Program Makan Bergizi Gratis
Ribuan Siswa Keracunan MBG, Pimpinan Komisi X DPR Desak Mendikdasmen Koordinasi dengan BGN
Lalu Hadrian Irfani menyoroti kasus keracunan massal yang dialami ribuan siswa akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani menyoroti kasus keracunan massal yang dialami ribuan siswa akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dia menyampaikan keprihatinannya dan mendesak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) segera berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
Baca juga: Viral Surat Rahasiakan Keracunan MBG di Cirebon hingga Sleman, BGN Pastikan Tidak Ada yang Ditutupi
Lalu Hadrian Irfani, yang akrab disapa Lalu Ari, menilai insiden ini menunjukkan adanya persoalan serius dalam tata kelola dan pengawasan program MBG.
Menurutnya, tujuan program untuk meningkatkan kesehatan dan kecukupan gizi peserta didik tidak boleh justru berbalik membahayakan keselamatan mereka.
"Kesehatan dan keselamatan siswa harus ditempatkan di atas segalanya. Program ini memang lahir dari niat baik untuk memperbaiki asupan gizi anak-anak kita, tetapi pelaksanaannya tidak boleh mengorbankan keselamatan mereka. Kita harus belajar dari kasus ini dan segera melakukan evaluasi menyeluruh," kata Lalu Ari kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Ia meminta Mendikdasmen Abdul Mu'ti segera berkoordinasi dengan BGN dan pihak terkait lainnya guna mencari solusi yang cepat dan tepat.
Lalu Ari menekankan bahwa sinergi lintas lembaga mutlak diperlukan agar penanganan kasus bisa terpadu serta mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Selain itu, ia juga menuntut adanya audit ketat terhadap seluruh rantai penyelenggaraan MBG, mulai dari pengadaan bahan pangan, penyimpanan, distribusi, hingga pengelolaan dapur.
Baca juga: Ribuan Kasus Keracunan Terjadi, Kepala BGN Sebut Anak Tetap Antusias Konsumsi MBG
Menurutnya, standar kebersihan dan kualitas gizi harus dipastikan tanpa kompromi.
"Evaluasi harus menyentuh seluruh aspek, dari hulu sampai hilir. Jangan sampai ada celah yang bisa membahayakan anak-anak. Saya minta pengelola dapur MBG maupun pihak sekolah benar-benar diawasi ketat agar setiap makanan yang diberikan sesuai standar gizi dan higienis," ujarnya.
Lalu Ari juga mengingatkan pemerintah untuk tidak terburu-buru memperluas cakupan program sebelum sistem pendukung di lapangan benar-benar siap.
Dia menegaskan, MBG adalah investasi besar bagi masa depan generasi muda, namun legitimasi program bisa runtuh bila justru memunculkan korban.
"Kita mendukung penuh program MBG karena tujuannya baik. Namun pemerintah harus memperbaiki desain kebijakan ini agar tidak ada lagi ribuan anak yang jatuh sakit. Setiap nyawa dan kesehatan anak-anak bangsa jauh lebih penting daripada sekadar target pencapaian angka program," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.