Pagar Laut 30 Km di Tangerang
400 Warga Kohod Desak Polisi Tangkap Kades Arsin, Minta Kasus Pagar Laut di Tangerang Diusut Tuntas
Aliansi Masyarakat Anti Kedzoliman (AMAK) yang terdiri dari sekitar 400 warga Desa Kohod menuntut penangkapan Kades Arsin.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Febri Prasetyo
Menurutnya, Arsin menjanjikan SHM dan SHGB tersebut akan digantikan dengan sertifikat kepemilikan lahan relokasi nantinya.
Namun, sejak beberapa bulan lalu, warga belum menerima sertifikat kepemilikan lahan relokasi tersebut dari pihak pemerintah desa.
Beberapa warga kini juga tidak lagi memiliki surat kepemilikan tempat tinggal mereka.
"Kami mendukung Bareskrim Polri untuk segera menangkap Arsin, untuk mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya pelaku utama (kasus pagar di tengah laut Kabupaten Tangerang)."
"Seharusnya penangkapan Arsin dilakukan cepat," kata Saifudin kepada Tribunnews.com di Jalan Aler Giban, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/2/2025).
"Seharusnya penangkapan Arsin segera dilakukan agar kasus ini bisa terungkap lebih dalam," tegasnya.
Kades Arsin Disebut Sewa Rumah di Kota Wisata Cibubur
Sementara itu, dari informasi yang diperoleh Tribunnews.com, Arsin disebut menyewa sebuah rumah di Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor, yang diduga menjadi tempat persembunyiannya selama ini.
“Selama tiga pekan, Arsin lebih sering berada di Cibubur, di rumah yang disewa di Cluster Coatestvile,” ungkap Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod, Sabtu (15/2/2025).
Sehari setelah muncul dan melakukan konferensi pers dengan membantah terlibat pemalsuan sertifikat lahan di rumahnya, Arsin kembali menghilang.
Saat Tribunnews mencoba mencari keberadaan Arsin di rumahnya di Desa Kohod, pencarian itu nihil.
Beberapa orang yang ditemui mengaku tidak tahu soal keberadaan Arsin, meskipun rumahnya tampak dipenuhi beberapa kendaraan.
Pun demikian di Kantor Kepala Desa Kohod tak ada sosok Arsin.
Baca juga: Kades Kohod Arsin Bantah Isu Perdebatan dengan Menteri Nusron Wahid

Ketua Gerakan Tangkap Arsin, Aman Rizal, mengonfirmasi bahwa Arsin memang tak ada di rumah pada waktu itu.
"Kami selalu memantau, dan jika Arsin ada, warga pasti tahu," kata Aman.
Namun, dia menyoroti tindakan "antek-antek" Arsin yang mencoba membangun narasi bahwa masalah ini sudah selesai setelah konferensi pers.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.