Konflik Palestina Vs Israel
Al-Qassam Ledakkan Rumah Berisi Pasukan Penyusup Israel: Tentara Zionis Tewas, Lainnya Ditangkap
Sayap militer Hamas ledakkan rumah yang ditempati pasukan zionis Israel, di Jalur Gaza selatan, Minggu (13/4/2025).
Penulis:
garudea prabawati
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Perlawanan Palestina Hamas, bentrok dengan pasukan zionis Israel di Jalur Gaza selatan, Minggu (13/4/2025).
Al Qassam menyatakan bahwa para pejuangnya menangkap pasukan Israel yang beroperasi di bagian timur Rafah.
Al-Qassam juga melakukan peledakan sebuah rumah yang ditempati pasukan Israel di daerah Abu al-Rus.
Lebih tepatnya, mereka menargetkan unit infiltrasi Israel.
Pejuang Al-Qassam meledakkan sebuah rumah yang dibombardir dengan target pasukan khusus Zionis yang menyusup ke wilayah Abu al-Rus di sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan.
Menurut keterangan Al-Qassam, serangan mereka tersebut membuat pasukan Israel terbunuh dan terluka, mengutip Palestine Chronicle.
1.000 Tentara Israel Ingin Zionis Akhiri Perang di Gaza
Sebanyak 1.000 tentara Israel bersikeras inginkan perang di Gaza berakhir.
Hal ini termasuk tak ingin makin banyak IDF dan masyarakat sipil tewas.
1.000 cadangan Angkatan Udara Israel tersebut menyerukan agar zionis segera mengakhiri perang genosida di Gaza.
Para tentara tersebut merupakan yang masih bertugas dan yang sudah pensiun.
Baca juga: Analis Rusia: Turki Mau Kirim Sistem Rudal Jarak Jauh S-400 ke Suriah, Jebakan Buat Jet Israel
Tak hanya itu mereka juga menyerukan agar semua tawanan yang ditawan di Jalur Gaza dikembalikan.
"Bahkan jika itu berarti mengakhiri perang," bunyi pernyataan tentara Israel tersebut.
Mereka menilai jika perang terus berlanjut, membuat banyak IDF serta rakyat sipil terus tewas.
"Melanjutkan perang tidak akan membawa keberhasilan tujuan perang yang telah dideklarasikan (oleh pemerintah Benjamin Netanyahu), dan akan mengakibatkan kematian para sandera, prajurit IDF (angkatan darat) dan warga sipil yang tidak bersalah," demikian bunyi surat yang diterbitkan oleh para prajurit cadangan di media Israel, Kamis (10/4/2025), mengutip Anadolu Agency.
Surat tersebut juga dituliskan bahwa perang genosida yang dilakukan Israel ini berlangsung untuk kepentingan politik dan pribadi.
"Hanya kesepakatan yang dapat mengembalikan sandera dengan aman, sementara tekanan militer terutama mengarah pada pembunuhan sandera dan membahayakan prajurit kita," kata para prajurit cadangan.
Mereka menyerukan kepada warga Israel untuk bergerak dan bertindak.
Penandatanganan surat tersebut termasuk dilakukan oleh mantan kepala angkatan darat Dan Halutz.
Israel memperkirakan bahwa 59 sandera masih ditahan di Gaza, dengan sedikitnya 22 di antaranya masih hidup.
Mereka diharapkan akan dibebaskan dalam fase kedua gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan, yang mengharuskan Israel untuk sepenuhnya menarik pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.