Demo di Jakarta
Kakak Ungkap Kondisi Delpedro di Dalam Rutan PMJ: Berat Badan Turun & Mulai Bosan
Delpiero menegaskan adiknya secara fisik sehat, hanya berat badannya menurun dan juga secara mental sudah mulai bosan.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Delpedro Marhaen sudah 20 hari lebih mendekam di rumah tahanan Polda Metro Jaya atas kasus dugaan penghasutan aksi ricuh demo.
Kakak Delpedro, Delpiero Hegelian mengungkap kondisi adiknya selama mendekam di Rutan Polda Metro.
Baca juga: Datangi Polda Metro, Sejumlah Mahasiswa UI Minta Delpedro Cs Dibebaskan Tanpa Syarat
"Kondisi Delpedro di dalam sehat, cuma seperti yang disampaikan sebelumnya, aktivitasnya itu hanya membaca saja, namun dia ada kebutuhan untuk menulis karena sedang menyelesaikan program magister dan dia tidak mendapatkan akses untuk menulis itu," kata Delpiero kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (23/9/2025).
Delpiero menegaskan adiknya secara fisik sehat, hanya berat badannya menurun dan juga secara mental sudah mulai bosan.
"Mungkin ada tekanan juga namun kami kurang mengerti, cuma dia mengalami kebosanan," tegasnya.
Terkait dukungan penangguhan penahanan dari Gerakan Nurani Bangsa (GNB), Delpiero menyampaikan terimakasihnya.
Menurutnya penangguhan penahanan opsi yang harus diberikan oleh kepolisian agar tahanan tidak mengalami tekanan psikis dan fisik.
"Kami rasa sebagai pihak keluarga dan masyarakat, dalam hal ini kami setuju dengan adanya penangguhan penahanan. Kami ingin penangguhan penahanan itu segera didorong," ungkapnya.
Dengan adanya penangguhan penahanan, proses hukum yang dijalani para tahanan aktivis nantinya akan lebih fair.
Baca juga: Keluh Keluarga Aktivis Delpedro dan Syahdan: Sulitnya Akses Besuk di Rutan Polda Metro Jaya
Diketahui ada enam orang tahanan terkait ricuh demo di antaranya Delpedro Marhaen, Muzaffar Salim, Syahdan Husein, Khariq Anhar, RAP dan Figha Lesmana yang kini ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
Demonstrasi nasional yang berlangsung pada 25–31 Agustus dipicu oleh kenaikan tunjangan DPR RI dan berujung bentrokan di sejumlah kota.
Komnas HAM mencatat sedikitnya 10 korban jiwa, sebagian di antaranya diduga akibat kekerasan aparat.
Gelombang protes dari masyarakat sipil menyerukan reformasi menyeluruh terhadap institusi kepolisian dan perlindungan hak-hak sipil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.