RI Hadapi Krisis Sampah, Penambahan TPA Baru Bukan Solusi, Justru Bisa Picu Konflik Sosial
Sebagian besar sampah berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah melebihi kapasitas.Penambahan TPA baru dinilai bukan lagi jawaban yang baik
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
willy Widianto
Tribun Jabar/Rahmat Kurniawan
PEMULUNG DI TPA - Aktivitas pemulung di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (9/3/2025). Pengamat dan praktisi pengelolaan sampah, Bijaksana Junerosano menegaskan, TPA tidak dapat lagi menjadi andalan utama dalam menanggulangi masalah sampah di masa depan. Teknologi Waste to Energy (WtE) dapat menjadi terobosan penting dalam pengelolaan sampah nasional.
Sano optimistis, penerapan WtE yang tepat dapat membantu Indonesia mencapai target RPJMN 2029, yakni 100 persen sampah terkelola, sekaligus mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.
Baca juga: Profil TPA Galuga Bogor yang Tewaskan Operator Beko, Pernah Longsor Tahun 2010 dan 2021
“WtE adalah teknologi dengan dampak pencemaran minim dan mampu menghasilkan energi sebagai nilai tambah. Ini akan meningkatkan kualitas lingkungan serta mendorong diversifikasi energi menuju Net Zero Emission 2060,” tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.