Rabu, 27 Agustus 2025

Mutasi dan Promosi di Polri

Komjen Dedi Prasetyo Disebut Berpeluang Jadi Wakapolri, Namun Tak Tutup Kemungkinan Ada Kuda Hitam

Bambang mengatakan pemilihan sosok Wakapolri pengganti Ahmad Dofiri akan dilakukan setelah ada arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

Editor: Wahyu Aji
handout
CALON WAKAPOLRI - Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo. Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto mengatakan pemilihan sosok Wakapolri akan dilakukan setelah ada arahan Presiden RI Prabowo Subianto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Posisi Wakapolri saat ini masih belum menemui titik terang setelah Komjen (purn) Ahmad Dofiri pensiun dan menyerahkan jabatan itu pada 30 Juni 2025 lalu.

Terkait itu, ada sejumlah nama yang bermunculan yang cocok menggantikan posisi Dofiri, salah satunya Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo.

"Peluang DP (Dedi Prasetyo) sangat besar, karena sukses dengan progam nanam jagung yg diapresiasi Presiden di HUT Bhayangkara selasa kemarin. Apakah pemilihan sosok seperti DP sebagai Wakapolri akan memberi nilai positif bagi Polri, itu soal lain," kata Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto saat dihubungi, Jumat (4/7/2025).

Meski begitu, Bambang mengatakan pemilihan sosok Wakapolri ini diindikasi akan dilakukan setelah ada arahan Presiden RI Prabowo Subianto.

"Indikasinya Kapolri masih menunggu arahan Presiden. Sementara harus Menunggu Presiden yang sedang melakukan lawatan ke luar negeri," jelasnya.

Di sisi lain, Bambang mengatakan pola kenaikan pangkat bagi pejabat Polri yang tidak melalui tradisi meritokrasi selama 10 tahun terakhir, membuka peluang bagi siapapun perwira tinggi (pati) Polri yang berpangkat bintang 3 atau Komjen untuk menjadi Wakapolri.

"Yang terpenting adalah kedekatan dengan pemegang kewenangan pengangkatan yakni Kapolri, atau atasan Kapolri yakni Presiden. Demikian juga dengan penunjukan pejabat Kapolri yang merupakan prerogatif Presiden," ucapnya.

Namun, Bambang menyebut tak menutup kemungkinan adanya kuda hitam yang nantinya dipilih menjadi pengisi jabatan Wakapolri.

"Dan tak menutup kemungkinan juga ada kuda hitam dari bintang 2 yang tiba-tiba dinaikkan menjadi bintang 3 yang kemudian dipilih menjadi Kapolri," tuturnya.

Dia mencontohkan Jenderal Timur Pradopo yang saat itu hanya 15 hari berpangkat bintang 3 sebagai Kabaharkam Polri dari sebelumnya berpangkat bintang 2 saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sebelum menjadi Kapolri.

"Setahu saya, selama pasca reformasi, jabatan Wakapolri selalu diisi dari bintang 3 senior, belum ada yang langsung dari bintang 2. Karena Wanjakti Polri yg terdiri dari semua bintang 3 di struktur biasanya lebih mengajukan nama di antara mereka sendiri. Baru jabatan bintang 3 selain Wakapolri diisi dari bintang 2," jelasnya.

"Mekanisme pemilihan pejabat tinggi Polri melalui Wanjakti yang mengusulkan nama, Kapolri yang menentukan dan biasanya dikonsultasikan dengan Presiden lebih dulu," sambungnya

Sebagai informasi, dalam bursa pergantian Wakapolri, penunjukkan dilakukan kepada Pati dengan pangkat bintang tiga.

Berdasarkan catatan yang ada, Pati yang mengemban pangkat Komjen di antaranya di antaranya Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo, Kabaintelkam Polri Komjen Syahardiantono, Dankorbrimob Polri Komjen Imam Widodo.

Kemudian, Komjen Akhmad Wiyagus selaku Asisten Utama Kapolri bidang Operasi, Komjen Wahyu Hadiningrat selaku Asisten Utama Kapolri bidang Perencanaan dan Anggaran, Komjen M. Fadil Imran selaku Kabaharkam, dan Komjen Chrysnanda Dwilaksana selaku Kalemdiklat Polri.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan