Mapolres Tarakan Diserang
Kata Menko Polkam, Panglima TNI, dan Kapolri soal Penyerangan Mapolres Tarakan oleh Oknum TNI
Markas Polres Tarakan, Kalimantan Utara, diserang sejumlah oknum Anggota TNI pada Senin (24/2/2025) malam.
Penulis:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Markas Polres Tarakan, Kalimantan Utara, diserang sejumlah oknum Anggota TNI pada Senin (24/2/2025) malam.
Penyerangan terjadi sekira pukul 23.36 Wita.
Insiden ini melibatkan sekitar 20 orang anggota TNI berpakaian bebas.
Sejumlah anggota polisi mengalami luka-luka dan beberapa fasilitas di Mapolres Tarakan mengalami kerusakan.
Terkait hal itu berikut tanggapan Menko Polkam Budi Gunawan, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo :
Reaksi Menko Polkam
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, menyebut kejadian tersebut berawal dari kesalahpahaman yang melibatkan anggota polres dengan anggota Bantuan Penugasan (BP) Satuan Tugas Yonif 614/RJP Tarakan di tempat hiburan.
"Itu kan berawal dari senggolan di tempat hiburan. Masih pada muda kan, biasa. Ribut, terus seperti itu."
"Tapi sudah ada langkah cepat. Bagi yang bersalah akan ditindak, kemudian kerusakan sedang diperbaiki dan pemulihan soliditas tetap dilakukan," ujarnya di sela acara retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025).
Meski terdapat permasalahan ini, Budi Gunawan menegaskan soliditas antara TNI dan Polri akan tetap terjaga.
"Saya sampaikan dan saya jamin bahwa soliditas TNI-Polri tetap terjaga," katanya.
Penjelasan Panglima TNI
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memastikan tragedi penyerangan Mapolres Tarakan sudah diselesaikan oleh Pangdam VI/Mulawarman dengan pimpinan Polri.
"Nggak ada masalah sudah dibuat langkah-langkah dan semuanya sudah selesai," ucap Panglima TNI di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2025).
Panglima juga menyatakan prajurit yang terlibat langsung diperiksa.
Namun tidak disebutkan ada berapa jumlah prajurit.
"Yang terlibat sudah kita periksa, ada beberapa lah," tambah Agus.
Terkait dengan hukumannya, Panglima juga belum mau berkomentar lebih lanjut.
"Nanti kita lihat kesalahan, karena memang kejadiannyakan di tempat hiburan malam, pasti akan kita tindak kalau yang salah," pungkas dia.
Penjelasan Kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuturkan bahwa TNI-Polri tetap solid setelah tragedi penyerangan Mapolres Tarakan, Kalimantan Timur, oleh puluhan oknum prajurit TNI.
Jenderal Sigit memerintahkan anak buahnya untuk berkoordinasi dengan jajaran di TNI terkait penyelesaian perkara.
"Saya minta Kadiv Propam Polri untuk berkoordinasi dengan Danpuspom TNI dan Danpuspomad," ucap Kapolri di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 27/2/2025.
Kapolri menegaskan bahwa progres saat ini masih berjalan.
"Nanti yang paling utama kita sudah sama-sama sepakat yang melanggar kita tindak, tapi soliditas dan sinergisitas TNI-Polri terus harus kita jaga dan kita tingkatkan, yang paling utama itu," tambahnya.
Jenderal Sigit menambahkan bahwa kejadian tersebut tidak mengganggu sinergi kedua institusi dalam menjaga keamanan negara.
"Saya kira Pangdam dan Kapolda sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. TNI dan Polri tetap solid serta terus bekerja sama dalam menjaga dan mengawal negeri ini," ujar Kapolri di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Selasa, 25/2/2025 malam.
Kapolri menekankan bahwa insiden tersebut tidak akan mengganggu hubungan baik antara TNI dan Polri sebagai aparat penegak hukum.
Menurutnya, Pangdam dan Kapolda Kalimantan Timur telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi tersebut.
"Apakah mengganggu solidaritas TNI-Polri? Tidak ada. Karena sudah ada langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Pangdam dan Kapolda," tegasnya.
Kapolri juga menyatakan bahwa setiap pimpinan di kedua institusi memahami pentingnya menjaga kekompakan.
"Saya kira masing-masing komandan sudah memahami hal ini. Kami juga sepakat dengan Panglima TNI untuk terus menjaga serta meningkatkan sinergisitas yang sudah ada," lanjutnya.
Dugaan pemicu penyerangan
Penyerangan oleh sejumlah oknum anggota TNI di Mapolres Tarakan diduga berawal dari perselisihan antara oknum anggota TNI dan Polri di sebuah kafe dua hari sebelumnya.
Akibat penyerangan tersebut, lima anggota kepolisian mengalami luka-luka, sementara sejumlah fasilitas kantor rusak parah.
Ketegangan bermula pada Sabtu (22/2/2025) malam di Pot Cafe, ketika Pratu Riski Sanjaya, anggota Yonif 614/Rjp, terlibat cekcok dengan Bripda Pay dari Polres Tarakan.
Insiden tersebut memanas hingga berujung pada adu fisik, yang kemudian melibatkan beberapa anggota polisi lainnya.
Pratu Riski diduga dikeroyok hingga tersungkur sebelum akhirnya dibawa pulang oleh rekannya, Nardi.
Upaya penyelesaian sempat dilakukan.
Awalnya sepakat berdamai
Pada Minggu (23/2/2025) dini hari, Sertu Yeskel bertemu dengan Bripda Algi, anggota Resmob Polres Tarakan, untuk mencari solusi atas kejadian tersebut.
Kedua belah pihak sepakat atas kompensasi sebesar Rp 10 juta sebagai bentuk penyelesaian.
Namun, situasi kembali memanas setelah percakapan telepon pada Senin malam yang memicu emosi anggota Yonif 614/Rjp.
Sekitar pukul 23.15 Wita, sebanyak 37 anggota TNI dari Yonif 614/Rjp dan Brigif 24/BC mendatangi Polres Tarakan.
Sebagian tiba menggunakan dump truk, sementara lainnya mengendarai sepeda motor pribadi.
Sesampainya di lokasi, mereka langsung melakukan pengeroyokan terhadap petugas yang berjaga dan merusak berbagai fasilitas kantor, termasuk meja, kursi, kaca ruang Kapolres, serta jendela ruang ETLE.
Sumber: Tribun Medan/Tribunnews.com/Tribun Solo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.