Kamis, 25 September 2025

Suara Sirene dan Strobo

Kepala Staf Kepresidenan M Qodari Klaim Sudah Tidak Pernah Pakai Sirine dan Strobo saat Bepergian

Qodari menuturkan, sejak menjabat Wakil Kepala Staf Kepresidenan, ia terbiasa berjalan atau bepergian tanpa pengawalan khusus

Penulis: Taufik Ismail
Tribunnews.com/Taufik Ismail
PENGGUNAAN SIRINE DAN STROBO - Kepala Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (22/9/2025). Qodari merespons soal gerakan anti penggunaan sirine dan strobo di media sosial. Ia menegaskan, sebelum ada gerakan tersebut ia sudah menerapkannya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari merespons soal gerakan anti penggunaan sirine dan strobo di media sosial. Ia menegaskan, sebelum ada gerakan tersebut ia sudah menerapkannya.

"Saya sendiri dari beberapa waktu yang lalu sudah mengatakan saya stop pakai patwal. Eh, bukan patwal. Voorijder ya? Pakai motoris. Jadi sebelum ini rilis, M Qodari sudah melaksanakan," kata Qodari di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/9/2025).

Baca juga: Pengamat Klaim Qodari & Angga Raka Akan Disorot Publik usai Punya Jabatan Baru dari Prabowo, Kenapa?

Qodari menuturkan, sejak menjabat Wakil Kepala Staf Kepresidenan, ia terbiasa berjalan atau bepergian tanpa pengawalan khusus. Ia naik mobil Kijang Innova tanpa Voorijder dan mobil pengawalan pribadi (Walpri).

"Gini lho, waktu saya wakastaf, nggak ada walpri. Saya jalan sendiri aja. Pakai mobil Innova ya, dan jam tangan Seiko. Nggak boleh flexing. Jadi pejabat publik itu, masyarakat tahunya maunya nggak boleh mewah-mewah. Karena anggarannya dari uang negara. Nah, uang negara dari pajak rakyat. Jangan sampai gua susah-susah lu senang-senang. Berarti pemerintah tidak, tone deaf? Udah, nggak buta dan tuli," katanya.

Baca juga: Sebut KSP Saat Ini Berbeda dengan Era Moeldoko, Qodari: Bisa Keliling Program-program Prioritas

Setelah dilantik menjadi Kepala Staf Kepresidenan kata Qodari ia menggunakan mobil Walpri pada saat-saat tertentu saja. Misalnya saat harus buru-buru mengikuti rapat atau kegiatan.

"Tetap ada mobil Walpri. Hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja menggunakan strobo. Kalau misalnya harus mengejar meeting dan yang lain-lain. Selebihnya, tidak dipakai," katanya.

Qodari mengatakan terkait gerakan anti-sirine tersebut, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi  telah menegaskan bahwa pejabat publik harus bijak menggunakan pengawalan dan mencontoh Presiden Prabowo Subianto yang selalu menghormati pengguna jalan.

Sebelumnya Istana melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi buka suara soal gerakan anti sirine dan strobo di media sosial. Prasetyo mengatakan pihaknya sudah pernah membuat surat edaran kepada seluruh jajaran pejabat untuk menggunakan secara patut dan tertib fasilitas pengawalan.

"Kami, Kementerian Sekretariat Negara, dulu juga sudah pernah, membuat surat edaran kepada seluruh jajaran pejabat negara, yang menggunakan fasilitas-fasilitas pengawalan bahwa memang ada undang-undang yang mengatur itu," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, (19/9/2025).

"Kalau pun kemudian fasilitas itu dipergunakan, tentunya kita harus memperhatikan kepatutan, kemudian memperhatikan ketertiban masyarakat pengguna jalan yang lain. Sehingga bukan berarti menggunakan fasilitas tersebut, semena-mena atau semau-maunya itu," imbuhnya.

Pihaknya kata Prasetyo terus mengingatkan para pejabat mengenai surat edaran tersebut. Fasilitas pengawasan tidak bisa dihilangkan karena masih diperlukan untuk efektifvitas pergerakan pejabat.

"Karena memang ada beberapa yang kemudian memang membutuhkan fasilitas tersebut hanya untuk efektivitas waktu, tapi sekali lagi yang bisa kita lakukan, yang telah terus menurus kita, kita himbau bahwa fasilitas-fasilitas tersebut, jangan digunakan untuk sesuatu yang melampaui batas-batas wajar dan tetap kita harus memperhatikan dan menghormati pengguna jasa yang lain," katanya.

Menurut Prasetyo, Presiden Prabowo telah memberikan contoh penggunaan fasilitas pengawasan di jalan. Presiden sering ikut bermacet macetan di jalan dan mengikuti rambu rambu lalu lintas.

"Sebagaimana saudara-saudara perhatikan bahwa bapak presiden memberikan contoh, bahwa beliau sendiri, di dalam mendapatkan pengawalan di dalam berlalu lintas, itu juga sering ikut bermacet-macet, kalau pun lampu merah juga berhenti, ketika tidak ada sesuatu yang sangat terburu-buru mencapai tempat tertentu. semangatnya itu," pungkasnya.

Baca juga: M Qodari Naik Pangkat Jadi Kepala KSP, Rocky Gerung: Kesannya Prabowo Tak Mengerti Demokrasi

Sebelumnya masyarakat yang sudah muak dengan arogansi strobo dan sirene mendukung gerakan yang diinisiasi mantan duta besar (dubes) Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha.

Lewat unggahan di media sosial, Peter F Gontha mengajak masyarakat untuk menyebarkan stiker berisi pesan sindiran yang ditujukan kepada para pengguna lampu strobo dan sirine di jalan raya.

Stiker yang diunggah Peter F Gontha bertuliskan: "Hidupmu dari Pajak Kami, Stop Strobo dan Sirine".

"Kita ramai-ramai bikin stiker ini, (bikin) yang banyak dan bagi-bagikan kepada siapa saja," tulis Peter Gontha.

Seruan ini seketika ramai diperbincangkan netizen. Lantaran stiker ini dianggap mewakili kemarahan mereka terhadap maraknya penggunaan lampu strobo dan sirine yang tidak bertanggung jawab di jalan besar.

Tak sedikit ditemukan oknum pengemudi yang menggunakan lampu tersebut untuk kepentingan pribadi semata.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan