Rabu, 17 September 2025

Anggota Komisi III DPR Minta Perusak Rumah Doa di Padang Ditindak Tegas

Anggota Komisi III DPR RI, Martin Daniel Tumbelaka (MDT), mendorong tindakan tegas terhadap pelaku perusakan rumah doa di Padang.

|
HO/ dokumentasi Martin Daniel
PERUSAKAN RUMAH DOA - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka. Ia mendorong tindakan tegas terhadap pelaku perusakan rumah doa yang juga dijadikan tempat pendidikan agama siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Martin Daniel Tumbelaka (MDT), mendorong tindakan tegas terhadap pelaku perusakan rumah doa yang juga dijadikan tempat pendidikan agama siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat.

"Negara harus hadir dan tegas. Ini bukan sekadar soal bangunan yang dirusak, tetapi soal rasa aman warga negara. Tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan main hakim sendiri," kata Martin kepada Tribunnews.com, Senin (28/7/2025).

Kepolisian Daerah Sumatera Barat sebelumnya telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam perusakan rumah doa tersebut.

Peristiwa perusakan rumah doa ini terjadi pada Minggu (27/7/2025) sore di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang terlihat melempari rumah doa dengan batu dan kayu hingga memecahkan kaca-kaca jendela.

Perempuan dan anak-anak yang berada di dalam bangunan itu berhamburan keluar sambil menangis.

Martin pun memberikan apresiasi kepada Polda Sumatera Barat yang bergerak cepat dalam menangani kasus ini hingga penangkapan terhadap terduga pelaku.

“Kami mengapresiasi langkah cepat Polda Sumbar yang telah menangkap para terduga pelaku. Ini menunjukkan bahwa negara tidak tinggal diam terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi. Namun, penegakan hukum harus terus dilanjutkan hingga tuntas,” ujarnya.

Menurutnya, penangkapan itu merupakan langkah awal yang penting, namun tidak boleh berhenti sampai di situ.

“Jika ada aktor lain yang mengarahkan atau memprovokasi, mereka juga harus dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya.

Politisi Partai Gerindra yang mewakili daerah pemilihan Sulawesi Utara untuk periode 2024–2029 ini mengingatkan bahwa tindakan kekerasan atas nama apapun tidak bisa dibenarkan. 

Martin meminta seluruh pihak menjaga ketenangan sosial dan tidak menyebarkan narasi yang memperkeruh keadaan.

“Kita semua punya tanggung jawab menjaga ruang hidup bersama. Rumah ibadah, apa pun agamanya, adalah tempat yang harus dilindungi. Keberagaman adalah fondasi negara ini," ucapnya.

Dikutip dari Kompas.com, sembilan orang terduga pelaku perusakan telah ditangkap oleh Kepolisian Daerah Sumatera Barat.

Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin mengatakan, penangkapan terduga pelaku dilakukan berdasarkan sejumlah video yang beredar di media sosial.

Solihin mengatakan, situasi di rumah tersebut kini telah aman. Dia meminta agar masyarakat tidak gegabah dalam menyikapi sesuatu.

"Jangan masyarakat gegabah, jangan masyarakat bertindak anarkis. Semua ada hukum. Jadi siapa yang berbuat maka akan bertanggung jawab," kata Solihin dari video yang diunggah akun Instagram Polresta Padang, Senin.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan