya Alami Tak Ada Apa-apanya Dibandingkan Palestina

Berselang dua tahun, dirinya naik jabatan menjadi Kepala Operasional organisasi pada 1997.

Hanya bertahan hingga tahun 1999, Munarman beralih menjadi Koordinator Kontras Aceh hingga tahun 2000, hingga akhirnya ia menduduki posisi Koordinator Badan Pekerja Kontras yang berlokasi di Jakarta.

Diketahui, nama Munarman makin melejit di kala itu hingga dirinya dipilih sebagai Ketua YLBHI yang sempat mengalami kekosongan hingga 9 bulan.

Saat dilantik jadi Ketua YLBHI tahun 2002, Munarman berjanji akan menyatukan anggotanya.

Munarman pun juga hampir dicopot dari posisinya karena melakukan kritik paling vokal disuarakan ketua Wakil Ketua YLBHI, Munir mengundurkan diri.

Dirinya juga akan melawan apabila dipecat dari YLBHI dan berjanji tidak akan mundur.

Alasan pemecatannya adalah karena pemikiran dan sikapnya yang radikal, ia menolak Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sistem demokrasi Indonesia, dengan keterlibatannya sebagai tokoh Hizbut Tahir Indonesia (HTI).

Adapun atas pernyataannya diatas spanduk yang dipampang dengan wajahnya di Cilandak Jakarta Selatan yang berbunyi: "Munarman: Sistem Khilafah Menjadi Jawaban Atas Seluruh Problematika Saat Ini Muncul. Saatnya Khilafah Memimpin Dunia."

(Tribunnews.com/Pondra) (Surya.co.id/Putra Dewangga)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan