Selasa, 4 November 2025

Gubernur Sumsel dan Mendagri Hadiri Dies Natalis Unsri, Dukung Peranan Perguruan Tinggi Menuju 2045

Mendagri menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul demi terwujudnya Indonesia emas.

Editor: Content Writer
Istimewa
DIES NATALIS UNSRI - Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Prof. Dr. H. M. Tito Karnavian, MA., Ph.D menghadiri Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) yang digelar di Auditorium Unsri Kampus Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Senin (3/11/2025) pagi. Menteri Tito menyampaikan orasi dengan topik “Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045.” 

TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru, menghadiri Dies Natalis ke-65 Universitas Sriwijaya (Unsri) di Auditorium Unsri Kampus Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir pada Senin (3/11/2025) pagi.

Turut hadir Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Prof. Dr. H. M. Tito Karnavian, MA., Ph.D, Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si, sejumlah Forkopimda, serta para bupati dan wali kota se-Sumsel.

Mendagri Tito mengisi orasi dengan topik "Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Indonesia Emas 2045". Dalam orasinya, Mendagri menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul demi terwujudnya Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter, berpengetahuan, dan berdaya saing global.

Tito mengaku merasa terhormat bisa menyampaikan orasi ilmiah di kampus kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan tersebut. Menurut Menteri Tito, masih banyak generasi muda yang belum memahami secara utuh makna Indonesia Emas.

“Ilmu pengetahuan harus berangkat dari data dan fakta, bukan sekadar opini,” tegasnya di hadapan civitas akademika Unsri.

“Sebagian mengira Indonesia Emas hanya perayaan 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Padahal, Indonesia Emas adalah target besar bangsa yang juga didukung prediksi lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia,” jelasnya.

Baca juga: Perkuat Pelayanan Publik, Gubernur Herman Deru Lantik 1.305 PPPK Tahap II Pemprov Sumsel

Mendagri menyebut, berdasarkan proyeksi ekonomi global Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dengan menempati posisi keempat atau kelima pada 2045.  Namun demikian, untuk mencapai status negara maju, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia harus melampaui 12.600 dolar AS per tahun atau setara sekitar Rp 16 juta per orang per bulan.

“Artinya, Indonesia akan sejajar dengan negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Jerman, Prancis, dan Australia,” ujarnya. Saat ini pendapatan rata-rata kita baru sekitar Rp7 juta. Artinya, kita masih termasuk kategori negara berkembang,” paparnya.

Mendagri menambahkan, Indonesia memiliki modal besar karena sudah menjadi bagian dari forum ekonomi dunia G20. Tantangan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keluar dari jebakan kelas menengah.

“Saat ini proporsi kelas menengah kita baru sekitar 17 persen, padahal untuk menjadi negara maju minimal harus 47 persen. Tapi saya optimistis kita bisa mencapainya,” imbuhnya.

Tito menjelaskan, optimisme tersebut didasari oleh dua hal, yaitu perubahan paradigma global dan pengalaman empiris. Secara teoritis, dunia tengah mengalami pergeseran paradigma dari realisme ke liberalisme. 

“Pertarungan antarnegara kini tidak lagi menggunakan kekuatan militer, melainkan dominasi melalui instrumen non-tradisional seperti ekonomi, keuangan, teknologi, siber, dan budaya,” terangnya.

Baca juga: Gubernur Herman Deru: Pelabuhan Tanjung Carat Jadi Babak Baru Ekonomi Sumsel

Secara geopolitik, Indonesia juga memiliki keunggulan strategis dengan wilayah luas, sumber daya alam melimpah, serta posisi geografis penting di jalur perdagangan internasional seperti Selat Malaka.

“Kita sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai negara dominan dunia. Hanya saja, mungkin kita sendiri belum sepenuhnya menyadarinya,” ujarnya.

Mendagri pun menekankan bahwa pembangunan SDM menjadi kunci utama menuju Indonesia Emas. Ia mencontohkan Singapura sebagai negara kecil tanpa sumber daya alam, namun berhasil maju berkat SDM yang terdidik dan berdaya saing. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved