Reshuffle Kabinet
Fedi Nuril Tanggapi Statement Prasetyo Hadi Soal Reshuffle Sri Mulyani: Pakai Bahasa Apa, Sih?
Fedi Nuril menyoroti ekspresi Prasetyo Hadi yang dinilainya seperti orang yang sedang kebingungan menghadapi pertanyaan para wartawan.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Aktor Fedi Nuril menanggapi statement atau pernyataan Menteri Sekretaris Negara RI (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengenai pergantian Menteri Keuangan RI (Menkeu) di Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Pada Senin (8/9/2025), Prabowo melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet terhadap lima menteri, salah satunya adalah Sri Mulyani Indrawati yang duduk di kursi Menteri Keuangan RI.
Setelah reshuffle ini, posisi Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI digantikan oleh eks Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa.
Sri Mulyani pun telah melaksanakan acara serah terima jabatan (sertijab) dengan Menteri Keuangan RI yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa, di Aula Mezzanine Gedung Juanda I, Selasa (9/9/2025).
Ia pun resmi menyatakan undur diri.
"Saya pamit undur diri pagi hari ini, dan mohon mulai saat ini untuk kami menghormati ruang privasi kami atau ruang pribadi saya sebagai warga negara biasa," kata Sri Mulyani.
Reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025) kemarin merupakan kali kedua Prabowo melakukan reshuffle sejak dilantik pada 21 Oktober 2024 lalu.
Sri Mulyani sendiri sudah menjabat sebagai Menteri Keuangan RI selama kurang lebih 13 tahun, di bawah tiga presiden yang berbeda.
Yakni:
- Era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY): 7 Desember 2005 – 20 Mei 2010, atau kurang lebih 4 tahun 5 bulan.
- Era Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi): 27 Juli 2016 - 19 Oktober 2024, atau kurang lebih 8 tahun 3 bulan.
- Era Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto: 20 Oktober 2024 - 8 September 2025, atau kurang lebih 11 bulan.
Prasetyo Hadi: Sri Mulyani Bukan Mundur, Bukan Dicopot Prabowo
Baca juga: Budi Arie Setiadi Kena Reshuffle, Said Didu: Prabowo Mencopot Loyalis Jokowi yang Kena Isu Negatif
Terkait pergantian Menteri Keuangan RI, Prasetyo Hadi menyebut bahwa hal tersebut bukan karena Sri Mulyani mundur atau dicopot oleh Prabowo, melainkan karena ada evaluasi yang telah dilakukan oleh Prabowo, kemudian diputuskan ada perubahan formasi ini.
Menurut Prasetyo, Prabowo selaku kepala negara memiliki hak prerogatif atau hak istimewa dalam mengangkat atau memberhentikan menteri.
Adapun hak prerogatif Presiden RI untuk mengangkat dan/atau memberhentikan menteri diatur dalam Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
Hak prerogatif ini merujuk pada kewenangan istimewa dan mutlak yang diberikan oleh konstitusi kepada presiden sebagai kepala pemerintahan, tanpa memerlukan persetujuan dari lembaga lain seperti DPR atau MPR.
Lalu, Prasetyo menambahkan, ada banyak pertimbangan bagi Prabowo untuk melakukan reshuffle kabinet.
Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci apa saja pertimbangan tersebut.
"Bukan mundur, bukan dicopot [Sri Mulyani, red]. Jadi, Bapak Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, tentunya kita semua paham bahwa beliau memiliki hak prerogratif," ungkapnya kepada wartawan, Senin, dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Maka kemudian, atas evaluasi, beliau memutuskan untuk melakukan perubahan formasi. Pertimbangannya banyak (reshuffle kabinet)," tambahnya.
Fedi Nuril Kritik Statement Prasetyo Hadi
Akan tetapi, pernyataan Prasetyo Hadi mengenai Menteri Keuangan RI diganti bukan karena Sri Mulyani mundur atau dicopot Prabowo dikritik oleh Fedi Nuril.
Dalam sebuah cuitan di akun media sosial X (dulunya Twitter) @realfedinuril pada Selasa (9/9/2025), pemeran tokoh Genta di film 5 CM itu merepost artikel media bertajuk Mensesneg soal Reshuffle Sri Mulyani: Bukan Mundur, Bukan Dicopot.
Ia juga menyertakan video momen Prasetyo Hadi menyampaikan pernyataan soal pergantian Menteri Keuangan RI di hadapan awak media.
Fedi menyoroti ekspresi Prasetyo Hadi yang dinilainya seperti orang yang sedang kebingungan menghadapi pertanyaan para wartawan.
Ia pun sampai bertanya-tanya mengenai gaya komunikasi para pejabat pemerintahan di bawah Presiden RI Prabowo Subianto.
Berikut cuitan Fedi Nuril:
"Mensesneg Prasetyo Hadi: “Bukan mundur, bukan dicopot.” (dengan ekspresi bingung sendiri dengan apa yang beliau ucap)"
"Rezim ini komunikasi pakai bahasa apa, sih? Gak jelas [emoji ekspresi lelah berkeringat]"
Fedi Nuril Salah Satu Artis yang Vokal Kritik Pemerintah
Fedi Nuril adalah model sekaligus artis peran kelahiran Jakarta, 1 Juli 1982 yang kerapkali melontarkan kritik terhadap kondisi politik di Indonesia.
Ia cukup vokal menyampaikan pandangannya lewat media sosial, terutama di X (dulunya Twitter).
Aktor yang pernah bermain di film Janji Joni bersama Nicholas Saputra ini pun pernah mengungkap alasan mengapa dirinya aktif mengkritik pemerintah.
Fedi Nuril mengaku sudah tidak bisa lagi pasif melihat berbagai keputusan politik yang menurutnya tidak berpihak pada rakyat.
Baginya sudah bukan rasa resah lagi yang dia rasakan, melainkan amarah karena melihat kondisi saat ini.
“Bukan resah lagi, udah marah sih itu dengan situasinya,” ujar Fedi Nuril di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).
Fedi menjelaskan, dirinya sebenarnya sudah lama tertarik dengan isu sosial dan politik. Namun dulu ia memilih untuk menjadi pengamat yang pasif.
Sikap itu berubah ketika ia merasa berbagai keputusan politik mulai menyentuh titik yang tak bisa ia diamkan.
“Saya tuh dari dulu memang sudah tertarik dengan sosial politik, tapi memang lebih pasif. Tapi sampai di satu titik nggak bisa pasif lagi sih. Saya merasa harus bersuara,” katanya.
Menurut Fedi, semuanya dimulai sejak Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengajak Prabowo Subianto masuk ke pemerintahan pada periode keduanya.
Keputusan itu, menurutnya, mengabaikan rasa keadilan bagi keluarga korban penculikan yang hingga kini belum mendapatkan kejelasan.
“Buat saya itu adalah sebuah keputusan yang tidak ada empati kepada keluarga korban penculikan yang sampai sekarang belum pulang," tutur Fedi.
"Di situ mulai kepercayaan saya menurun,” lanjutnya.
Tak hanya itu, ia juga menyoroti sejumlah isu lain, seperti pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja, hingga putusan Mahkamah Konstitusi yang membuka jalan bagi Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden.
“Dan sampai akhirnya manuver Pak Jokowi yang memilih untuk mendukung Prabowo di Pilpres 2024 kemarin," ucapnya.
"Di situ saya merasa justru ada kemungkinan menang karena pendukung Pak Jokowi masih banyak kan. Dan saya nggak mau Prabowo menang,” tutur Fedi Nuril.
Melihat kondisi tersebut, Fedi merasa tak bisa lagi hanya diam dan sejak saat itu, ia memutuskan untuk menyampaikan pandangannya secara terbuka di media sosial.
(Tribunnews.com/Rizki A./Bayu Indra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.