Sabtu, 23 Agustus 2025

Ramadan 2025

Muhammadiyah Mulai Puasa Ramadan 1 Maret, Pemerintah Bisa Jadi 2 Maret: Tapi Lebarannya Bersama

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut adanya potensi perbedaan awal puasa Ramadhan 2025 antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

Editor: Hasanudin Aco
Tribun Video
LEBARAN BERSAMA - Meski awal puasa ramadan 2025 berbeda namun lebaran diperkirakan tetap bersama di hari yang sama. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut adanya potensi perbedaan awal puasa Ramadhan 2025 antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

Meski demikian, Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis memastikan bahwa Idul Fitri 2025 tetap dapat dilakukan secara serentak.

"Mulai puasa tahun 1446 H/2025 potensi berbeda tapi lebaran sepakat bersama," kata Cholil dalam cuitannya di X (Twitter), Jumat (28/2/2025).

Analisa Cholil

Cholil menjelaskan menurut kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada 28 Februari 2025 untuk imkanur rukyat di Indonesia hanya bisa terpenuhi di Aceh.

Selain itu, imkanur rukyat sulit melihat bulan di Jawa Timur dan daerah timur lainnya.

“Sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3, elo 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIMS)," tambahnya.

Adapun, menurut MABIMS, imkanur rukyat memenuhi syarat jika bulan sabit (hilal) mencapai tinggi 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat (sudut antara titik pusat Bulan dan Matahari saat terbenam).

Adapun bulan akan digenapkan menjadi 30 hari apabila hilal tak terlihat.

Menurut Cholil, pada akhir Syaban atau 28 Februari 2025, tinggi hilal di Jakarta sudah 4 derajat, elongasi 6,02 derajat. 

"Kriteria MABIMS tinggi 3, dan elongasi 6,4. Sedangkan di Jawa Timur tinggi hilal 3, elongasi 5,9 (elongasinya belum masuk kriteria MABIMS)," jelas Cholil.

"Nanti akhir Ramadhan saat ijtimak 27 Maret pukul 10.02 WIB. Tinggi hilal saat Maghrib di Jakarta 1 derajat 28 detik dan elongasi 6,5. Tinggi < kriteria> kriteria. Tapi sementara ini kesepakatan MABIMS tinggi dan elo terpenuhi. Awal Syawal insyaallah tidak ada perbedaan antar-ormas," jelas Cholil.

Cholil menekankan, jika hasil pemantauan hilal yang muktabar atau autentik di Aceh, maka awal Ramadhan dimulai Sabtu (1/3/2025).

Akan tetapi, jika hasil pemantauan hilal tidak membuahkan hasil di Aceh, maka bukan Syaban akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga awal puasa Ramadhan jatuh pada Minggu (2/3/2025).

"Jika terpaku pada kriteria MABIMS potensi beda sangat mungkin. Jika ada hasil rukyah yang muktabar di zona Aceh, maka awal puasa Sabtu. Namun jika tidak ada hasil rukyah, maka istikmal syaban," ujarnya.

"Namun pemerintah bisa punya skenario tetap diisbatkan Sabtu, baik rukyah berhasil atau tidak," sambungnya.

Muhammadiyah sudah tetapkan 1 Maret

Cholil mengatakan bahwa kalender Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah 2025 menyebutkan 1 Ramadhan 1446 jatuh pada Sabtu (1/3/2025).

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sebelumnya telah menetapkan jatuhnya 1 Ramadhan 1446 H yaitu pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Penentuan awal Ramadhan 2025 ini berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Berdasarkan perhitungan tersebut, Muhammadiyah juga telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

"Pada saat Matahari terbenam, Sabtu, 29 Maret 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk, hilal belum wujud. Karena itu umur bulan Ramadhan 1446 H, disempurnakan atau istiqmal menjadi 30 hari," ungkap Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M. Sayuti, Rabu (12/2/2025), seperti dikutip dari Kompas.TV.

NU dan Pemerintah

Nahdlatul Ulama (NU) selalu disertai keterangan bahwa putusan awal bulan Hijriah menunggu hasil rukyat.

"Jika hilal gagal terlihat maka bulan Sya'ban digenapkan 30 hari maka 1 Ramadhan mulai puasa pada Minggu, 2 Maret 2025," lanjut Cholil.

Sementara, untuk awal puasa Ramadhan 1446 H berdasarkan kalender Hijriah 1446 H yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) juga jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat pada 28 Februari 2025 untuk menentukan kapan 1 Ramadhan 1446 H dimulai.

Penentuan ini mengacu pada kriteria imkanur rukyat yang telah disepakati Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Keputusan pemerintah: Tunggu Sidang Isbat

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa meskipun ada prediksi dari berbagai pihak, keputusan resmi tetap akan diambil dalam sidang isbat.

"Semua orang bisa memprediksi," ujar Nasaruddin di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025).

"Tapi keputusan rapat (sidang isbat) itu besok ditentukan ya."

Pada 28 Februari 2025, Kemenag akan melakukan rukyatul hilal di 125 titik di seluruh Indonesia.

Jika hilal terlihat, maka 1 Ramadhan bisa dimulai pada 1 Maret 2025. Namun, jika tidak, maka puasa baru akan dimulai pada 2 Maret 2025.

"Kalau ada yang menyaksikan bulan (hilal terlihat), kenapa harus ditunda, kalau enggak, ya kita diskusi," tambah Nasaruddin.

Dengan prediksi perbedaan ini, umat Islam di Indonesia berpotensi kembali menjalankan puasa dengan dua tanggal berbeda.

Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, perbedaan ini diharapkan tidak mengurangi semangat persaudaraan dan toleransi di tengah masyarakat.,4 derajat.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan