Jumat, 26 September 2025

Profil dan Sosok

Kiprah Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang Jejak Diplomasinya Diikuti Prabowo di Sidang Umum PBB

Menelusuri jejak sejarah ayah Presiden RI Prabowo Subianto, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Istimewa, Instagram/prabowo
DIPLOMASI INDONESIA - Kolase Foto: Prof. Sumitro Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto. Nama Sumitro Djojohadikusumo belakangan ini menggema ketika sang anak yang kini menjadi Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, akan menyampaikan pidato di Sidang Umum ke-80 PBB atau 80th Session of the UN General Assembly (UNGA 80) di New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat. 

TRIBUNNEWS.COM - Menelusuri jejak sejarah ayah Presiden RI Prabowo Subianto, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, di forum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Prof. Sumitro Djojohadikusumo lahir di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah 29 Mei 1917.

Sumitro menempuh pendidikan tinggi di Nederlandsche Economische Hogeschool atau Sekolah Tinggi Ekonomi di Rotterdam, Belanda pada 1935.
 
Ia juga sempat mengenyam kursus filosofi dan sejarah di University of Paris selama setahun. 

Sumitro tidak hanya dikenal sebagai bapak ekonomi dan pembangunan Indonesia, tetapi juga merupakan diplomat ulung yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di forum internasional.

Adapun nama Sumitro belakangan ini menggema ketika sang anak yang kini menjadi Presiden ke-8 RI, Prabowo Subianto, akan menyampaikan pidato di Sidang Umum ke-80 PBB atau 80th Session of the UN General Assembly (UNGA 80) di New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

Sejak dilantik sebagai Presiden RI bersama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2024 lalu, Prabowo Subianto memang digadang-gadang akan meneruskan warisan ekonomi dan pemikiran Prof. Sumitro Djojohadikusumo.

Sementara itu, gebrakan Prabowo yang hadir dan akan berpidato di Sidang Umum ke-80 PBB mendapat sorotan dari Wakil Menteri Luar Negeri RI tahun 2014, Dino Patti Djalal.

Menurut Dino yang juga merupakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), kehadiran Prabowo dalam sidang umum PBB mengulang jejak perjuangan diplomasi sang ayah.

Dino memandang, Prabowo melanjutkan tradisi keluarganya sebagai pejuang diplomasi Indonesia.

“Kami rakyat Indonesia berharap, sebagaimana almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkokoh multilateralisme,” ujar Dino, dalam keterangan pers Badan Komunikasi Pemerintah, Minggu (21/9/2025).

Baca juga: Prabowo Akan Pidato di Sidang Umum PBB: Waktu, Lokasi, Urutan, dan Misi yang Dibawa

Lantas, seperti apa kiprah Sumitro dalam lika-liku diplomasi Indonesia?

Salah satu perjuangan diplomasi paling menonjol Prof. Sumitro adalah upayanya menghentikan aliran dana bantuan Amerika Serikat (AS) kepada Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia setelah proklamasi.

Hal tersebut, tertuang dalam memorandum yang ditulis Sumitro untuk pemerintah AS.

Dikutip dari laman thoughtco.com, memorandum —lebih umum dikenal sebagai memo— adalah pesan tertulis atau catatan singkat dan formal yang digunakan untuk komunikasi internal dalam bisnis atau organisasi.

Memorandum yang ditulis Sumitro isinya mengecam operasi militer atau agresi militer Belanda sebagai ancaman terhadap upaya membangun ketertiban dunia. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan