Sabtu, 6 September 2025

Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

PBNU Minta Maaf usai 5 Nahdliyin Temui Presiden Israel: Mereka Dikonsolidasi, Ada yang Mendekati

Klarifikasi PBNU soal 5 Nahdliyin temui Presiden Israel: Dikonsolidasi, awalnya tak ada agenda pertemuan.

|
Penulis: Jayanti TriUtami
Ist
Lima cendekiawan NU bertemu Presiden Israel. Hal ini memantik kontroversi mengingat apa yang dilakukan Israel kepada warga Gaza Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf buka suara soal kontroversi lima tokoh Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.

Pria yang biasa disapa Gus Yahya itu mengakui kesalahan lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel tanpa izin PBNU.

Gus Yahya mengatakan pihaknya telah meminta keterangan lima tokoh NU tersebut.

Ia menjelaskan, lima tokoh NU tersebut bertemu dengan Presiden Israel seusai dikonsolidasi dan diajak oleh pihak tertentu.

"Menurut keterangan yang kami himpun, mereka memang dikonsolidasi. Jadi ada yang mendekati mereka satu per satu untuk diajak berangkat," ucap Gus Yahya, dikutip dari tayangan TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Selasa (16/7/2024).

"Mereka di sana programnya sekedar pertemuan-pertemuan, interview dengan berbagai pihak. Katanya tanpa agenda pertemuan dengan Presiden Israel sebelumnya, itu mendadak diadakan di sana."

Ia menduga, lima tokoh Nahdliyin itu tidak memahami betul tentang aksi genosida yang dilakukan Israel di tanah Palestina.

Gus Yahya menegaskan, sampai saat ini PBNU masih tetap berpegang teguh untuk sepenuhnya mendukung rakyat Palestina.

"Saya kira ini masalah ketidaktahuan teman-teman tentang konstilasi, peta, dsb, mungkin karena belum cukup umur. Sehingga hasilnya tidak sesuai yang diharapkan," jelasnya.

Ia tak memungkiri, ada banyak pihak yang terus mencoba meyeret PBNU dalam agenda politik internasional.

Karena itu, Gus Yahya mengimbau semua kader dan warga NU untuk lebih berhati-hati.

Baca juga: PBNU Tegaskan Pertemuan Gus Yahya-Netanyahu Beda Konteks dengan Pertemuan 5 Nahdliyin-Isaac Herzog

"Ini sebetulnya akibat dari tidak sensitifnya pihak-pihak yang mencoba melakukan approach. Ini akan banyak sekali yang berupaya menyeret NU ke berbagai agenda politik internasional," ujarnya.

"Ini sudah kami perhitungkan sejak awal makanya kita menyusun satu set aturan yang bisa mencegah ini."

"Maka kepada kader dan semua warga kami imbau untuk berhati-hati," sambung Gus Yahya.

Pihaknya juga memastikan akan menjatuhkan sanksi terhadap lima tokoh Nahdliyin tersebut.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya turut menyampaikan permohonan maaf atas ulah lima Nahdliyin yang mengundang banyak kecaman.

"Soal sanksi kami serahkan, jelas dari PWNU DKI akan melakukan proses dan akan diberi sanksi, aturan kita sudah jelas dan cukup rinci."

"Sebagai Ketua Umum PBNU saya memohon maaf atas kesalahan yang dibuat teman-teman NU ini, saya juga memohonkan maaf untuk mereka," tandasnya.

Respons MUI

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) turut menyesalkan pertemuan lima tokoh NU dengan Isaac Herzog.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menilai pertemuan itu tidak layak dilakukan di tengah genosida yang masih terjadi di Palestina.

"Sangat memprihatinkan saat puluhan ribu warga Palestina dibunuh secara bengis dan menjijikkan oleh Israel, lima aktivis ini bertemu Presiden Israel. Semua warga bangsa Indonesia memang berhak dan bahkan wajib membela Palestina," ucap Sudarnoto, Senin (15/7/2024).

Baca juga: PBNU Bakal Panggil 5 Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel Isaac Herzog Hari Ini

Menurutnya, para aktivis muda NU itu telah melanggar konstitusi dengan bertemu Presiden Israel.

Padahal, kata dia, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pun telah tegas menyatakan dukungan untuk Palestina.

Retno Marsudi disebutnya juga tak pernah menemui Presiden Israel di tengah genosida yang masih terus berlangsung.

"Jangan abaikan konstitusi. Mereka melanggar konstitusi. Menteri luar negeri RI saja tidak pernah melakukan seperti itu," tutur Sudarnoto.

"Apa mereka tidak paham bahwa Indonesia tidak punya Hubungan diplomatik dengan Israel? Apa mereka enggak paham bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah membuka Hubungan diplomatik dengan Israel sepanjang mereka masih menjajah? Apa mereka juga tidak mengerti konstitusi RI," tambah Sudarnoto.

Ia lantas mempertanyakan tujuan para aktivis muda NU berkunjung ke Israel.

Sudarnoto mendesak lima aktivis NU untuk meminta maaf secara terbuka.

"Kalau mereka mengerti dan pergi ke Israel, arti mereka sengaja melanggar dan menantang konstitusi. Mereka tidak punya kepekaan sama sekali dan harus minta maaf secara terbuka," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Fahdi Fahlevi/Reza Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan