Minggu, 9 November 2025

Prabowo Bilang Dirinya dan Jokowi Hopeng, Ray Rangkuti: Hubungannya Retak, tapi Tak Boleh Kelihatan

Pengamat politik Ray Rangkuti menanggapi pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut, dirinya dan Jokowi adalah hopeng.

BIRO PERS KEPRESIDENAN
PRABOWO JOKOWI HOPENG - Presiden RI Prabowo Subianto saat memimpin rapat terbatas (ratas) secara daring dari Singapura pada Selasa, (17/6/2025). Pengamat politik Ray Rangkuti menanggapi pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut, dirinya dan Jokowi adalah hopeng, istilah yang artinya sahabat karib atau teman dekat yang sangat dipercaya. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden RI Prabowo Subianto membantah dikendalikan oleh Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dan mengaku dirinya dengan Jokowi adalah hopeng alias sahabat karib.
  • Pengamat politik Ray Rangkuti justru menilai, bahwa sebenarnya relasi antara dua tokoh tersebut sudah retak.
  • Menurut Ray, hubungan baik Prabowo dan Jokowi hanya sebatas pertemanan, bukan hubungan politik.

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik Ray Rangkuti menanggapi pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang menyebut, dirinya dan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah hopeng alias sahabat karib.

Adapun Prabowo juga telah menegaskan, dirinya tidak berada di bawah kendali pendahulunya, Jokowi.

Menurut Mantan Menteri Pertahanan RI ini, Jokowi tidak pernah menitipkan apa pun kepada dirinya.

Hal tersebut, disampaikan Prabowo dalam acara peresmian pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).

"Saya bukan Prabowo takut sama Jokowi, Prabowo masih dikendalikan oleh Pak Jokowi, enggak ada itu," kata Prabowo.

"Pak Jokowi itu tidak pernah nitip apa-apa sama saya. Ya saya harus katakan yang sebenarnya kan begitu," sambungnya.

Lebih lanjut, Prabowo menegaskan, hubungan antara dirinya dengan Jokowi dibangun dengan rasa pertemanan atau persaudaraan, bukan rasa takut.

Sehingga, ia mengatakan, tidak benar narasi yang menyebut bahwa dirinya takut dengan ayah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu.

Bahkan, Prabowo menyebut, dirinya dan Jokowi adalah hopeng, istilah yang artinya sahabat karib atau teman dekat yang sangat dipercaya.

Kata 'hopeng' berasal dari dialek Hokkien (China),  好朋 hó-pêng, yang secara harfiah berarti teman baik.

"Pak Prabowo takut sama Pak Jokowi. Enggak ada itu. Untuk apa saya takut sama beliau? Aku hopeng sama beliau, kok takut," tutur Prabowo sembari tertawa.

Baca juga: Prabowo Sindir Sikap Mengolok Pemimpin Usai Lengser: Saat Berkuasa Disanjung-sanjung

Hubungan Politik Prabowo-Jokowi Dinilai Sudah Retak

Terkait pernyataan Prabowo yang membantah dirinya dikendalikan Jokowi dan justru adalah hopeng, Ray Rangkuti menilai bahwa sebenarnya relasi antara dua tokoh tersebut sudah retak.

Menurutnya, hubungan baik Prabowo dan Jokowi hanya sebatas pertemanan, bukan hubungan politik.

Hal tersebut, disampaikan Ray Rangkuti dalam tayangan Kompas Petang yang diunggah pada Kamis (6/11/2025).

"Seperti yang berulang kali saya sebut, hubungan Pak Prabowo dengan Jokowi itu sebetulnya retak," kata Ray.

"Meskipun berulang-ulang kali disebutkan oleh Pak Prabowo bahwa beliau baik-baik saja hubungannya dengan Pak Jokowi gitu. Tapi, ya sebagai hubungan pertemanan."

"Sebab, hubungan baik itu kan banyak ragam-ragamnya. Ada teman kongkow-kongkow, ada teman ngopi-ngopi, ada teman bisnis, ada teman macam-macam, tapi belum tentu itu teman politik," lanjutnya.

Dengan istilah hopeng, menurut Ray, Prabowo hanya menegaskan hubungannya dengan Jokowi memang baik, sebatas pertemanan antara presiden dan mantan presiden.

Namun, belum tentu hubungan politik keduanya baik.

Meski begitu, kata Ray, Prabowo tidak mau keretakan hubungan tersebut terlihat publik.

"Nah, Pak Prabowo kelihatan mau menegaskan hubungan saya dengan Pak Jokowi itu hopeng, hubungan manusia dengan manusia ya, presiden dengan mantan presiden ya, tapi hubungan politik belum tentu," papar Ray.

"Artinya, hubungan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi itu belum tentu melekat."

"Boleh jadi itu retak, tetapi di dalam dunia politik ini, kan harus ada yang disebut dengan tarik-ulur. Kadang-kadang kita ulur, kadang-kadang kita tarik," imbuhnya.

Upaya tidak menunjukkan keretakan hubungan politik ini, menurut Ray, karena bagaimanapun, Jokowi menjadi tokoh penting bagi Prabowo sehingga bisa terpilih menjadi presiden.

"Nah, karena bagaimanapun Pak Jokowi tetap penting bagi kekuasaan Pak Prabowo, sehingga enggak mungkin akan dilepas begitu saja."

"Itulah yang saya istilahkan itu diretakkan tapi tidak dibelah," ucap Ray lagi.

Ray Rangkuti lantas menjelaskan, keretakan hubungan politik terlihat ketika anggota keluarga Jokowi tidak lagi mendapat peran menonjol dari Prabowo selaku presiden.

Misalnya, soal anak sulung Jokowi, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka, dianggap Ray tidak terlalu kentara peran politiknya.

"Nah, [keretakan] harus dilihat dari soal seberapa besar peranan politik yang diberikan kepada keluarga Pak Jokowi, misalnya Gibran," tutur Ray.

"Sejauh ini, justru yang saya lihat adalah makin sempitnya peranan Gibran dan peranan Pak Jokowi dalam pemerintahan Pak Prabowo gitu."

"Tetapi kan keretakan itu tidak boleh diumbar kepada publik, karena itu berbeda dengan filosofinya Pak Prabowo sendiri yang menginginkan semua pemimpin itu harus kelihatan akur, meskipun sebetulnya di dalamnya saling sikat sana-sini," lanjutnya.

Kali Kedua Prabowo Bantah Dikendalikan Jokowi

Pernyataan Prabowo pada Kamis (6/11/2025) tadi, merupakan kali kedua ia menegaskan tidak dikendalikan oleh Jokowi.

Sebelumnya, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025) lalu, Prabowo juga mengungkit hal yang sama.

"Saya dibilang, apa itu, presiden boneka. Saya dikendalikan oleh Pak Jokowi, seolah Pak Jokowi tiap malam telepon saya, saya katakan itu tidak benar," kata Prabowo.

Prabowo mengakui, dirinya sering berkonsultasi dengan Jokowi untuk meminta pendapat dan saran terkait pengalaman 10 tahun memimpin Indonesia.

Namun, konsultasi dengan mantan presiden menurut Prabowo adalah hal yang lumrah.

Selain Jokowi, Prabowo juga meminta saran dan pendapat ke Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

Menurut Prabowo, pertemuannya dengan Jokowi, SBY, dan Megawati bukanlah hal yang bermasalah.

"Saya menghadap beliau enggak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," kata Prabowo.

"Kalau bisa bahkan menghadap Gus Dur. Menghadap Pak Harto, menghadap Bung Karno, kalau bisa," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Rizki A./Taufik Ismail)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved