Tambang Nikel di Raja Ampat
Greenpeace Respons Pernyataan Presiden Prabowo Soal LSM Didanai Asing Untuk Adu Domba: Hipokrit
Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Rio Rompas menanggapi tudingan Presiden Prabowo Subianto bahwa LSM Didanai asing untuk adu domba.
Penulis:
Rahmat Fajar Nugraha
Editor:
Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Rio Rompas menanggapi tudingan Presiden Prabowo bahwa LSM Didanai asing untuk adu domba.
Menurut Rio, pernyataan Presiden Prabowo tersebut hipokrit.
"Itu hipokrit artinya bahwa kemudian ketika orang berbicara masalah-masalah yang real di lapangan, yang sedang terjadi termasuk isu-isu lingkungan, kerusakan-kerusakan itu," kata Rio, Senin (9/6/2025).
"Paling mudah dituduh adalah itu agenda asing, yang kemudian mencoba mempengaruhi kebijakan-kebijakan hilirisasi nikel misalnya," imbuhnya.
Tapi sebenarnya, kata Rio kalau dilihat yang viral itu bukan soal agenda asingnya.
Baca juga: Melihat dari Dekat Lokasi Tambang PT Gag Nikel di Raja Ampat, Ada Kawasan Khusus Pengelolaan Limbah
Tapi ada fakta yang sangat kuat bahwa terjadi kerusakan-kerusakan lingkungan di Indonesia.
"Sebenarnya pemerintah yang harus melihat diri karena pada kenyataannya justru yang dibilang LSM antek-antek asing," jelasnya.
Kalau mau dilihat, lanjutnya banyak sekali program-program pemerintah yang bahkan dijual ke asing untuk didanai.
Baca juga: Dampak Lingkungan Tambang Nikel Raja Ampat Dinilai Minor, Greenpeace: Tunggu Sebesar Apa Rusaknya?
"Jadi sangat hipokrit pernyataan Pak Prabowo, bahkan kalau kita lihat sejarahnya dia bahkan pernah mengatakan dirinya produk asing," ujarnya.
Pernyataan Presiden Prabowo tersebut dinilainya tidak menjawab masalah terkait persoalan-persoalan di masyarakat.
"Tapi kemudian itu dimanipulasi. Sehingga tuntutan-tuntutan masyarakat termasuk LSM, itu coba diredam dengan cara-cara nasionalisme sempit," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan tidak terprovokasi upaya adu domba, terutama dari kekuatan asing.
Presiden menyampaikan itu dalam amanatnya sebagai inspektur upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di Halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin (2/6/2025).
“Perbedaan jangan jadi sumber gontok-gontokan. Ini selalu yang diharapkan bangsa-bangsa asing, kekuatan-kekuatan asing yang tidak suka Indonesia kuat, tidak suka Indonesia kaya. Ratusan tahun mereka adu domba kita sampai sekarang," kata Prabowo.
Kepala Negara mengatakan adu domba yang dilakukan asing di antaranya dilakukan dengan membiayai LSM dengan dalih menegakkan demokrasi, HAM, dan kebebasan pers berdasarkan versi mereka sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.