Kunjungan Presiden Brazil, Great Institute: Lula Sukses Wujudkan Sosialisme

Ringkasan Berita:

• Brazil sebagai negara yang sudah lama menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak 1955
• Brazil berhasil mewujudkan program MBG untuk 40 juta anak usia sekolah setiap hari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada hari Kamis (23/10/2025).

Ia disambut oleh Presiden Prabowo di Istana Negara pada pagi ini dalam upacara kenegaraan dan dilanjutkan dengan agenda pertemuan bilateral bersama delegasi kedua negara.

Ketua Dewan Direktur GREAT Institute Dr. Syahganda Nainggolan menyatakan apresiasi atas kunjungan Lula da Silva ke Jakarta pada hari ini.

"Lula adalah pemimpin yang sukses mewujudkan sosialisme sebagai ideologi yang memakmurkan rakyat di Brazil," ungkap aktivis pro demokrasi tersebut.

Syahganda menambahkan, Brazil sebagai negara yang sudah lama menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak 1955, menambahkan program-program kebijakan sosial lainnya seperti jaminan kesehatan, pendidikan gratis.

"Di bawah Lula da Silva, Brazil berhasil mewujudkan program MBG untuk 40 juta anak usia sekolah setiap hari, dan Indonesia perlu mencontoh keberhasilan Brazil dalam menjalankan program ini di tengah banyaknya masalah seperti keracunan," tegas Syahganda.

Baca juga: Presiden Afsel dan Brazil Kunjungi Jakarta 22-24 Oktober, Berikut Rekayasa Lalu Lintas

Ketua Dewan Penasihat GREAT Institute Mohammad Jumhur Hidayat menambahkan, Lula da Silva adalah tipe pemimpin yang lahir dari gerakan buruh sehingga memiliki keberpihakan yang sangat tegas terhadap pemberdayaan kaum buruh.

"Program-program sosialis Lula menyasar paling utama ke kaum buruh, seperti jaminan kesehatan, pendidikan gratis hingga MBG untuk anak-anak kaum buruh," tegas Ketua Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia tersebut.

Lula dalam pidatonya mengapresiasi peranan Indonesia dalam perdamaian dunia, ia menyebut dunia berutang jasa pada Indonesia.

"Dunia berkembang memiliki utang sejarah kepada Indonesia, karena 70 tahun lalu, Konferensi Asia-Afrika di Bandung telah menjadi fondasi gerakan solidaritas negara-negara berkembang,” kata Presiden Lula.