Program Makan Bergizi Gratis
Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN
Kapasitas produksi dalam negeri baru mencapai sekitar 11,6 juta tray per bulan.Padahal, kebutuhan BGN hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 80 juta
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana merespons isu food tray atau wadah makan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga mengandung minyak babi. Adapun, BGN mengimpor food tray untuk MBG dari China guna memenuhi kebutuhan program tersebut.
Baca juga: Ompreng MBG Diduga Pakai Minyak Babi, HNW Desak BPOM Umumkan Hasil Uji & BPJPH Awasi Kehalalan
Dadan menyebut pihak terkait, misalnya Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) akan mengecek kandungan dari food tray tersebut.
“Untuk kualitas dan standarisasi, itu ranah Kementerian Perindustrian yang harus menilai. Untuk higienisnya, BPOM yang harus menilai. Untuk kehalalannya, Badan Halal yang harus melakukan. Nanti BGN akan mengikuti rekomendasi apapun yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga tersebut,” kata Dadan usai rapat dengan Komisi IX DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Dadan menjelaskan, kapasitas produksi dalam negeri saat ini baru mencapai sekitar 11,6 juta tray per bulan. Padahal, kebutuhan BGN hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 80 juta tray.
“Jadi kalau kami membutuhkan 80 juta di akhir tahun, maka mungkin masih ada kekurangan. Karena itu, kami sudah koordinasi dengan Kementerian Perdagangan bahwa pintu impor tidak ditutup,” ucapnya.
Meski begitu, Dadan menekankan bahwa food tray yang dibiayai APBN akan sepenuhnya menggunakan produk dalam negeri. Dia menegaskan bahwa instruksi sudah diberikan kepada pihak internal BGN untuk membeli produk lokal.
“Kami belum beli satu pun tray. Seluruh tray yang ada sekarang di pasaran dan digunakan di SPPG itu yang membeli mitra. Tapi kami memang punya rencana membangun SPPG dengan APBN dan kami juga akan menyiapkan tray untuk daerah-daerah 3T. Itu sudah kami instruksikan untuk membeli produk dalam negeri, jadi tidak ada produk impor untuk yang didanai APBN,” ujarnya.
Dengan demikian, menurut Dadan, impor tray hanya dilakukan terbatas untuk memenuhi kekurangan yang tidak bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sementara komitmen utama tetap berpihak pada industri lokal.
Menteri Perdagangan Budi Santoso akan menghentikan impor food tray atau wadah makanan asal China yang digunakan di program Makan Bergizi Gratis (MBG) jika terbukti mengandung minyak babi.
Baca juga: Siswa Keracunan MBG, Ketua Gugus di Lombok Barat NTB: Kita Tidak Mau Anak Kita Dikasih Makanan Basi
Budi menyebut saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Jadi sekarang itu kan kita juga masih menunggu inspeksi dari salah satunya (yang dilakukan) dari BPOM benar atau tidak begitu ya," katanya.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun menekankan pentingnya penggunaan food tray di program MBG harus bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
Dengan adanya sertifikasi, ia yakin keamanan produk bisa lebih terjamin. "Kalau misalnya terbukti ada (minyak babi), ya kita setop si itu nya, supplier-nya, kalau pabriknya mengandung babi," ujarnya.
Sebelumnya, media sosial diramaikan dengan informasi yang menyebutkan bahwa nampan atau food tray program MBG diduga mengandung minyak babi. Minyak babi atau turunannya itu disebut digunakan sebagai komponen pelumas. Tempat makan MBG yang bertuliskan "Made In Indonesia", juga disebut diimpor dari China.
Baca juga: LPPOM MUI Tegaskan Ompreng MBG Harus Halal dan Aman
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.