Pimpinan Komisi X DPR Kecam Kekerasan Anak Polisi terhadap Guru di Sinjai
Peristiwa itu terjadi setelah seorang siswa memukul gurunya karena sering dilaporkan membolos.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, mengecam keras atas kasus kekerasan yang menimpa Wakil Kepala SMAN 1 Sinjai, Sulawesi Selatan, bernama Mauluddin.
Peristiwa itu terjadi setelah seorang siswa memukul gurunya karena sering dilaporkan membolos.
Lebih memprihatinkan insiden tersebut berlangsung di hadapan ayah sang siswa, Aiptu Rajamuddin yang merupakan anggota Polri.
Baca berita terkait : Saksikan Anaknya Pukul Wakasek, Polisi di Sinjai Diperiksa Propam, Biarkan Pemukulan Terjadi?
Serang Martabat Guru
Lalu Ari, sapaan akrab Lalu Hadrian Irfan, menilai tindakan polisi itu tersebut bukan sekadar menyerang martabat guru, melainkan juga menjadi peringatan serius bagi dunia pendidikan nasional.
Menurutnya, guru adalah sosok yang seharusnya dijunjung tinggi.
"Ketika seorang siswa dengan berani melakukan kekerasan kepada gurunya, terlebih di depan orang tua yang justru berprofesi sebagai aparat penegak hukum, ini adalah bentuk degradasi moral yang sangat serius,” tegas Lalu Ari dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Kasus serupa di Prabumulih
Kasus di Sinjai muncul hanya berselang singkat dari polemik di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Publik sempat digegerkan oleh pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, setelah menegur siswa yang membawa mobil ke sekolah.
Belakangan terungkap siswa itu merupakan anak Wali Kota Prabumulih, Arlan.
Keputusan pencopotan akhirnya dibatalkan.
“Dua kasus ini memperlihatkan pola yang berbahaya: guru menjadi korban intimidasi, kekerasan, bahkan pencopotan jabatan hanya karena melaksanakan tugas mendidik dan menegakkan disiplin. Jika dibiarkan, siapa yang akan berani lagi menegur siswa? Bagaimana wibawa pendidikan bisa tegak?” ujar Lalu Ari.
Martabat Guru
Politisi PKB asal NTB itu menegaskan dirinya bersama Komisi X DPR yang membidangi soal pendidikan akan terus membela hak serta martabat guru.
Menurutnya, selama guru menjalankan kewajibannya dengan benar, negara harus hadir memberikan perlindungan penuh.
“Saya siap pasang badan untuk melindungi guru. Mereka tidak boleh dibiarkan sendirian menghadapi tekanan dari siswa maupun pihak-pihak yang menyalahgunakan kekuasaan. Negara wajib hadir memberikan perlindungan penuh,” ujarnya.
Ia juga mendorong aparat kepolisian untuk bersikap profesional dengan menindaklanjuti kasus di Sinjai.
Siswa yang melakukan pemukulan wajib diproses sesuai aturan, sementara peran ayahnya yang seorang polisi dan diduga membiarkan kejadian itu juga harus diperiksa.
Legislator dari Dapil NTB II ini menekankan pentingnya pendidikan karakter di sekolah.
Ia menilai, pendidikan bukan semata-mata persoalan akademis, melainkan juga soal moral, etika, dan penghormatan kepada guru.
“Jika guru saja tidak dihargai, itu tanda ada yang keliru dalam sistem pendidikan kita. Karena itu, perlu ada penguatan peran guru sekaligus payung hukum yang jelas agar mereka tidak takut menegakkan disiplin,” tandasnya.
Lalu Ari mengajak masyarakat, orang tua, dan seluruh pihak untuk kembali menempatkan guru sebagai sosok yang dihormati. Guru, lanjut dia, adalah teladan bangsa, bukan pelampiasan amarah.
Siswa yang Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai Mengaku Tersulut Emosi |
![]() |
---|
Pukul Wakil Kepala Sekolah, Anak Polisi Akui Emosi: Tas Diambil dan Rusak, Dihukum Berdiri 40 Menit |
![]() |
---|
Pengakuan Aiptu Rajamuddin Saksikan Anaknya Pukul Wakasek SMAN 1 Sinjai: Saya Marahi, Bikin Malu |
![]() |
---|
Duduk Perkara Siswa SMAN 1 Sinjai Pukul Wakasek di Depan Ayah yang Seorang Polisi, Dipanggil ke BK |
![]() |
---|
Sosok Andi Zaenal, Anggota DPRD Sinjai Viral Tidur saat Rapat, Pernah Kepergok Sibuk Main HP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.