Rabu, 24 September 2025

Contoh Khutbah Jumat, 1 Agustus 2025: Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S.

Contoh teks khutbah "Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S." bisa dibacakan saat shalat Jumat 1 Agustus 2025.

Canva/Tribunnews.com
GRAFIS KHUTBAH JUMAT - Grafis khutbah Jumat dibuat di Canva Premium pada Jumat (1/8/2025). Berikut teks khutbah yang berjudul "Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S." bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 1 Agustus 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Teks khutbah yang berjudul "Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S." bisa dibacakan saat shalat Jumat pada 1 Agustus 2025.

Teks khutbah ini dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) pada Rabu, 30 Juli 2025.

Khutbah Jumat adalah ceramah agama yang disampaikan oleh seorang khatib sebelum pelaksanaan salat Jumat.

Khutbah ini merupakan bagian penting dari ibadah salat Jumat dan memiliki beberapa fungsi, seperti memberikan nasihat, bimbingan moral, dan pesan-pesan agama kepada jamaah.

Teks khutbah "Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S." ini membahas tentang Kisah Sayidah Hajar dan Nabi Ismail.

Ini merupakan salah satu kisah yang masyhur disampaikan dalam ruang-ruang pengajian umat Islam.

Kisah ini dinilai memiliki banyak nilai keteladanan dan pesan pendidikan (‘ibrah) yang patut dicontoh oleh setiap muslim, terutama dalam ranah parenting (pendidikan keluarga).

Dikutip dari laman Simbi Kemenag, berikut teks khutbah Jumat, 1 Agustus 2025:

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat, Bertema Hidupkan Kembali Nilai Persaudaraan Manusia

Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S.

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَدْ قَالَ: رَبَّنَا إِنِّي أَسْكُنتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّةِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلوةَ فَاجْعَلْ أَفْدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرَتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ.

Ma’asyiral mukminin, jemaah Jum’at yang dirahmati Allah Swt,
Pada kesempatan ini, khatib ingin menyampaikan wasiat bagi kita semua, khususnya pada diri khatib pribadi, untuk senantiasa meningkatkan takwa dengan mematuhi segala perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya, seraya meneladani Baginda Nabi Muhammad saw sebagai penyampai risalah dan teladan sempurna. Agar kita kelak dipertemukan dalam kebahagiaan abadi di janah-Nya. Di momen Jum’at kali ini, khatib akan menyampaikan khotbah yang berjudul “Keteladanan Siti Hajar dalam Memelihara Nabi Ismail A.S.”

Kisah Sayidah Hajar dan Nabi Ismail a.s. merupakan salah satu kisah yang masyhur disampaikan dalam ruang-ruang pengajian umat Islam. Kisah ini dinilai memiliki banyak sekali nilai keteladanan dan pesan pendidikan (‘ibrah) yang penting diaktulisasikan oleh setiap muslim, terutama dalam ranah parenting (pendidikan keluarga). Salah satu ayat Al-Qur’an yang merekam perjalanan heroik Sayidah Hajar ketika memelihara Ismail a.s. dijumpai pada Q.S. Ibrahim [14]: 37:

ربَّنَا إلَى أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَوَةَ فَاجْعَلْ أَقْدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِى إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرُتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ.

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur"

Ayat ini menceritakan sebuah doa yang dihaturkan oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika ia terpaksa harus meninggalkan istri dan anaknya di tengah gurun tandus (wād bi gair dzī zar’in) yang saat ini dikenal dengan nama kota Makkah. Kisah ini terjadi atas kekuasaan Allah Swt yang telah menjadikannya sebagai plot utama dari awal mula dari keberadaan kota Makkah yang menjadi tujuan utama umat Islam melaksanakan ritualitas puncak yang menyempurnakan rukun Islam, ibadah haji.

Jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,
Pada kisah tersebut, Sayidah Hajar tidak hanya menjadi asisten bagi seorang anak yang kelak menjadi nabi dan meneruskan perjuangan ayahnya. Hajar justru mencerminkan peran perempuan yang begitu signifikan bagi tumbuh kembangnya sebuah peradaban. Tatkala ia harus ditempatkan di sebuah padang tandus yang tidak layak huni dan tidak ramah bagi kehidupan, ia tidak menyerah dan berusaha mencari sumber air untuk menunjang ketahanan hidupnya dan anaknya, Ismail a.s. yang ketika itu telah menangis tiada henti akibat kehausan.

Hajar berlari dari satu bukit ke bukit yang lain mencari air sebagai bentuk usahanya mempertahankan hidupnya dan anaknya. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Sai dan menjadi salah satu bagian syiar Islam dalam rukun Haji. Al-Qur’an mendokumentasikannya pada Q.S. Al-Baqarah [2]: 158:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّالله شَاكِرٌ عَلِيمٌ.

"Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui."

Munculnya air zamzam tidak hanya menjadi pelepas dahaga bagi Sayidah Hajar dan Ismail a.s., tetapi juga menyimbolkan bahwa syarat bagi tumbuh kembangnya sebuah peradaban ialah memiliki instrumen yang mampu menunjang kehidupan. Sai kemudian juga menjadi simbol bagi peran mobilitas usaha manusia yang merupakan syarat utama dari terbentuknya suatu peradaban. Lalu, Sayidah Hajar juga sekaligus menjadi “Ibu” bagi peradaban yang hari ini dikenal sebagai peradaban yang begitu populer dan tidak pernah sepi dari pengunjung yaitu Makkah.

Hadirin yang berbahagia,
Kisah perjuangan keluarga Nabi Ibrahim a.s. dengan Sayidah Hajar sebagai lakon utamanya telah menunjukkan betapa unit terkecil dari masyarakat yaitu keluarga dapat memiliki dampak yang begitu besar dan signifikan bagi kemajuan peradaban. Melalui proses pemeliharaan anak yang berbasis kepercayaan, serta dilakukan secara optimal dan didasarkan dengan keyakinan luhur pada panduan Ilahi, keluarga Ibrahim a.s. dan Sayidah Hajar berhasil mengabadikan namanya sebagai figur penting dari sejarah berdirinya kota Makkah. Poin penting lainnya, Islam dalam hal ini begitu menghargai peran sentral perempuan sebagai suksesor dari tumbuh kembangnya sebuah peradaban kemanusiaan.

Sebagai penutup, peran keluarga yang saling percaya pada kemampuan pasangannya serta model tarbiyah (pemeliharaan) seorang ibu seperti Sayidah Hajar terhadap Nabi Ismail a.s. yang berlandaskan cinta, upaya maksimal serta nilai-nilai agama merupakan teladan yang harus diikuti oleh para ummahāt mu’minīn (ibu-ibu mukmin). Dalam salah satu syairnya yang populer, Hafizh Ibrahim berkata:

الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْباً طَيِّبُ الْأَعْرَاقِ.

"Ibu ialah sekolah pertama (bagi anak-anaknya). Ketika engkau berhasil mempersiapkan ibu-ibu yang berkualitas, maka sejatinya engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang berkualitas."

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفْعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمِ.

Khutbah Kedua

الحَمدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِنَا وَمَا كُنَّا لِتَهْتَدِي لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أن سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لَا نَبِي وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الحَاضِرُونَ المَحْبُوبُونَ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَالتَّقْوَى هِيَ وَصِيَّةُ رَبِّ العَالَمِينَ لِلْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ مِنْ خَلْقِهِ، فَقَدْ قَالَ فِي كِتَابِهِ العزيز : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَأَمَرَ المُسْلِمِينَ وَالمُؤمِنِينَ بِالصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللهِ كَمَا قَالَ فِي القُرْآنِ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّتِي يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ والمؤمِنَاتِ الأَحْيَاء مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللَّهُمَّ يَرْ لَنَا أُمُورَنَا وَحَصَلَ مَقَاصِدَنَا وَأَحْسِنُ مَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، عِبَادَ اللَّهِ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عن الفحشاء والمُنكَرِ وَالبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَرِدُكُمْ، وَلَذِكْرُ الله أكبر.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan