Rabu, 27 Agustus 2025

FKUI Teliti Kadar Timbal Darah pada Anak di Jawa, Hasilnya Mencemaskan

Timbal adalah logam berat yang kerap digunakan sebagai bahan pembuatan baterai, produk-produk logam seperti amunisi, dan sebagainya. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
SURYA/PURWANTO
Pengunjuk rasa melakukan aksi damai Global Climate Strike (GCS) 2023 di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Sabtu (16/9/2023). Mereka menuntut pemerintah untuk segera menegakkan keadilan iklim. Dalam aksi tersebut masa aksi mengangkat cerita dari masyarakat Lakardowo yang sejak tahun 2010 berjuang dalam menghadapi limbah B3 akibat aktivitas PT. PRIA. Dampak dari aktivitas perusahaan tersebut telah mengakibatkan sungai dan setidaknya delapan sumur sumber air bersih terpapar logam berat,seperti timbal krom, valensi enam dan arsenik. SURYA/PURWANTO 

“Kadar timbal darah pada anak yang didapatkan pada penelitian ini merupakan suatu keadaan yang mendesak untuk ditangani," tegas Muchtaruddin pada keterangan yang diterima Tribunnews, Rabu (10/1/2024). 

Keterlambatan dalam penanganan akan mempengaruhi kualitas generasi mendatang.

KTD dapat mengakibatkan keterlambatan tumbuh kembang anak.

Serta melonjaknya penyakit jantung dan pembuluh darah serta penyakit kronis lainnya. 

"Penguatan kapasitas sektor kesehatan untuk mengenal dan mencegah pajanan timbel lingkungan serta dampak kesehatannya harus menjadi prioritas," tambahnya.

Bahaya Paparan Timbal

Pencemaran timbal pada lingkungan dapat menyebabkan pajanan timbel pada tubuh manusia melalui sistem pernafasan, pencernaan, dan kulit. 

Penumpukan dari pajanan timbel yang terus menerus dapat meningkatkan Kadar Timbel Darah (KTD) yang menyebabkan keracunan dan gangguan kesehatan. 

Khususnya pada anak-anak. Hal ini diungkapkan oleh  Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia, Budi Susilorini.

“Timbel sangat berbahaya, khususnya bagi anak-anak, dan kita dapat terpajan dari lingkungan rumah kita," jelasnya. 

Keracunan timbal dapat berupa penurunan kecerdasan dan kurang darah (anemia).

Bahkan pada pajanan jangka panjang, dapat menimbulkan dampak buruk pada jantung, pembuluh darah, ginjal, dan sistem hormonal tubuh (endokrin).  

Timbal  masuk dalam kategori logam berbahaya dan beracun. 

World Health Organization (WHO) ungkap timbel dan merkuri adalah dua neurotoksin paling berbahaya.

Paparannya dapat mengakibatkan cacat lahir, kerusakan otak, kardiovaskular, penyakit ginjal, dan masih banyak lagi. 

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan