Kemhan Koordinasi dengan BNPP Hingga TNI Soal Insiden Penembakan WNI di Perbatasan RI-Timor Leste
Kementerian Pertahanan akan berkoordinasi dengan sejumlah Kementerian dan Lembaga terkait insiden penembakan WNI di perbatasan Timor Leste.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan akan berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan Lembaga terkait insiden penembakan Warga Negara Indonesia (WNI) di daerah perbatasan RI - Timor Leste.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Karo Infohan) sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Frega Wenas mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) hingga TNI terkait hal itu.
"Kemhan menyesalkan insiden penembakan terhadap WNI, Paulus Taek Oki, di daerah perbatasan RI-RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) dan akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Lembaga terkait, termasuk BNPP, Kemlu dan TNI, serta beberapa Kementerian Lembaga lainnya," kata Frega saat dikonfirmasi pada Rabu (27/8/2025).
"Guna memastikan korban mendapatkan penanganan medis, juga terkait penjagaan keamanan wilayah, dan penyelesaian persoalan melalui jalur diplomatik resmi," lanjut dia.
Dilansir Tribunnews.com dari Pos-Kupang.com, terjadi bentrokan antarwarga di Desa Inbate Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan warga Distrik Oecusse Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Warga Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Paulus Kaet Oki (60), menjadi korban dalam insiden tersebut.
Kepala Desa Inbate, Matias Eko mengatakan lokasi bentrok antara warga Indonesia dan Warga Timor Leste serta UPF Timor Leste tersebut, merupakan lokasi kebun milik warga Desa Inbate.
Ia menjelaskan zelama ini masyarakat Desa Inbate mengolah lahan tersebut mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Selain itu, kata dia, secara turun-temurun lahan tersebut menjadi sumber hasil pertanian Warga Desa Inbate.
Selama ini, kata Matias, tidak pernah terjadi bentrok berdarah di lokasi tersebut.
Masyarakat Desa Inbate (sekaligus pemilik lahan pertanian), ungkapnya, meminta agar tidak boleh pembangunan patok perbatasan di lokasi itu.
Pasalnya, kata dia, titik tersebut selama ini menjadi titik sengketa antara warga Indonesia dan Timor Leste.
"Kalau mereka tidak bangun (patok perbatasan), pasti tidak ada kejadian seperti itu," ucapnya.
Semestinya, patok perbatasan yang bermasalah tersebut, tidak boleh dilakukan aktivitas khususnya pembangunan patok perbatasan. Mereka menyarankan agar dilakukan ke depan tidak dilaksanakan aktivitas.
Dia berharap insiden tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Sementara itu masyarakat juga diminta untuk menjaga kondusifitas.
Balthasar Tpoi yang menjadi saksi dalam insiden tersebut membeberkan kronologi lengkap kejadian penembakan di Perbatasan RI-RDTL Distrik Oecusse itu.
Ia menjelaskan pada Hari Minggu (24/8/2025), sejumlah petani Desa Inbate yang mengolah lahan di wilayah perbatasan RI-RDTL menyaksikan aktivitas UPF Timor Leste dan Warga Negara Timor Leste di sekitar perbatasan.
Masyarakat menyaksikan mereka hendak membukakan jalan menuju ke lahan milik warga untuk pembangunan patok perbatasan.
"Bapak Antonius Kaet (warga yang menyaksikan aktivitas UPF Timor Leste) tanya mereka kamu buat apa. Mereka bilang, kami mau buat PAL (patok perbatasan). Saat itu, dari pihak UPF Timor Leste bilang nanti kami laporkan ke Danpos Nino (Desa Inbate dan Buk)," ujarnya.
Saat itu, kata Balthasar, Antonius meminta UPF Timor Leste melaporkan hal itu kepada Danpos Nino.
Meski demikian, lokasi pembangunan patok tersebut berada di atas lahan milik warga Desa Inbate atas nama Antonius.
Pada Minggu (24/8/2025) malam, sejumlah warga Desa Inbate kemudian berkumpul dan berunding mengenai pembangunan patok perbatasan oleh UPF Negara Timor Leste tersebut.
Jarak antara patok perbatasan lama dan patok perbatasan yang hendak dibangun tersebut sekitar 300 meter.
Masyarakat menolak pembangunan patok perbatasan di titik yang tersebut karena sudah ada patok perbatasan lama yang selama ini menjadi patokan warga.
Pada Senin (25/8/2025), sebanyak 24 orang warga Desa Inbate kemudian berencana menuju ke lokasi tersebut berniat memotong alang-alang untuk pembangunan rumah adat.
Ketika tiba di lokasi, sejumlah warga Negara Timor Leste berada di lokasi dengan peralatan hendak membangun patok perbatasan.
Ketika melihat warga Desa Inbate di lokasi itu, mereka kemudian kembali ke wilayah Negara Timor Leste.
Tidak lama berselang, warga Negara Timor Leste tersebut kembali lagi ke lokasi tersebut bersama dengan sejumlah anggota UPF Timor Leste.
"Adan 7 orang (UPF Timor Leste) mereka bawa senjata semua. Ketika mereka kembali ke sini, mereka panggil kami untuk ketemu. Kami tidak mau. Kami suruh mereka pulang tapi mereka tidak mau. Mereka bersikeras untuk kami ketemu," ujarnya.
Masyarakat enggan menemui UPF dan Warga Timor Leste tersebut karena mereka tidak menyetujui pembangunan patok perbatasan di lokasi baru.
Masyarakat juga telah membuat pernyataan sikap dan mengirimkannya ke Bupati TTU mengenai penolakan tersebut beberapa waktu lalu.
Karena tidak mau menuruti permintaan UPF Timor Leste untuk bertemu, kata Balthasar, UPF Timor Leste kemudian mengeluarkan tembakan.
Sebanyak 7 kali bunyi tembakan terdengar di TKP dan 1 kali tembakan terdengar agak jauh dari TKP.
Diduga, tembakan yang terdengar cukup jauh dari TKP tersebut yang mengenai bahu seorang warga bernama Paulus Taek Oki.
Baca juga: Kemlu RI Tunggu Klarifikasi Otoritas Timor Leste Soal Peristiwa Penembakan WNI di NTT
"Setelah mereka pulang baru Paulus Oki ini raba di bahu baru bilang saya sudah luka. Coba kalau dia (mengetahui ada) luka itu mereka masih ada di sini, pasti mereka salah satu juga harus mati juga," bebernya.
Kementerian Pertahanan
penembakan
Warga Negara Indonesia (WNI)
perbatasan RI - Timor Leste
Badan Nasional Pengelola Perbatasan
Brigjen TNI Frega Wenas
perbatasan
Timor Leste
Keterangan Saksi Warga NTT Diduga Tertembak Polisi Timor Leste: Bermula dari Pemasangan Patok |
![]() |
---|
Sepakati Kerja Sama, Pemakaian Gas Bumi PGN di Kemenhan dan TNI Jalan Terus |
![]() |
---|
Alasan Vincent Verhaag Tinggalkan Kewarganegaraan Belanda dan Pilih Jadi WNI |
![]() |
---|
Start Idaman Timnas Putri Indonesia di Piala AFF Wanita U16, Pelatih Bicara Pentingnya Semifinal |
![]() |
---|
Harga Mahal Kemenangan Timnas Putri Indonesia U16, Satu Pemain Kunci Cedera |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.