Rahayu Saraswati Mundur dari DPR RI
Jadi Alasan Mundur dari DPR, Apa yang Dikatakan Rahayu Saraswati saat Podcast 6 Bulan Lalu?
Ini yang dikatakan Rahayu Saraswati hingga membuatnya memutuskan untuk mundur sebagai anggota DPR.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Langkah politik mengejutkan diambil oleh politikus Gerindra, Rahayu Saraswati atau yang akrab dipanggil Sara.
Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu mengumumkan mundur sebagai anggota DPR RI.
Pengumuman ini disampaikannya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025).
"Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra," ujar Sara dalam video tersebut.
Dalam pernyataannya, dia juga mengungkapkan alasan terkait pengunduran dirinya sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR yakni soal pernyataannya saat menjadi narasumber dalam sebuah siniar atau podcast salah satu media nasional.
Baca juga: Rocky Gerung Puji Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo yang Mundur dari DPR usai Merasa Sakiti Rakyat
Adapun podcast itu tayang pada 28 Februari 2025 lalu dengan durasi 42 menit. Namun, Sara menyebut video tersebut dipotong dan hanya diambil pada saat dirinya berbicara di menit ke-25 hingga ke menit ke-27.
Sementara, video podcast yang dihadiri oleh Sara tersebut berjudul "Rahayu Saraswati: Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif".
Lalu apa yang disampaikan oleh Sara hingga membuatnya mundur sebagai anggota dewan?
Ternyata, dirinya tengah membicarakan isu terkait lapangan kerja di Indonesia.
Ketika hanya merujuk pembicaraan pada menit ke-25 hingga menit ke-27 video tersebut, Sara memberikan kesan para anak muda di Indonesia jangan hanya bergantung kepada pemerintah terkait ketersediaan lapangan kerja.
Dia pun menyarankan agar anak muda turut terlibat dalam penciptaan lapangan kerja di berbagai bidang.
Sara juga menyebut agar anak muda tidak bergantung pada sektor pekerjaan yang sudah melalui masa otomasi.
"Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu," ujar Sara pada menit ke 26.11 dalam video tersebut.
"Kalau misalkan lu bisa masak, bikinlah bisnis kuliner. Lu bisa jahit, bikinlah bisnis fashion. Lu bisa, bikin apapun itu, ngedit video, jadilah editor. Lu Bahasa Indonesianya dan Bahsa Inggrisnya bagus, jadilah copywriting," sambungnya.
Kendati demikian, Sara mengatakan sejumlah industri mapan seperti pangan dan hilirisasi akan meningkat ke depannya lantaran menjadi fokus pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Lalu pada menit ke 27.29, dia kembali mengingatkan agar anak muda tidak hanya menggantungkan nasibnya kepada pemerintah terkait ketersediaan lapangan pekerjaan.
Menurutnya, pola pikir semacam itu merupakan pemikiran era kolonial.
"Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar pada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provided job, kita berarti masih bersandar di era kolonial di mana kita masih bersandar kepada si raja dan si ratu, priyayi, untuk ngasih kita kerjaan. No! Kita sudah move on dari situ," tegasnya.
Di sisi lain, pernyataan tersebut berawal dari pertanyaan pewawancara untuk meminta pandangan Sara soal sektor ekonomi kreatif yang seharusnya bisa meningkatkan perekonomian nasional.
Lalu pewawancara pun meminta pandangan Sara terkait potensi ekonomi kreatif ke depannya terhadap perekonomian Indonesia.
Sebelum pernyataannya di atas, Sara mengaku pengembangan potensi ekonomi kreatif masih perlu digenjot.
Padahal menurutnya, sektor inilah yang merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
"Saya memahami Indonesia ini memiliki satu kekayaan yang limitless. Satu sumber kekayaan yang merupakan emasnya Indonesia ke depan, yaitu sektor ekonomi kreatif."
"Ini sangat-sangat luar biasa karena satu hal yang sempat saya sebutkan yaitu intellectual property," ujarnya.
Setelah itu, Sara pun mencontohkan salah satu unsur ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan oleh Indonesia yaitu budaya.
Sara Tetap Minta Maaf, Tak Ada Maksud Rendahkan Usaha Masyarakat
Meski mengakui pernyataannya telah dipotong dan menimbulkan tafsir negatif di masyarakat, Sara tetap meminta maaf.
Dia menegaskan tidak ada maksud untuk merendahkan usaha masyarakat, khususnya anak muda, yang mungkin tengah menghadapi kesulitan.
"Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha, tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan," ujar Sara.
Ia lalu menyebut, dana yang diperoleh dari dapilnya akan digunakan untuk bantuan alat kesehatan, pelatihan usaha, dan pemberdayaan anak.
Selain itu, ia juga ingin menyelesaikan tugas terakhirnya sebagai anggota dewan, yakni menyelesaikan Revisi Undang-Undang Kepariwisataan.
“Saya tetap berkomitmen untuk berjuang melawan perdagangan orang, pengelolaan sampah berkelanjutan, dan isu krisis iklim termasuk energi terbarukan, pemberdayaan anak-anak muda Indonesia, dan keterwakilan perempuan melalui semua organisasi yang saya pimpin maupun rintis,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.