Jumat, 8 Agustus 2025

Aksi di Kementerian Dikti Saintek

Kisruh dengan Pegawai Kemendiktisaintek, DPR Panggil Mendikti Satryo Besok

Besok Rabu (22/1/2025) Menteri Satryo dipanggi DPR untuk membahas polemik antara dirinya dengan pegawai di Kemendikti Saintek.

Tribunnews.com/Fersianus Waku
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2025). Besok Rabu (22/1/2025) Menteri Satryo dipanggi DPR untuk membahas polemik antara dirinya dengan pegawai di Kemendikti Saintek. (Fersianus Waku) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengatakan pihaknya akan memanggil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro pada Rabu (22/1/2025) besok.

Satryo dipanggil untuk membahas polemik antara dirinya dengan pegawai di Kemendikti Saintek.

"Insya Allah besok, hari Rabu, kami akan Raker (rapat kerja) dengan Pak Mendikti beserta seluruh jajaran," kata Lalu di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Lalu menyebut, dalam Raker tersebut, pihaknya akan meminta penjelasan Satryo mengenai kisruh di kementeriannya.

"Nah di forum itulah kemungkinan kita akan tabayun. Sebenarnya apa ini yang terjadi di Kemendikti, sehingga menimbulkan sorotan publik kemarin itu. Sungguh mengagetkan kita semua itu," ujarnya.

Lalu juga mengingatkan pentingnya para pemimpin di Kemendikti Saintek untuk meneladani prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Dia menekankan perlunya menjalankan filosofi Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani dalam kepemimpinan dan pelaksanaan tugas.

"Kalau tiga prinsip ini dijalankan, saya rasa persoalan di Kemdikti seperti kemarin tidak akan terjadi," ungkap Lalu.

Baca juga: Damai dengan Menteri Satryo, Neni Herlina Tetap Jadi Pegawai Kemendikti Saintek

Sebelumnya, sejumlah pegawai Kemendikti Saintek menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025). 

Mereka memprotes dugaan pemecatan sepihak yang dilakukan Satryo terhadap salah seorang pegawai bernama Neni Herlina, yang menjabat sebagai Pranata Humas Ahli Muda dan Penjabat Rumah Tangga.

Dalam aksi itu, para pegawai mengenakan pakaian serba hitam dan membawa spanduk bertuliskan, "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri."

Satryo dituding bersikap arogan dengan memberhentikan Neni secara mendadak. Namun, dalam keterangannya, Satryo membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada pemberhentian pegawai.

"Tidak ada yang diberhentikan sama sekali. Jadi yang ada adalah mereka yang saya pindah tempat, mutasi atau rotasi. Tidak ada yang diberhentikan sama sekali," kata Satryo, saat memberikan klarifikasi mengenai polemik di Kemendikti, dikutip dari tayangan Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

Sejumlah guru honorer dan tenaga pendidik (tendik) honorer melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). Guru dan tendik honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka menuntut pemerintah agar serius mengatasi masalah yang dihadapi guru dan tendik honorer, karena pada 2024 baru 1.529 guru honorer yang diangkat PPPK dari total 4.000 guru honorer tingkat SMA, SMK dan SLB negeri. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah guru honorer dan tenaga pendidik (tendik) honorer melakukan aksi unjuk rasa di halaman Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/1/2025). Guru dan tendik honorer dari berbagai daerah di Jawa Barat yang sudah mengabdi puluhan tahun tersebut meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka menuntut pemerintah agar serius mengatasi masalah yang dihadapi guru dan tendik honorer, karena pada 2024 baru 1.529 guru honorer yang diangkat PPPK dari total 4.000 guru honorer tingkat SMA, SMK dan SLB negeri. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan