Selasa, 23 September 2025

10 Adab Berdoa agar Diberkahi dan Dikabulkan Allah: Menghadap Kiblat dengan Hati yang Khusyu

10 adab berdoa agar diberkahi dan dikabulkan Allah SWT, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin halaman 361-364.

freepik.com/jcomp
ILUSTRASI BERDOA - Ilustrasi yang memperlihatkan seseorang tengah berdoa yang diambil dari situs Pexels.com, Selasa (18/3/2025). 10 adab berdoa agar diberkahi dan dikabulkan Allah SWT, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin halaman 361-364. 

TRIBUNNEWS.COM - Berdoa merupakan bagian dari ibadah yang rutin dilakukan oleh umat Islam.

Selain karena perintah agama, berdoa bisa menjadi sarana untuk mengajukan permohonan kepada Allah SWT agar keinginan, harapan, maupun cita-cita bisa terwujud menjadi kenyataan.

Melalui doa, seorang hamba juga bisa menunjukkan ketundukan dan keyakinannya kepada Allah SWT.

Namun, agar doa lebih mustajab dan penuh keberkahan, penting bagi kita untuk memperhatikan adab-adab dalam berdoa.

Tidak hanya sekadar mengucapkan permohonan, tetapi juga bagaimana kita menyampaikan doa dengan sikap dan hati yang benar.

Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat 10 adab berdoa sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin (Beirut, Daru Ibn Hazm: 2005), juz I, halaman 361-364.

10 Adab Berdoa

Dilansir dari Kemenag, berikut ini adalah 10 adab berdoa yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali:

1. Berdoa di Waktu Mulia

Agar doa bisa dikabulkan hendaknya seorang muslim berdoa di waktu mulia yang dinilai mustajab.

Dari sekian banyak waktu, ada sejumlah waktu yang dinilai mustajab, di antaranya adalah hari Arafah dan bulan Ramadan untuk tahunan, hari Jum'at untuk mingguan, dan waktu sahur untuk harian.

Rasulullah bersabda:

يَنْزِلُ اللَّهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَخِيرِ، فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Allah Swt turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari Muslim)

Baca juga: Doa Selesai Makan, Rasa Syukur dan Adab yang Sering Terlupakan

2. Menghadap Kiblat

Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya sambil menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya, dan menundukkan pandangannya.

Setelah selesai memanjatkan doa kemudian dilanjutkan dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ

Artinya: “Apabila Rasulullah mengangkat kedua tangannya dalam doa, beliau tidak menurunkannya hingga mengusap wajahnya dengan keduanya.” (HR. Muslim)

3. Bersuara Lirih

Saat seorang muslim sedang berdoa hendaknya bisa mengatur volume dengan tidak mengeraskan suaranya, melainkan melakukannya dengan penuh kelembutan, ketundukan, dan kerendahan hati.

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-A’raf ayat 55:

ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًۭا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

4. Berdoa dalam Kondisi Istimewa

Seorang muslim juga bisa berdoa pada kondisi-kondisi tertentu yang dinilai istimewa dan juga mustajab, misalnya saat turun hujan, saat berpuasa, setelah shalat lima waktu, serta waktu di antara azan dan iqamat.

Rasulullah bersabda:

الدُّعَاءُ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ لَا يُرَدُّ

Artinya: “Doa antara azan dan iqamat tidak akan ditolak.” (HR. at-Tirmidzi)

5. Membaca Hamdalah dan Shalawat

Berdoa kepada Allah hendaknya tidak langsung masuk pada inti permohonan, melainkan diawali dengan memuji kepada Allah atau membaca hamdalah yang disertai dengan membaca shalawat Nabi.

Salamah bin Al-Akwa berkata:

مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ ﷺ يَسْتَفْتِحُ الدُّعَاءَ إِلَّا اسْتَفْتَحَهُ بِقَوْلِ: سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَلِيِّ الْأَعْلَى الْوَهَّابِ

Artinya: "Aku tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doa kecuali beliau memulainya dengan ucapan: ‘Subhana rabbiyal ‘aliyyil a‘lal Wahhab (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemberi)." (HR. Ahmad)

6. Hati yang Khusyu

Berdoa merupakan peristiwa sakral sehingga dalam praktiknya perlu diiringi dengan sikap rendah hati, khusyuk, serta penuh harap dan takut kepada Allah.

Rasulullah bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللّٰهُ عَبْدًا ابْتَلَاهُ حَتَّى يَسْمَعَ تَضَرُّعَهُ

Artinya: “Apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya hingga Dia mendengar doa permohonannya dengan penuh kerendahan.” (HR. Ad-Dailami)

7. Yakin Dikabulkan Allah

Saat memanjatkan doa kepada Allah, seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Allah Maha Kuasa sehingga Dia akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya.

Di sisi lain, keyakinan ini akan menjadi energi positif yang akan membantu terwujudnya harapan.

Rasulullah bersabda:

ادْعُوا اللّٰهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ

Artinya: “Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah Azza wa Jalla tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. at-Tirmidzi)

8. Menghindari Sajak

Seorang muslim hendaknya tidak memaksakan diri membuat sajak atau rangkaian kata yang berlebihan saat memanjatkan doa kepada Allah.

Pasalnya, jika doa dipaksakan dalam bentuk sajak, dikhawatirkan akan mengurangi sikap rendah hati dan ketundukan.

Rasulullah bersabda:

سَيَكُونُ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الدُّعَاءِ

Artinya: “Akan ada kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (HR. Abu Dawud)

9. Serius dan Penuh Kesungguhan

Dalam berdoa hendaknya seorang muslim menunjukkan keseriusan dan kesungguhannya serta tidak tergesa-gesa menuntut jawaban.

Di antara ciri yang menunjukkan sikap demikian adalah dengan mengulangi doanya minimal 3 kali. Rasulullah bersabda:

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، فَيَقُولَ: قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. فَإِذَا دَعَوْتَ فَاسْأَلِ اللّٰهَ كَثِيرًا، فَإِنَّكَ تَدْعُو كَرِيمًا

Artinya: "Doa seseorang akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa dengan berkata: ‘Aku telah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan.’ Maka apabila engkau berdoa, mintalah kepada Allah dengan banyak, karena sesungguhnya engkau memohon kepada Dzat Yang Maha Pemurah.” (HR. Bukhari Muslim)

10. Tobat dan Ikhlas

Menurut Al-Ghazali, adab yang kesepuluh ini merupakan adab batin yang menjadi pokok agar terkabulnya doa, yaitu bertaubat, mengembalikan hak orang lain yang terzalimi, dan menghadapkan hati sepenuhnya kepada Allah Swt.

Inilah sebab yang paling dekat bagi terkabulnya doa.

Dikisahkan Al-Ghazali, di zaman Nabi Musa terjadi kemarau yang cukup panjang. Nabi Musa bersama Bani Israil kemudian memohon kepada Allah agar segera turun hujan.

Walaupun sudah menggelar doa bersama namun ternyata belum juga dikabulkan.

Nabi Musa kemudian mendapatkan wahyu bahwa di antara Bani Israel tersebut ada sejumlah orang yang telah melakukan dosa.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan