Kamis, 2 Oktober 2025

Eks Pejabat BIN Kumpul, Hendropriyono: Indonesia Jangan Sampai Seperti Suriah, Sudah Ada Gejalanya

Sejumlah mantan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar acara temu kangen dalam rangka HUT RI ke-80 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.

|
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
HO/Dok. Tim OSO
MANTAN PEJABAT BIN - Sejumlah mantan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar acara temu kangen dalam rangka HUT RI ke-80 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025). 

"Ini menggejala. Bagian dari pelanggaran operasi intelijen tadi. Sehingga kita semua harus waspada. Jangan sampai (Indonesia) seperti Suriah. Kalau kita lihat, dulu di Suriah sebelum hancur, sama gejalanya kayak di Indonesia sekarang," tegas Hendropriyono, eks Kepala BIN.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah mantan pejabat Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar acara temu kangen dalam rangka HUT RI ke-80 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (12/8/2025) malam.

Sejumlah tokoh BIN hadir dalam acara itu.

Diantaranya Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Mantan Wakil Kepala BIN di era Presiden Abdurrahman Wahid, As'ad Said Ali.

Hadir juga mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang atau OSO.

Dalam kesempatan itu, Hendropriyono mengapresiasi pertemuan ini.

KONFLIK IRAN VS ISRAEL - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sekaligus tokoh militer, Jend. (Purn) A.M Hendropriyono mengungkapkan analisisnya tentang potensi terjadinya perang dunia ketiga setelah adanya konflik antara Iran dan Israel. Terlebih setelah sekarang Amerika turut serta mendukung Israel dan ikut menyerang Iran.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sekaligus tokoh militer, Jend. (Purn) A.M Hendropriyono. (YouTube Mahfud MD Official)

Guru Besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini berharap intelijen saat ini semakin lebih baik. 

Hendropriyono ungkap harapannya agar filsafat intelijen masuk menjadi kurikulum pembelajaran pendidikan intelijen di Indonesia dan seluruh dunia.

"Karena intelijen global melakukan operasi di dunia internasional, sudah tidak lagi memegang etika intelijen. Misalnya penyebaran hoaks (di media sosial), semakin bohong semakin dipercaya," kata Hendropriyono.

Hendropriyono mengingatkan seluruh pihak untuk waspada dengan agenda adu domba dan proxy war.

Misalnya isu dan hal yang mengemuka, terlihat lucu bagi publik.

Padahal tidak lucu dan sebetulnya berbahaya.

"Ini menggejala. Bagian dari pelanggaran operasi intelijen tadi. Sehingga kita semua harus waspada. Jangan sampai seperti Suriah. Kalau kita lihat, dulu di Suriah sebelum hancur, sama gejalanya kayak di Indonesia sekarang," tegasnya.

Hendropriyono lulusan Akademi Militer (1967) yang pernah menjabat sebagai Komandan Korem, Pangdam Jaya, dan Direktur di BAIS

Dia pernah menjabat Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (1998–1999) dan  Kepala BIN (2001–2004).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved