Selasa, 2 September 2025

Mobil BMW Tabrak Mahasiswa UGM

Tangis Ibunda Argo Ericko: Impian yang Saya Bangun Selama 19 Tahun Itu Runtuh dalam Seketika

Kecelakaan ini bukan hanya merenggut nyawa Argo, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, terutama ibunya, Melina.

KOMPAS.COM/Wijaya Kusuma
MAHASISWA UGM DITABRAK - Pelaku penabrak mahasiswa UGM Argo Ericko, Christiano Tarigan, di Polresta Sleman, Rabu (28/5/2025) (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada dini hari, 24 Mei 2025, tragedi menyedihkan terjadi di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Palagan Tentara Pelajar Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman.

Argo Ericko Achfandi, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) berusia 19 tahun, tewas akibat ditabrak oleh pengemudi mobil BMW, Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan, 21 tahun, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Kecelakaan ini bukan hanya merenggut nyawa Argo, tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, terutama ibunya, Melina.

Hal ini jelas terlihat saat air mata tak bisa ditahan Melina ketika berbicara tentang anaknya yang telah pergi.

“Titipan-Nya sudah diambil. Saya sudah kembalikan di 19 tahun ini,” tuturnya dengan suara bergetar.

Sejak suaminya meninggal, Melina harus membesarkan Argo seorang diri, dan kehilangan ini terasa lebih berat bagi seorang ibu.

“Iya, sabar saya tahu, tapi ini lebih berat. Ini darah daging saya,” imbuh Melina, mencoba menahan isak tangisnya.

Harapan dan impian yang dibangun selama 19 tahun hancur dalam sekejap.

Perjuangan Seorang Ibu

Melina tidak hanya merasakan kesedihan, tetapi juga keharuan ketika mengenang perjuangan yang telah dilalui bersama Argo.

“Anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah. Sayalah yang mendidik dia,” ungkapnya dengan penuh ketulusan.

Dalam setiap kata yang diucapkannya, terdapat rasa bangga dan kesedihan yang mengalir dalam satu irama.

Selama ini, Melina melihat Argo sebagai sosok yang pendiam namun penuh kasih. “Dia adalah anak yang baik, hebat, dan memiliki semangat tinggi dalam kuliah,” kata Melina, yang tak henti-hentinya mengenang setiap momen berharga bersama anaknya.

Kini, di tengah duka yang mendalam, Melina tetap optimis dan berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan bagi Argo.

Ia meminta kepada para mahasiswa FH UGM untuk terus memperjuangkan nilai keadilan dalam kasus kematian anaknya.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan