Profil dan Sosok
Rekam Jejak Badrodin Haiti, Idham Azis, dan Tito, 3 Eks Kapolri Jadi Anggota Komite Reformasi Polri
Inilah rekam jejak Badorin Haiti, Idham Azis, dan Tito Karnavian, 3 mantan Kapolri yang menjadi anggota Komite Reformasi Polri.
Ringkasan Berita:
- Presiden Prabowo Subianto akhirnya melantik secara resmi anggota Komite Reformasi Polri
- Ada 3 mantan Kapolri yang menjadi anggota Komite Reformasi Polri
- Ketiga eks Kapolri tersebut yakni Badrodin Haiti, Idham Azis, dan Tito Karnavian
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik 10 anggota Komite Reformasi Polri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dipercaya menjadi ketua sekaligus anggota Komite Reformasi Polri.
Dari 10 anggota itu, ada 3 mantan Kapolri yang mendapat amanah dari Prabowo untuk bergabung di Komite Reformasi Polir.
Mereka adalah Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti, Jenderal Pol (Purn) Idham Azis, dan Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian.
Anggota Komite Reformasi Polri diminta Prabowo untuk melakukan kajian menyeluruh terhadap institusi Polri.
"Jadi saudara-saudara di sini saya berharap akan mengkaji institusi Polri, segala kebaikan dan kekurangan. Marilah kita memikirkan kepentingan bangsa dan negara," kata Prabowo.
Baca juga: Lemkapi Sebut 10 Tokoh di Komite Reformasi Polri Bukan Orang Sembarangan, Diyakini Beri Dampak Besar
Berikut daftar anggota Komite Reformasi Polri yang dilantik presiden:
Ketua:
- Jimly Asshiddiqie
Anggota:
- Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra
- Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Otto Hasibuan
- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
- Menteri Hukum Supratman Andi Agtas
- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
- Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD
- Mantan Kapolri Idham Aziz
- Mantan Kapolri Badrodin Haiti
- Eks Wakapolri, kini Penasihat Khusus Presiden Bidang Keamanan, Ketertiban Masyarakat, Ahmad Dofiri
Lantas, seperti apakah sosok dan rekam jejak Badrodin Haiti, Idham Azis, dan Tito Karnavian? Berikut informasi lengkapnya.
Rekam jejak Badroin Haiti, Idham Azis, dan Tito Karnavian
1. Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti
Badordin Haiti adalah Kapolri periode 16 Januari 2015 hingga 13 Juli 2016 era Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Saat itu, Badrodin menggantikan posisi Jenderal Purn Sutarman.
Badordin merupakan alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1982 sekaligus peraih Adhi Makayasa.
Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara pun sudah pernah ia emban.
Badrodin tercatat pernah menjabat sebagai Kapolres Probolinggo Polwil Malang (1999), Kapoltabes Medan (2000), Dirreskrim Polda Jatim (2003), dan Kapolwiltabes Semarang (2004).
Selain itu, Badrodin Haiti juga pernah menduduki posisi jabatan sebagai Kapolda Banten (2004), Seslem Lemdiklat Polri (2005), Kapolda Sulteng (2006), dan Dir I/Kamtrannas Bareskrim Polri (2008–2009).
Tak sampai di situ, jenderal bintang 4 ini juga sempat menjabat sebagai Kapolda Sumut (2009–2010), Kadivkum Polri (2010), Kapolda Jatim (2010–2011), dan Sahli Kapolri (2011).
Karier Badrodin makin moncer setelah ia diutus sebagai Asops Kapolri pada 2011.
Pada 2013, Badrodin diangkat menjadi Kabaharkam Polri.
Tak berselang lama, ia diamanahkan untuk menjabat sebagai Wakapolri pada 2014.
Satu tahun kemudian, Badrodin diangkat menjadi Kapolri.
2. Jenderal Pol (Purn) Idham Azis
Idham Azis menjabat sebagai Kapolri pada November 2019 sampai Januari 2021.
Ia menggantikan posisi Tito Karnavian sebagai Kapolri saat itu.
Pada masa akhir jabatannya, Idham Azis kemudian digantikan oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Idham Azis adalah lulusan Akpol 1988.
Baca juga: Prabowo Ungkap Tugas Utama Komite Percepatan Reformasi Polri: Lakukan Kajian dan Beri Rekomendasi
Mantan Kapolri kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara, 30 Januari 1963 itu juga pernah menduduki posisi Kabareskrim Polri sebelum dirinya menjabat sebagai Kapolri.
Nama Idham Azis langsung melejit berkat reputasinya dalam bidang reserse dan antiteror.
Ia pernah terlibat dalam penanganan kasus bom Bali II, Operasi Camar Maleo, sampai Operasi Tinombala di Poso ketika sebagai anggota Densus 88.
Idham Azis memulai kariernya di Densus 88 Anti-teror pada Juni 2005 dengan jabatan sebagai Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi.
Ia berhasil melumpuhkan otak bom bali pada 9 November 2005.
Setelah itu, Idham Azis dimutasi sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada akhir 2008.
Selang setahun, Idham Azis mendapatkan jabatan sebagai Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya.
Pada September 2010, Idham Azis didapuk menjadi Wakil Kepala Densus 88 Anti-teror Polri mendampingi Tito Karnavian.
Selama 2,5 tahun Idham Azis berada dijabatan tersebut.
Hingga akhirnya, ia dimutasi menjadi Dirtipikor Bareskrim Polri sekaligus mendapat promosi pangkat menjadi Brigjen atau jenderal bintang satu.
Idham Azis juga dipercaya sebagai Kapolda Sulawesi Tengah pada Oktober 2014.
Selang dua tahun, Idham Azis menjadi Inspektur Wilayah II Itawasum Polri pada Februari 2016.
Tak genap setahun, Idham Azis dimutasi menjadi Kapolda Metro Jaya.
Selanjutnya ia ditunjuk sebagai Kabareskrim Polri menggantikan Komjen Arief Sulistyanto.
Pada tahun 2019, Idham Azis resmi menduduki posisi Kapolri menggantikan Tito Karnavian.
3. Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian
Tito Karnavian adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) Polri yang sekarang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Indonesia.
Jabatan terakhir Jenderal Tito Karnavian di Polri yakni sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Kapolri.
Jenderal bintang 4 ini tercatat menjabat sebagai Kapolri pada tahun 2016 hingga 2019.
Sepanjang kariernya, Tito Karnavian juga pernah menduduki posisi sebagai Kapolda Metro Jaya hingga Kepala BNPT.
Jenderal Tito Karnavian resmi pensiun sebagai Pati Polri pada tahun 2019.
Setelah purnatugas dari Polri, Tito diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Mendagri sejak tahun 2019 hingga sekarang juga dipercaya Prabowo Subianto sebagai Mendagri.
Rekam jejak Jenderal Tito selama bertugas sebagai anggota polisi pun tak main-main.
Ia tercatat pernah menangani berbagai kasus penting di Indonesia, di antaranya Bom Kedubes Filipina (2000), Bom malam Natal (2000), Bom Bursa Efek Jakarta (2001), Bom Plaza Atrium Senen (2001), Bom Makassar (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali II (2005), Mutilasi 3 siswi di Poso (2006), Bom Pasar Tentena (2005), Bom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott (2009), Bom bunuh diri Polres Cirebon (2011), Bom Sarinah Thamrin (2016), dan Operasi Tinombala (2016–2019).
Tito juga pernah berhasil mendapat pengahargaan memimpin operasi antiteror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007).
Dalam kariernya di Polri, ia juga sukses menjadi anggota polisi yang berprestasi karena beberapa kali mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Berikut riwayat kepangkatan Tito Karnavian; Inspektur Polisi Dua (1987), Inspektur Polisi Satu (1990), Ajun Komisaris Polisi (1993), Komisaris Polisi (1997), Ajun Komisaris Besar Polisi (2001), Komisaris Besar Polisi (2005), Brigadir Jenderal Polisi (2009), Inspektur Jenderal Polisi (2011), Komisaris Jenderal Polisi (2016), dan Jenderal Polisi (2016).
Jenderal Tito Karnavian lahir di Palembang, Sumatra Selatan, pada tanggal 26 Oktober 1964.
Ia memiliki istri yang bernama Tri Suswati dan menganut agama Islam.
Tito dan Tri Suswati dikaruniai 3 orang anak yang bernama Muhammad Garda Ramadhito, Laviyah Augusta, dan Muhammad Taufan.
Ayahanda Tito Karnavian yakni bernama Achmad Saleh, sedangkan ibundanya bernama Kordiah.
Tito Karnavian memiliki dua saudara kandung yang bernama Prof. Dr. Diah Natalisa dan Dr. dr. Iwan Dakota.
M. Tito Karnavian adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987.
Di angkatannya itu, Tito berhasil meraih penghargaan sipil Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akpol.
Di Akpol, Tito Karnavian satu angkatan dengan eks Irwasum Polri Komjen Pol. (Purn.) Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si.
Sederet pendidikan yang pernah ditempuh Tito antara lain yakni SD Xaverius 4 di Palembang (1976), SMP Xaverius 2 di Palembang (1980), SMA Negeri 2 Palembang (1983), Akademi Kepolisian (1987), Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996), Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998) , Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998), Sespim Pol, Lembang (2000), Lemhannas RI PPSA XVII (2011), dan Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013).
Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Jenderal Pol. Purn. Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, B.A., M.A., Ph.D.
Karier Tito Karnavian telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.
Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.
Tito tercatat pernah menjabat sebagai Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987), Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991), Wakapolsek Metro Senen (1991–1992), Wakapolsek Metro Sawah Besar, Sespri Kapolda Metro Jaya (1996), Kapolsek Metro Cempaka Putih (1996–1997), Sespri Kapolri (1997–1999), dan Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000).
Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi sebagai Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002), Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulsel (2002), Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002–2003), Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003–2005), Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004–2005), dan Kapolres Serang Polda Banten (2005).
Tak sampai di situ, jenderal asal Palembang ini juga sempat menjabat sebagai Kasubden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005), Kasubden Penindak Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006), Kasubden Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006–2009), dan Kadensus 88/AT Bareskrim Polri (2009–2010).
Karier Tito makin cemerlang setelah ia didapuk sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, ia diangkat menjadi Kapolda Papua.
Setelah itu, Tito dimutasi sebagai Asrena Polri pada tahun 2014.
Satu tahun kemudian, Tito Karnavian dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya.
Lalu, ia didapuk menjadi Kepala BNPT pada tahun 2016.
Barulah setelah itu Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolri.
Kala itu, ia menggantikan posisi Jenderal Pol (Purn.) Badrodin Haiti.
Pada 2019, Tito Karnavian diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.
Di waktu yang sama, Tito diangkat menjadi Mendagri dalam Kabinet Indonesia Maju di kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.
(Tribunnews.com/Rakli)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.