Jumat, 15 Agustus 2025

Korupsi di PT Timah

Kasus Korupsi Timah, Terdakwa Hendry Lie Bantah Punya Afiliasi dengan Perusahaan Boneka

Hendry Lie membantah perusahaannya PT Tinindo Internusa memiliki afiliasi dengan sejumlah perusahaan boneka dalam kerja sama dengan PT Timah.

Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Fahmi Ramadhan
SIDANG KASUS TIMAH - Terdakwa Kasus Timah Hendry Lie melalui penasihat hukumnya menyampaikan eksepsi atau nota keberatan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (3/2/2025. Dalam eksepsinya, penasihat hukum Hendry mengklaim bahwa kliennya tidak punya afiliasi dengan perusahaan boneka dalam kerja sama dengan PT Timah Tbk. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bos maskapai penerbangan Hendry Lie membantah perusahaannya PT Tinindo Internusa (Tin) memiliki afiliasi dengan sejumlah perusahaan boneka dalam menjalankan kerja sama dengan PT Timah Tbk.

Adapun hal itu diungkapkan tim penasihat hukum Hendry Lie dalam pembacaan nota keberatan atau eksepsi atas dakwaan yang dilayangkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (3/2/2025).

Dalam eksepsinya, tim penasihat hukum Hendry lie membantah bahwa kliennya itu memiliki afiliasi dan menggunakan perusahaan bonek untuk mengambil bijih timah dari Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Timah Tbk.

Adapun perusahaan boneka yang dimaksud yakni CV Semar Jaya Abadi, CV Sekawan Makmur Sejati dan CV Bukit Persada.

"Faktanya terdakwa tidak pernah mengetahui keberadaan CV CV tersebut. Terdakwa juga tidak pernah membeli bijih timah yang dikumpulkan dari CV CV tersebut," ucap penasihat hukum di ruang sidang.

Selain itu penasihat hukum juga berdalih, bahwa tidak ada aliran uang dari para perusahaan boneka kepada PT TIN.

Hal itu lantaran menurut penasihat hukum, bahwa Hendry Lie tidak pernah terlibat dalam proses penambangan adapun pengumpulan bijih timah dari para penambahan ilegal tersebut.

Baca juga: Kejagung Bantarkan Penahanan Tersangka Kasus Korupsi Timah Fandy Lingga, Alami Sakit Stadium 4

"Terdakwa juga sama sekali tidak terlibat dalam pembentukan perusahaan boneka yang terafiliasi dengan PT Tinindo Internusa. Terdakwa juga tidak pernah menerbitkan atau menandatangani dokumen apapun terkait CV CV tersebut," jelasnya.

Atas dasar itu kemudian penasihat hukum menilai bahwa Jaksa telah keliru karena telah menyamaratakan kondisi dan fakta hukum yang terjadi dengan perusahaan smelter swasta lain yang terlibat dalam kasus timah dengan perusahaan milik kliennya itu.

"Maka surat dakwaan JPU telah disusun secara tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap karena tidak menguraikan secara spesifik peran terdakwa dalam pembelian dan atau pengumpulan bijih timah," pungkasnya.

Didakwa Perkaya Diri Rp 1 Triliun

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa bos maskapai Hendry Lie sekaligus pemilik PT Tinindo Inter Nusa atau PT TIN terlibat korupsi tata niaga komoditas timah di Bangka Belitung.

Dalam dakwaannya, JPU mendakwa Hendry Lie memperkaya diri sendiri dalam perkara tersebut hingga Rp 1 triliun. 

“Memperkaya terdakwa Hendry Lie melalui PT. Tinindo Inter Nusa setidak-tidaknya Rp 1.059.577.589.599.19,” kata JPU membacakan dakwaan di persidangan PN Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2025).

Baca juga: Didakwa Terlibat Kasus Korupsi Timah, Bos PT TIN Hendry Lie Ajukan Eksepsi

Selain itu, JPU juga menyatakan terdakwa Hendry Lee dalam perkara tersebut telah memerintahkan Rosalina dan Fandy Lingga.

Untuk membuat dan menandatangani surat penawaran PT Tinindo Inter Nusa terkait kerjasama sewa alat processing Timah kepada PT Timah bersama smelter swasta lainnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan