Rabu, 24 September 2025

Pesawat TNI AU Jatuh di Gunung Bromo

3 Jasad Kru Pesawat TNI AU Jatuh di Lereng Gunung Bromo Ditemukan, 1 Orang Masih Dalam Pencarian

Ketiga korban yang telah ditemukan tersebut yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Pnb Subhan.

Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB. 

- Mayor Pnb Yuda A. Seta merupakan Karuops Lanud Abdulrachman Saleh.

Seperti diketahui, dua pesawat yang jatuh itu berasal dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.

Awalnya ada sebanyak 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh yang terbang pada pukul 10.50 WIB dengan nama Chevron Flight.

Namun, 38 menit berlalu, dua pesawat Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak pukul 11.18 WIB.

Padahal dua Super Tucano lainnya sudah kembali mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh sekitar pukul 11.31 WIB.

Kedua pesawat tersebut lalu terkonfirmasi jatuh.

Tim SAR dengan segera melakukan evakuasi para korban.

Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB.
Pesawat TNI AU mengalami kecelakaan di Pasuruan, Jawa Timur hari ini, Kamis (16/11/2023) sekitar pukul 11.20 WIB. (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Baca juga: Kronologi Pesawat TNI AU Hilang Kontak hingga Ditemukan Jatuh di Pasuruan

Faktor Cuaca Buruk

Agung mengatakan cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat tersebut.

Pasalnya, keempat pesawat itu saling melepas diri dari formasi karena cuaca kurang baik.

"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik."

"Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi). Di mana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," beber Agung dikutip dari SuryaMalang.com.

Adapun cuaca buruk yang dimaksud, yakni kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.

"Jadi, awan yang menyelimuti lereng gunung. Membuat awak pesawat tidak bisa melihat dengan jelas," lanjut Agung.

Kendati demikian, kata Agung, penyebab kecelakaan tersebut masih akan diselidiki lebih lanjut.

TNI AU saat ini mencari Flight Data Recorder (FDR) kedua pesawat.

"Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," jelas Agung.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJatim.com/Kukuh Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan