Pengamat Sebut Langkah Prabowo Tunjuk Prasetyo Hadi Jadi Jubir Presiden Untuk Perkuat Peran PCO
Penunjukan Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden oleh Presiden Prabowo Subianto menimbulkan berbagai tafsir politik.
Penulis:
Igman Ibrahim
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penunjukan Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden oleh Presiden Prabowo Subianto menimbulkan berbagai tafsir politik.
Satu di antaranya soal efektivitas Presidential Communication Office (PCO) yang dinilai belum optimal dalam mengelola komunikasi publik pemerintahan.
Menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, secara institusional penunjukan Prasetyo menandakan adanya penguatan di dalam lingkaran Istana untuk menjembatani komunikasi antara Presiden dan masyarakat.
“Secara institusional, penunjukan Mensesneg menguatkan bahwa peran PCO sementara ini belum maksimal sehingga perlu diperkuat,” kata Agung saat dikonfirmasi, Sabtu (19/4/2025).
Selain itu, secara personal, Agung menilai figur Prasetyo Hadi lebih ideal karena memiliki kedekatan langsung dengan Presiden dan aktif di lapangan untuk merespons berbagai dinamika publik, termasuk gelombang protes terhadap kebijakan pemerintah.
Baca juga: Prabowo Digugat ke PTUN karena Tak Pecat Yandri Susanto, Pakar Hukum Ingatkan Ada Hak Prerogatif
“Figur Prasetyo Hadi lebih pas karena intensif berada di lingkar terdekat Presiden Prabowo dan di saat yang sama ia rutin turun ke bawah merespons beragam dinamika publik yang terejawantah lewat gerakan-gerakan protes terhadap kebijakan pemerintah,” ungkapnya.
Menurut Agung, seorang juru bicara idealnya mampu menjembatani komunikasi antara elite dan masyarakat.
Baca juga: Tak Sejalan dengan Presiden Prabowo, Ketua DPR RI Tolak Pemindahan Warga Palestina dari Tanah Gaza
“Realitas ini penting dimiliki oleh seorang Jubir, agar ia tak terputus dengan realitas elite (Presiden) maupun publik (gerakan-gerakan protes), agar pesan yang disampaikan mampu menjawab aspirasi dan mewakili semua kepentingan secara proporsional dan profesional,” lanjut Agung.
Terkait anggapan bahwa langkah ini menjadi upaya menepikan peran Ketua PCO Hasan Nasbi yang selama ini dianggap banyak menuai kontroversi, Agung menyebut penunjukan jubir baru lebih sebagai peringatan keras dari Prabowo.
“Mungkin lebih ke peringatan keras Presiden Prabowo kepada PCO agar lebih persuasif, empatik, dan objektif dalam menjalankan tugas-tugas publiknya ke depan,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi diminta untuk menjadi juru bicara Presiden.
Prasetyo Hadi mengaku dirinya diminta Presiden Prabowo Subianto untuk lebih aktif berbicara ke publik.
"Kita semua diharapkan menjadi juru bicara terutama kalau saya posisi sebagai mensesneg diminta juga untuk ikut aktif," kata Prasetyo pada Kamis, (17/5/2025).
Ia mengatakan bahwa untuk menjadi juru bicara Presiden tidak perlu ada pelantikan resmi.
Ketika ditanya perbedaan antara perannya dengan Kantor Komunikasi Kepresidenan, Presidential Communications Office/PCO), Prasetyo menegaskan tidak ada yang substansial.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.