Program Makan Bergizi Gratis
Ciri-ciri dan Pertolongan Pertama saat Keracunan Makanan, Simak Cara Mudah Menghindarinya
Dalam artikel ini, Tribunnews.com merangkum ciri-ciri dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan makanan, usai ramai keracunan MBG.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah ciri-ciri dan pertolongan pertama saat keracunan makanan, serta cara menghindarinya.
Sejumlah siswa dari berbagai wilayah di Indonesia, diduga keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program MBG pertama kali diluncurkan pada 6 Januari 2025.
Tujuan awal MBG yakni menyediakan makanan bergizi gratis untuk anak sekolah, balita, ibu hamil, dan kelompok rentan, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
Badan Gizi Nasional (BGN) selama September 2025 telah menghentikan operasional sementara SPPG di Garut, Jawa Barat (1 SPPG); Tasikmalaya, Jawa Barat (1 SPPG); Banggai, Sulawesi Selatan (1 SPPG); Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat (kasus terbaru).
Dari catatan BGN, kasus keracunan MBG selama 9 bulan ini berdampak pada 4.711 penerima manfaat dengan jumlah porsi MBG yang dibuat dan disebarkan sekitar 1 miliar porsi.
Dalam artikel ini, Tribunnews.com merangkum ciri-ciri dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan makanan.
Dilansir pusatkrisis.kemkes.go.id, makanan yang kurang higienis dapat menyebabkan keracunan, terutama apabila usia makanan tersebut terlalu lama dan mendekati tanggal kedaluwarsa.
Ciri-ciri yang dapat diketahui pada saat seseorang mengalami keracunan adalah jika racunnya Arsenik, maka ia menyerang usus yang menyebabkan penderita mengalami diare, pendarahan di ginjal, mual, serta muntah.
Sedangkan, jika akibat keracunan obat maka menyebabkan tubuh menjadi kuning karena menyerang liver serta penderita tidak dapat buang air kecil.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah kenali gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas, biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah makan atau minum sesuatu.
Baca juga: Sedot Anggaran Ratusan Triliun, MBG Disebut Jadi Motor Penggerak Ekonomi Rakyat
Setelah itu, segera minum susu kental atau air mineral sebanyak-banyaknya.
Air kelapa muda juga telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
Selanjutnya, jika ingin muntah segera muntahkan, namun jika tidak, beristirahatlah sampai kondisi membaik.
Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala yang lebih parah, sebaiknya segera ditangani secara langsung oleh ahli medis.
Adapun cara lain mengobati orang yang mengalami keracunan makanan secara alami di antaranya meminum teh, air jahe,memakan kulit delima yang telah diparut halus, lidah buaya yang telah diolah menjadi jus, serta yogurt yang dapat menyembuhkan muntah dan sakit perut.
Sementara itu, berikut pertolongan pertama menghadapi kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan:
1. Jika kita melihat teman atau saudara kita terkena keracunan makanan yang diikuti oleh gejala diare, pusing, mual hingga muntah, ada baiknya tempatkan dulu di tempat nyaman. Setelah itu membantu penderita agar bisa berbaring dengan posisi sejajar.
2. Jika masih mual hingga muntah, berikan cairan pengganti sementara seperti, air putih, oralit atau air kelapa untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
3. Berikan tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan yang diminum dengan air putih.
4. Jika masih belum ada perubahan, ada baiknya kita bawa ke rumah sakit untuk beri penanganan lebih lanjut. Karena jika terlambat dibawa ke rumah sakit, dikhawatirkan akan semakin memperparah kondisi korban keracunan tersebut.
Cara Hindari Keracunan Makanan
Simak cara mudah untuk menghindari keracunan makanan sebagaimana dikutip dari ayosehat.kemkes.go.id:
1. Pilih bahan makanan dengan bijak
Menghindarkan keracunan makanan dilakukan mulai saat Anda berbelanja makanan.
Pastikan memilih bahan makanan yang bijak dan fresh.
Jangan lupa membukus daging dan memisahkan dengan makan lain.
Setelah sampai di rumah, letakkan di dalam lemari es, jika belum ingin dimasak.
Jangan lupa perhatikan tanggal kedaluwarsa.
2. Cuci sebelum memasaknya
Sebelum memasaknya, semua bahan makanan perlu dicuci dengan benar.
Bahkan, setelah mengupas bahan makanan sekalipun, langkah pencucian harus dilakukan.
Bisa saja zat patogen masuk ke dalam makanan tersebut.
3. Selalu cuci tangan
Sangat penting untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, sebelum atau setelah menyiapkan makanan.
Terlebih lagi, setelah memegang hewan, cuci tangan hingga bersih.
Jangan lupakan untuk membersihkan peralatan memasak yang akan digunakan.
Baca juga: 105 Siswa di Sumedang Keracunan MBG, Puluhan Ambulans Dikerahkan, Pemkab Tanggung Biaya Pengobatan
4. Pisahkan makanan
Memisahkan makanan mentah dan yang sudah dimasak, akan menghindarkan terjadinya kontaminasi.
Selain itu, antara daging mentah dan makanan laut mentah juga harus dipisahkan, jika disimpan dalam lemari es. Tempatkan pada wadah tertutup.
Saat memasak lebih baik menggunakan talenan yang berbeda, untuk sayuran, daging dan makanan laut.
Buang segera makanan yang kedaluwarsa, basi, atau membusuk.
5. Masak makanan hingga benar-benar matang
Memasak dengan benar akan menghindarkan Anda dari keracunan makanan.
Pasalnya, cara memasak yang benar akan membunuh semua bakteri yang terkandung, terlebih pada bahan laut dan daging.
Untuk memasak daging tidak perlu matang hingga luar dalam.
Hanya persiapannya saja lebih higienis.
Sedangkan untuk memasak ikan perhatikan tingkat kesegarannya.
Semakin lama ikan terpapar udara atau mati, maka semakin lama memasaknya.
6. Panaskan sebelum dihidangkan
Jika ada makanan tersisa dan berencana untuk menyantapnya kembali, maka Anda harus memanaskannya terlebih dahulu.
Makanan yang tidak dipanaskan, berisiko timbul patogen yang menyebabkan keracunan makanan.
Namun, tidak semua makanan bisa dipanaskan ulang.
Perbedaan Alergi dan Keracunan
Sementara itu, alergi disebut menjadi satu di antara penyebab munculnya korban jatuh sakit setelah menyantap makan bergizi gratis (MBG).
Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Yogi Prawira, SpA, Subs ETIA(K), menjelaskan perbedaan mendasar antara alergi dan keracunan.
“Kalau keracunan itu sesudah mengonsumsi makanan-minuman yang terkontaminasi."
"Sementara alergi itu adalah reaksi sistem imun tubuh terhadap protein tertentu dalam makanan yang oleh tubuh individu tersebut dianggap berbahaya,” ujarnya pada media briefing virtual, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: Pimpinan DPR: Kita Tidak Ingin Program MBG Rusak Hanya Karena Pengawasannya Lemah

Adapun keracunan makanan terjadi akibat kontaminasi bakteri, virus, parasit, atau bahan kimia.
Gejalanya muncul beberapa jam hingga dua hari setelah konsumsi.
Karena satu sumber makanan bisa mencemari banyak orang sekaligus, keracunan cenderung menimbulkan kasus massal.
Gejalanya dimulai dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare.
Pada kasus berat bisa disertai demam, pandangan kabur, hingga kelemahan otot.
Di sisi lain, alergi makanan bersifat sangat individual.
Seseorang yang alergi bisa bereaksi keras terhadap makanan tertentu.
Sementara orang lain yang mengonsumsi makanan sama tetap sehat.
Reaksi muncul lebih cepat dibanding keracunan, mulai dari menit hingga beberapa jam setelah konsumsi.
Gejala alergi biasanya lokal, seperti gatal-gatal, bengkak di wajah atau bibir, biduran, hingga sesak napas bila pembengkakan terjadi di saluran pernapasan.
Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Rina Ayu Panca Rini/Aisyah Nursyamsi)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.