Program Makan Bergizi Gratis
Jangan Panik, Ini Pertolongan Pertama Anak Keracunan Makanan agar Tidak Fatal
Keracunan makanan bukanlah kasus ringan karena jika tidak ditangani dengan cepat, anak bisa mengalami dehidrasi parah hingga berujung fatal.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus keracunan makanan massal yang menimpa ribuan anak setelah menyantap sajian program makan bergizi gratis (MBG) beberapa waktu lalu menjadi pengingat penting bagi orang tua maupun sekolah.
Keracunan makanan bukanlah kasus ringan. Jika keracunan tidak ditangani dengan cepat, anak bisa mengalami dehidrasi parah hingga berujung fatal.
Maka, pengetahuan tentang pertolongan pertama menjadi kunci yang menyelamatkan nyawa.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Terapi Intensif Anak (UKK ETIA) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Yogi Prawira, Sp.A, Subs ETIA(K), menegaskan langkah sederhana dapat membantu pemulihan anak.
“Yang pertama adalah anak yang mengalami keracunan tadi diistirahatkan terlebih dahulu. Jangan beraktifitas dulu untuk membantu tubuhnya recovery atau perbaikan. Yang kedua, walaupun tadi muntah-muntah, tetap didorong untuk minum yang banyak,” ungkapnya pada media briefing, Kamis (25/9/2025).
Minum Sedikit-Sedikit, tapi Sering
Anak yang muntah dan mengalami diare berisiko besar kehilangan cairan. Namun, bukan berarti anak harus dipaksa minum dalam jumlah banyak sekaligus.
Menurut Yogi, cairan harus diberikan sedikit demi sedikit, tetapi sering.
“Bisa dengan air, bisa dengan oralit,” katanya.
Hal ini bertujuan agar cairan lebih mudah diterima tubuh tanpa memicu muntah lebih lanjut.
Orang tua bisa menyiapkan larutan oralit atau cairan rehidrasi lain yang aman.
Baca juga: Kenali Gejala Keracunan Makanan pada Anak, Bisa Berujung Dehidrasi Berat
Asupan Makanan yang Tepat
Setelah muntah dan diare mulai mereda, anak tetap boleh makan.
Namun, makanan harus dipilih yang lembut dan ramah untuk lambung. Bubur, pisang, atau roti menjadi pilihan tepat.
Sebaliknya, hindari makanan pedas, asam, atau berlemak. Begitu pula dengan susu atau minuman berkafein karena dapat memperparah gangguan pencernaan.
Obat Diare Tidak Disarankan
Banyak orang tua panik ketika anak diare lalu langsung memberikan obat penyetop diare. Padahal, menurut Yogi, hal itu justru berbahaya.
“Kalau kita berikan, yang terjadi adalah toksin atau bakteri, ataupun apapun tadi yang mengkontaminasi makanan-minuman, itu akan tertahan pengeluarannya dari tubuh, sehingga tidak disarankan,” tegasnya.
Program Makan Bergizi Gratis
Program MBG Didesak Dimoratorium Buntut Banyak Kasus Keracunan hingga Gerus Anggaran Pendidikan |
---|
Alergi Disebut Salah Satu Sebab Kasus MBG, IDAI Jelaskan Perbedaannya dengan Keracunan |
---|
Puluhan Siswa di Cianjur Keracunan MBG, Guru yang Ikut Cicipi Tempe Muntah-muntah |
---|
Dedi Mulyadi Tanggapi Tingginya Angka Keracunan di Jawa Barat, Bagaimana Nasib Kelanjutan MBG? |
---|
Keracunan MBG Terus Terjadi, Pemerintah Diminta Segera Evaluasi Total |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.