Cuaca Ekstrem
BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di Jatim dan Jabar, Ribuan Kg Bahan Semai Dilepas dari Cessna
BNPB menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Timur dan Jawa Barat guna mengantisipasi fenomena cuaca ekstrem.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Jawa Timur dan Jawa Barat guna mengantisipasi fenomena cuaca ekstrem.
Operasi tersebut merupakan tindak lanjut arahan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat meninjau wilayah terdampak banjir di Kota Denpasar, Provinsi Bali pada Rabu (10/9/2025) lalu.
Hal tersebut juga berkaca dari kejadian banjir besar yang melanda wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada pekan lalu akibat pengaruh dari adanya aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang melintas di barat wilayah Indonesia.
Meski penanganan darurat bencana di Bali dan NTT mulai terkendali dan kini memasuki masa transisi pemulihan, namun fenomena atmosfer yang membawa potensi cuaca ekstrem telah bergeser mendekati wilayah Jawa Timur hingga Jawa Barat.
Mengerahkan satu unit pesawat Cessna Caravan PK-DPI di Jawa Timur, operasi dilaksanakan sejak Sabtu (13/9/2025).
Operasi modifikasi cuaca dilakukan dengan menebarkan bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) maupun Kalsium Oksida (CaO) guna meredistribusi curah hujan agar hujan lebat tidak turun di wilayah padat penduduk, namun turun di wilayah perairan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D atau yang akrab disapa Aam mengatakan rencananya, operasi ini akan berlangsung hingga Selasa (16/9/2025).
Namun demikian, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan dilanjutkan dengan melihat hasil evaluasi, analisa lanjutan dan monitoring kondisi di lapangan.
"Selama pelaksanaan OMC yang dioperasikan dari Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda, area penyemaian telah mencakup wilayah langit Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Tuban, serta wilayah perairan selatan dan timur Kabupaten Banyuwangi," ungkap Aam dalam Siaran Pers BNPB pada Senin (15/9/2025).
"Total bahan semai yang digunakan sebanyak 800 kilogram NaCl dan 1.600 kilogram CaO," lanjut dia.
Sedangkan operasi modifikasi cuaca wilayah Jawa Barat, kata dia, dipusatkan dari Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Untuk itu, kata Aam, BNPB mengerahkan satu unit pesawat Cessna Caravan dengan kode registrasi PK-YNA.
Operasi dimulai pada Minggu (14/9/2025) dengan dua sorti penerbangan.
"Sebanyak 800kg NaCl dan 800kg CaO disemai di atas langit Kabupaten Pandeglang, Banten, dan Bogor," ungkap dia.
Ia menjelaskan berdasarkan perbandingan data curah hujan spasial yang tercatat dalam Pantauan Radar BMKG hingga pukul 19.00 WIB terhadap model prediksi kejadian hujan.
Intervensi OMC Provinsi Jawa Barat yang dilakukan hari Minggu tersebut, kata dia, terindikasi mampu mengurangi curah hujan wilayah Jabodetabek sebesar 31 persen.
Menurutnya kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ektrem dan risiko banjir tentu membutuhkan kerja sama semua pihak.
"BNPB mengimbau kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan guna mencegah terjadinya banjir. Pembersihan drainase primer dan sekunder perlu dilakukan agar jalan air tidak tersumbat dan air tidak meluap ke pemukiman warga," ungkapnya.
"Selain itu, upaya normalisasi sungai-sungai yang telah dangkal juga hendaknya dilakukan sebagai strategi mitigasi banjir jangka panjang," kata Aam.
Sebagian Wilayah Memasuki Masa Peralihan Musim
BNPB mencatat berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mayoritas wilayah Indonesia diprediksikan menghadapi musim hujan lebih cepat dari biasanya.
Sejak akhir Agustus hingga September, kata Aam, sebagian besar wilayah Indonesia telah merasakan adanya peralihan musim kemarau menuju penghujan yang ditandai dengan munculnya fenomena cuaca ekstrem dengan tanda-tanda seperti hujan lebat yang dapat disertai petir hingga angin kencang.
Secara umum, lanjut dia, sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 diprediksikan berada pada kategori normal, meskipun demikian terdapat beberapa wilayah yang berpotensi mengalami musim hujan dengan sifat atas normal.
Wilayah tersebut di antaranya sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, serta Maluku dan Papua.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Semarang, Besok Selasa 16 September 2025: Hujan Ringan
"BMKG memprakirakan hujan lebat berpotensi terjadi di wilayah Banten, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, pada periode 12–14 September 2025. Sementara itu, prediksi hujan lebat di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur terjadi pada 15–18 September 2025," pungkas dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC)
Jawa Timur
Jawa Barat
cuaca ekstrem
Suharyanto
Cuaca Ekstrem
Gelombang Panas di Spanyol Tewaskan 1.180 Orang dalam 2 Bulan, Mayoritas Lansia |
---|
Kepala BMKG: Mundurnya Musim Kemarau di Indonesia Picu Cuaca Ekstrem Berkepanjangan |
---|
Barcelona Catat Juni Terpanas dalam Seabad! Siang 37,9 Derajat Celsius dan 25 Derajat di Malam Hari |
---|
Badai Hantam Sungai Yangtze Tiongkok, Empat Perahu Terbalik, 9 Tewas dan 1 Hilang |
---|
Cuaca Tak Bersahabat Hantui Indonesia Minggu Ini, BNPB Imbau Warga Waspada |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.