Senin, 18 Agustus 2025

Menteri PPPA: Ekonomi Jadi Faktor Utama Kekerasan Seksual dalam Rumah Tangga

Persoalan ekonomi menjadi sumber utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di keluarga.

dok.
EKONOMI PEMICU KASUS KDRT - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifah Choiri Fauzi di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025). Arifah pentingnya penguatan ekonomi keluarga, terutama dari perempuan. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA), Arifah Choiri Fauzi, menegaskan, persoalan ekonomi menjadi sumber utama terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama kekerasan seksual yang sering terjadi di ranah rumah tangga.

Arifah memaparkan, dari Januari hingga 12 Juni 2025 dilaporkan 11.850 kejadian kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak. Dari 11.850 ini korban terbanyak adalah perempuan. Dan kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kekerasan seksual.

"Lokasi kejadiannya masih di ranah rumah tangga yang paling banyak terjadi. Sumber utama dari kekerasan ini adalah ekonomi," ujar Arifah di Kantor Kementerian UMKM, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).

Arifah menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Dia menyebut pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi salah satu kunci penting dalam mengatasi masalah tersebut.

“Maka perempuan harus dikuatkan sehingga perempuan bisa mandiri. Kalau perempuan sudah mandiri, sudah kuat dan berdaya maka rumah tangga akan lebih sejahtera,” ujar Arifah.

Selain itu, dia tengah mendorong Ruang Bersama Indonesia. Dimana di tingkat desa dan kelurahan harus ramah anak dan perempuan.

"Karena kami melihat kekerasan yang terjadi yang kami analisa salah satu penyebab kekerasan baik terhadap perempuan maupun anak yang pertama adalah pola asuh dalam keluarga," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPRD Banyuwangi Jadi Tersangka KDRT, Ini Permintaan Kuasa Hukum

Pola asuh dalam keluarga zaman sekarang, kata dia, sudah jauh berbeda dengan saat dirinya masih kecil dulu. Yang kedua adalah pengaruh gadget dan yang ketiga adalah pengaruh lingkungan.

"Di ruang bersama ini di tingkat akar rumput kita akan mencoba menyelesaikan persoalan-persoalan di tingkat desa melalui kolaborasi dengan berbagai pihak,” katanya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan