Kamis, 28 Agustus 2025

Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno: Transisi Energi Nasional Butuh Kolaborasi Lintas Sektor

Eddy Soeparno menegaskan bahwa transisi energi adalah keharusan, bukan pilihan dan hanya bisa berhasil melalui kolaborasi lintas sektor.

HO/IST
TRANSISI ENERGI - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (keempat dari kiri) usai Diskusi Kebangsaan MPR RI bersama Universitas Mercu Buana yang mengusung tema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim, yang digelar di Jakarta pekan lalu. Eddy mengatakan, transisi energi adalah keharusan, bukan pilihan dan hanya bisa berhasil melalui kolaborasi lintas sektor. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perubahan iklim bukan lagi isu masa depan dan dampaknya sudah nyata dan dirasakan langsung oleh kelompok masyarakat paling rentan.

Dalam menghadapi tantangan ini, Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menegaskan bahwa transisi energi adalah keharusan, bukan pilihan dan hanya bisa berhasil melalui kolaborasi lintas sektor.

Baca juga: Eddy Soeparno Dukung Langkah Presiden Prabowo Selamatkan Raja Ampat

Hal itu disampaikan Eddy saat Diskusi Kebangsaan MPR RI bersama Universitas Mercu Buana yang mengusung tema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim, yang digelar di Jakarta pekan lalu.

“Kita tidak bisa menunggu. Transisi energi harus dilakukan sekarang, dan harus melibatkan seluruh elemen: pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat. Ini adalah tanggung jawab kolektif,” tegas Eddy.

Menurutnya, keberhasilan transformasi energi di Indonesia tidak bisa bertumpu pada satu institusi atau sektor saja.

Sinergi antara lembaga negara, dunia usaha, kampus, dan masyarakat sipil sangat krusial dalam mempercepat peralihan dari energi fosil menuju energi hijau.

RUU Energi Terbarukan Siap Disahkan

Eddy mengungkapkan bahwa MPR RI secara aktif mendorong kerangka hukum yang mendukung keberlanjutan energi di Indonesia.

Salah satunya adalah Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan (RUU EBET), yang saat ini telah memasuki tahap final pembahasan di DPR RI.

“RUU ini bukan sekadar regulasi teknis, tapi cermin komitmen politik untuk mewujudkan udara bersih, lingkungan sehat, dan kemandirian energi nasional,” jelasnya.

Ia menambahkan, transisi energi bukan hanya soal reduksi emisi karbon dan ketahanan energi, tetapi juga langkah moral dan strategis untuk memastikan masa depan generasi mendatang tetap aman dan berkelanjutan.

Semangat kolaborasi untuk transisi energi juga digaungkan oleh Dr. Erna Setani, SE., M.Si., Wakil Rektor Universitas Mercu Buana. Ia menilai kampus harus menjadi pelopor kesadaran lingkungan dan perubahan gaya hidup berkelanjutan.

“Transisi energi butuh perubahan pola pikir, kebijakan, dan gaya hidup. Dan itu dimulai dari dunia pendidikan,” kata Erna.

Baca juga: Peringati Hari Lahir Pancasila, Eddy Soeparno Tegaskan Konstitusi Jamin Hak Untuk Lingkungan Bersih

Dikatakannya, UMB telah menggagas program Semercu Sahabat Bumi, yang menggerakkan civitas akademika dalam kampanye gaya hidup hijau, penanaman pohon, hingga pengelolaan sampah berkelanjutan. 

"Program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan menjadi bentuk nyata kontribusi kampus terhadap agenda iklim nasional," katanya.

Dalam seminar tersebut, Ir Yuriadi Kusuma, M.Sc., dosen Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, menekankan pentingnya kebijakan internal kampus dalam efisiensi energi.

"Misalnya, pengaturan suhu pendingin ruangan agar tidak terlalu rendah dibanding suhu luar, sebagai langkah sederhana namun berdampak signifikan," katanya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan