Selasa, 30 September 2025

Beras Oplosan

Ombudsman Minta Pemerintah Lakukan Mitigasi Antisipasi Potensi Kelangkaan Buntut Isu Beras Oplosan

Ombudsman RI menyampaikan pemerintah harus melakukan mitigasi potensi kelangkaan beras setelah merebaknya isu beras oplosan.

Editor: Adi Suhendi
Tim Komunikasi Ombudsman RI
BERAS OPLOSAN - Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika, Rabu (16/4/2025). Ia menyampaikan pemerintah harus melakukan mitigasi potensi kelangkaan beras setelah merebaknya isu beras oplosan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ombudsman RI menyampaikan pemerintah harus melakukan mitigasi potensi kelangkaan beras setelah merebaknya isu beras oplosan.

Pemerintah harus bisa mengantisipasi persoalan tersebut secara cepat.

"Kalau menurut saya, pemerintah harus betul-betul memitigasi terkait persoalan ini dan waktunya tidak banyak. Saya sendiri melihat ini sudah genting. Sudah perlunya short cut untuk mengatasi kelangkaan beras," kata Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika dalam konferensi pers, di gedung Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Yeka mengatakan, berdasarkan pengecekan Ombudsman pada sejumlah kecamatan di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, ditemukan stok beras menipis.

"Ada penggilingan besar yang biasanya punya stok 30 ribu ton setiap hari, sekarang tinggal 2 ribu, itu berarti sekitar 7,5 persen. Ada yang tadi punya stok sekitar 5 ribu ton, sekarang tinggal 200 ton," jelasnya.

Baca juga: Kasus Beras Oplosan Terungkap, Pedagang Dapat Berkah dan Mengalami Peningkatan Penjualan

Selain itu, kata Yeka, pihaknya juga melakukan pengecekan stok beras di pasar modern atau retail market, dan tidak menemukan stok beras.

"Dua minggu lalu kami kumpulkan ahli, hari ini kami undang pelaku usaha dan ternyata, kelangkaan ataupun ketiadaan stok itu terkonfirmasi," ucapnya.

Terkait temuan itu, ia mengatakan, pemerintah harus segera melepas cadangan beras Bulog untuk mengisi stok beras di pasaran.

Baca juga: 3 Bos PT Padi Indonesia Maju Tersangka Kasus Beras Oplosan Tak Ditahan, Ini Alasan Polri

Ia menyoroti, stok cadangan beras Bulog surplus sampai bulan Juni-Juli 2025.

"Secara matematik, hal ini bisa diperkirakan pemerintah, kan Bulog mengatakan punya surplus sampai bulan Juni-Juli ini sekitar 3,6 juta ton. Dari 3,6 juta ton itu, 2,7 ton diserap oleh Bulog sehingga masih ada sisa sekitar 900 ribu ton," jelasnya.

"Tahun lalu, Bulog tidak menyerap besar-besaran seperti sekarang. Ada surplus tapi ada di penggilingan. Nah sekarang, bagaimana caranya agar beras ini ada di pasar? Lepas," ucapnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa produksi beras nasional mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2025.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras naik sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Produksi kita sampai dengan bulan Juli, itu sesuai BPS yang dirilis paling terakhir adalah peningkatan produksi kita 14 persen,” kata Amran usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Ia juga memastikan ketahanan pangan Indonesia dalam kondisi aman.

Saat ini, stok beras nasional tercatat sebanyak 4,2 juta ton dan ditargetkan tetap tinggi hingga akhir tahun.

“Stok kita masih posisi 4,2 juta ton. Akhir tahun nanti stok kita minimal 2,5 atau 3 juta ton. Dan ini cukup tinggi. Ketahanan pangan kita aman,” ujarnya.

Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian tertinggi.

Namun, tidak dijelaskan secara rinci apakah yang dimaksud stok terbanyak sepanjang periode Prabowo atau sepanjang sejarah.

“Stok kita tertinggi selama ini,” ucapnya.

Amran menuturkan, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketersediaan dan distribusi pangan.

Termasuk lewat operasi pasar dan penyaluran bantuan sosial.

“Kami siapkan SPHP 1,3 juta ton. Kemudian bansos 365 ribu ton. Totalnya 1,5 juta ton,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan strategi jangka panjang untuk memperkuat produksi dalam negeri.

Satu di antaranya program cetak sawah baru di beberapa wilayah.

“Solusi ke depan, solusi permanen adalah kita mencetak sawah. Ekstensifikasi dan intensifikasi. Irigasi kita perbaiki, kemudian ekstensifikasi adalah kita cetak sawah. Daerah-daerah yang telah ditentukan seperti Merauke, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan lain-lain,” katanya.

Ia menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak khawatir terkait ketersediaan beras. 

Pemerintah menjamin ketersediaan pangan nasional aman hingga akhir tahun.

“InsyaAllah produksi kita cukup baik tahun ini. Pangan kita posisi sangat aman,” pungkasnya.

Stok beras nasional Indonesia saat ini mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yaitu sekitar 4,2 juta ton per akhir Juli 20252.

Angka ini jauh melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya dan bahkan melebihi stok saat swasembada pangan tahun 1984 yang hanya sekitar 3 juta ton.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan