Kamis, 30 Oktober 2025

Menkes: Kesehatan Bukan Hanya Urusan Medis, Tapi Juga Urusan Pertahanan Negara

Ancaman biologis tidak mengenal batas negara dan tidak bisa ditangani sendirian. Dibutuhkan sinergi lintas sektor.

|
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025) malam. 
Ringkasan Berita:
  • Kolaborasi lintas sektor antara dunia kesehatan dan pertahanan jadi sorotan IMEDIC 2025
  • Aspek kesehatan dan pertahanan negara harus berjalan beriringan
  • Kolaborasi sektor kesehatan dan pertahanan menjadi kebutuhan strategis

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kolaborasi lintas sektor antara dunia kesehatan dan pertahanan menjadi sorotan utama dalam pembukaan The 2nd International Military Medicine Symposium & Workshop (IMEDIC 2025) yang digelar di Jakarta belum lama ini.

Acara dibuka oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, didampingi Presiden World Council of Stem Cell (WOCS) dan World Council of Preventive Medicine (WOCPM) Prof. Dr. Deby Vinski, Wakil Menteri Pertahanan RI TNI (Purn) Marsekal Donny Ermawan T., M.D.S., M.Si.(Han), serta Kepala BPOM Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., Ph.D.

Turut hadir sejumlah tokoh nasional, antara lain Prof. dr. Daniel Tjen, Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P (Ketua IndoHCF), serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertahanan, dan berbagai lembaga riset strategis.

Baca juga: Cerita Budi Gunadi Sadikin Jadi Menteri Covid-19 Sebelum Menjadi Menkes

Pembukaan IMEDIC 2025 ditandai dengan penekanan bola simbolis oleh Menkes, Prof. Deby Vinski, Wamenhan, dan Kepala BPOM, sebagai tanda dimulainya forum internasional bertema Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services.

Dalam sambutannya, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa penguatan sistem kesehatan nasional tidak bisa dilakukan secara sektoral. 

Menurutnya, pandemi global telah menjadi pelajaran penting bahwa aspek kesehatan dan pertahanan negara harus berjalan beriringan.

“Kesehatan bukan hanya urusan medis, tapi juga urusan pertahanan negara. Ancaman biologis tidak mengenal batas negara dan tidak bisa ditangani sendirian. Dibutuhkan sinergi lintas sektor, baik pemerintah, militer, maupun dunia riset,” ujar Budi.

Ia menambahkan, Kementerian Kesehatan kini terus memperkuat sistem deteksi dini, laboratorium biosekuriti, serta memperluas kerja sama internasional di bidang riset dan keamanan biologis.

 

SIMPOSIUM INTERNASIONAL - Pembukaan The 2nd International Military Medicine Symposium & Workshop (IMEDIC 2025) yang digelar di Aston Jakarta. Acara ini diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, didampingi Presiden World Council of Stem Cell (WOCS) dan World Council of Preventive Medicine (WOCPM), Prof. Dr. Deby Vinski, serta Wamenhan RI TNI (Purn) Marsekal Donny Ermawan T., M.D.S., M.Si.(Han), dan Kepala BPOM Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., Ph.D.
SIMPOSIUM INTERNASIONAL - Pembukaan The 2nd International Military Medicine Symposium & Workshop (IMEDIC 2025) yang digelar di Aston Jakarta. Acara ini dibuka  Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, didampingi Presiden World Council of Stem Cell (WOCS) dan World Council of Preventive Medicine (WOCPM), Prof. Dr. Deby Vinski, serta Wamenhan RI TNI (Purn) Marsekal Donny Ermawan T., M.D.S., M.Si.(Han), dan Kepala BPOM Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., Ph.D. (ist)

“Kita ingin memastikan Indonesia siap menghadapi ancaman kesehatan di masa depan. Bukan hanya dengan infrastruktur yang kuat, tapi juga jejaring kolaboratif yang terbangun di tingkat global,” tambahnya.

Wamenhan Marsekal Donny Ermawan menilai bahwa kolaborasi antara sektor kesehatan dan pertahanan kini menjadi kebutuhan strategis.

“Biosecurity dan biosafety merupakan bagian integral dari ketahanan negara. Kolaborasi ini memastikan kesiapan kita dalam menghadapi ancaman biomedis di masa depan,” ujarnya.
 
Prof. Deby Vinski: Indonesia Makin Diperhitungkan di Dunia

Sebagai ilmuwan sekaligus Presiden WOCS dan WOCPM berbasis di Paris, Prof. Dr. Deby Vinski menilai IMEDIC 2025 menjadi tonggak penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kiprah dan kontribusi nyata di bidang kedokteran preventif, regeneratif, dan militer.

“Kehadiran para tokoh internasional di IMEDIC 2025 mencerminkan kontribusi Indonesia dalam riset kedokteran militer, biosecurity, dan teknologi kesehatan berbasis stem cell serta quantum medicine,” ujar Prof. Deby.

Ia juga mengapresiasi kepemimpinan Mayjen (Purn.) Dr. dr. Dian Andriani Ratna Dewi, Sp.DVE. sebagai Ketua Komite IMEDIC 2025 dan Mayjen TNI Dr. dr. Prihati Pujowaskito sebagai Ketua Umum PERDOKMIL.

Menurutnya, kedua tokoh tersebut berhasil memperkuat kerja sama antara tenaga medis militer dan komunitas riset internasional.

“Kehadiran Indonesia di forum seperti IMEDIC menjadi bagian dari misi besar untuk menyatukan kekuatan ilmiah dunia dalam menghadapi ancaman kesehatan global,” katanya.
 
Selain simposium dan diskusi strategis, IMEDIC 2025 juga menghadirkan paparan ilmiah, business matching, penandatanganan kerja sama riset internasional, hingga pameran inovasi teknologi medis.

Pada malam Gala Dinner, panitia memberikan penghargaan Fellowship FIMMA kepada sejumlah tokoh berprestasi di bidang kesehatan dan kebijakan publik, antara lain Prof. Dr. Deby Vinski, Prof. Dr. Ali Ghufron (Ketua BPJS Kesehatan), dan Dr. dr. Supriyantoro (Ketua Umum IndoHCF).

Beberapa rumah sakit dan lembaga riset nasional juga menerima penghargaan atas kontribusinya dalam inovasi dan peningkatan kualitas layanan medis.

Melalui IMEDIC 2025, Indonesia menegaskan peran strategisnya dalam pengembangan biosecurity, kedokteran preventif, dan regeneratif di tingkat global.

Kehadiran Prof. Deby Vinski sebagai pelopor riset stem cell dan quantum medicine, serta dukungan penuh dari Menkes Budi Gunadi Sadikin, menunjukkan bahwa Indonesia kini bukan hanya menjadi pengikut, melainkan kontributor aktif dalam ekosistem kesehatan internasional.

“Kita ingin Indonesia berdiri sejajar dengan negara-negara maju dalam riset dan inovasi kesehatan. Dengan kolaborasi global dan semangat gotong royong, kita bisa membangun sistem kesehatan yang tangguh dan berdaulat,” kata Budi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved